



Psikologi Parenting: Anak-anak yang Orang Tuanya Bercerai, Biasanya Akan Mengembangkan 7 Perilaku Ini di Kemudian Hari
- Tumbuh dengan orangtua yang bercerai membentuk kepribadian Anda dengan cara yang mungkin tidak Anda sadari.
Dan perceraian, khususnya, dapat membentuk cara kita memandang hubungan, menangani emosi, dan menjalani kehidupan sebagai orang dewasa.
Namun, inilah masalahnya, perilaku-perilaku ini tidak selalu baik atau buruk. Perilaku-perilaku ini hanyalah pola-pola yang cenderung muncul, yang sering kali dipengaruhi oleh cara kita beradaptasi terhadap perubahan di usia muda.
Jadi, mari kita bahas lebih dalam. Dilansir dari geediting.com, Minggu (16/2), berikut ini delapan perilaku umum yang sering ditunjukkan orang-orang yang tumbuh dengan orang tua yang bercerai di kemudian hari, menurut psikologi.
1. Mereka sangat mandiri
Tumbuh dengan orangtua yang bercerai sering kali berarti belajar mengandalkan diri sendiri sejak usia dini.
Ketika orang tua Anda berpisah, Anda mungkin harus berpindah-pindah antara dua rumah, mengatur aturan yang berbeda, atau bahkan mengambil tanggung jawab yang tidak perlu dipikirkan oleh anak-anak lain.
Seiring berjalannya waktu, hal ini membangun rasa kemandirian yang kuat.
Banyak anak korban perceraian tumbuh dengan perasaan bahwa mereka tidak selalu dapat mengandalkan orang lain, sehingga mereka mengembangkan pola pikir yang mandiri.
2. Mereka adalah pembawa damai dalam hubungan
Ketika Anda tumbuh besar dan setiap hari menyaksikan orang tua Anda bertengkar, Anda akan segera belajar pentingnya menjaga perdamaian.
Banyak anak korban perceraian mengembangkan kebiasaan yang sama. Mereka menjadi sangat sadar akan ketegangan dan mencoba meredakannya sebelum meningkat.
Meskipun hal ini dapat menjadikan mereka mediator yang hebat, hal ini juga dapat menyebabkan kecenderungan untuk menyenangkan orang lain atau menekan kebutuhan mereka sendiri hanya untuk membuat orang lain senang.
3. Mereka berjuang dengan kepercayaan dalam hubungan
Ketika contoh cinta pertama Anda berakhir dengan perpisahan, mungkin sulit untuk sepenuhnya percaya bahwa hubungan akan bertahan lama.
Banyak orang yang tumbuh dengan orang tua yang bercerai mengembangkan rasa takut yang mendalam akan ditinggalkan, meskipun mereka tidak menyadarinya.
Mereka mungkin ragu untuk membuka diri sepenuhnya, selalu menjaga sebagian dari diri mereka, untuk berjaga-jaga jika keadaan tidak berjalan baik.
Belajar untuk percaya lagi dimulai dengan memahami bahwa ketidakpastian adalah bagian alami dari kehidupan. Kepercayaan dapat dibangun kembali, tetapi butuh waktu dan usaha yang sadar.
4. Mereka lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
Anak-anak dari orang tua yang bercerai sering kali tumbuh dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi, berpindah-pindah rumah, menyesuaikan diri dengan dinamika keluarga baru, dan belajar menghadapi ekspektasi yang berbeda-beda.
Perubahan yang konstan ini memaksa mereka mengembangkan tingkat kemampuan beradaptasi yang tinggi, yang dapat menjadi kekuatan sekaligus tantangan di kemudian hari.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami transisi kehidupan besar di awal cenderung lebih tangguh saat menghadapi ketidakpastian saat dewasa.
Mereka lebih cepat dalam memecahkan masalah, lebih baik dalam menangani stres, dan lebih terbuka terhadap pengalaman baru.
5. Mereka cenderung lebih percaya pada cinta
Mungkin tampak masuk akal untuk berasumsi bahwa orang-orang yang tumbuh dengan orang tua yang bercerai akan lebih skeptis tentang cinta.
Lagi pula, mereka telah melihat secara langsung bahwa hubungan tidak selalu bertahan lama.
Namun menariknya, penelitian menunjukkan bahwa yang sebaliknya sering kali benar.
Banyak anak korban perceraian mengembangkan hasrat yang kuat untuk cinta yang langgeng, tepatnya karena mereka tahu bagaimana rasanya ketika sebuah hubungan berakhir.
Mereka mungkin lebih berhati-hati dalam memilih pasangan romantis, dengan hati-hati mencari stabilitas dan koneksi untuk menghindari terulangnya masa lalu.
6. Mereka terlalu memikirkan konflik
Ketika Anda tumbuh besar dan menyaksikan pertengkaran meningkat, Anda belajar untuk memerhatikan dengan saksama setiap perubahan nada, setiap jeda, setiap perubahan kecil pada ekspresi seseorang.
Konflik tidak hanya sekadar terasa seperti perselisihan, tetapi terasa seperti tanda peringatan bahwa sesuatu akan berantakan.
Hal ini sering kali menyebabkan analisis berlebihan bahkan pada konflik terkecil sekalipun.
7. Mereka sangat berempati
Mengalami perceraian saat masih anak-anak sering kali berarti menjadi sangat peka terhadap emosi orang lain.
Baik itu merasakan ketika orang tua sedang marah atau mencoba menjaga kedamaian dalam situasi yang menegangkan, banyak anak korban perceraian mengembangkan rasa empati yang mendalam sejak usia muda.
Kesadaran yang tinggi akan emosi ini dapat menjadi kekuatan yang luar biasa. Hal ini memungkinkan mereka untuk terhubung secara mendalam dengan orang lain, memberikan dukungan yang berarti, dan menghadapi situasi sosial dengan kepekaan.
Mereka seringkali menjadi teman atau mitra yang secara naluriah mengetahui saat ada sesuatu yang salah, kadang-kadang bahkan sebelum orang lain mengatakan sepatah kata pun.
Tag: #psikologi #parenting #anak #anak #yang #orang #tuanya #bercerai #biasanya #akan #mengembangkan #perilaku #kemudian #hari