



Tidak Bersemangat? Intip 7 Alasan Mengapa Harus Melawan Kemalasan yang Dialami, Salah Satunya Merusak Hati Nurani
- Kemalasan, meskipun dimulai dengan hal-hal kecil, tetapi dapat secara cepat merusak kemajuan kita.
Ketika kita membiarkannya masuk, kita semakin terbiasa dengan kebiasaan buruk ini, dan akhirnya tugas-tugas yang seharusnya mudah menjadi lebih sulit. Keinginan bekerja berkurang, dan kita menjadi lebih enggan menghadapi tantangan.
Menyerah pada kemalasan sama dengan menerima kegagalan. Setiap kali kita menunda pekerjaan, atau melakukannya secara asal-asalan, ternyata justru merugikan diri sendiri dan melewatkan kesempatan berkembang.
Dikutip dari Aleteia, berikut ini beberapa alasan mengapa kita perlu melawan kemalasan yang dialami, salah satunya merusak hati nurani.
1. Karakter dibentuk oleh kebiasaan
Jika kita memilih menunda tugas hari ini, dan melanjutkannya lagi besok, maka kita secara perlahan akan membentuk kebiasaan buruk untuk tidak melakukan apa pun. Menghentikan kebiasaan yang sudah terbentuk memang tidak mudah, dan kita perlu berupaya lebih keras agar kembali ke jalur yang benar.
Pemulihan dari kebiasaan buruk bisa diibaratkan seperti proses penyembuhan setelah mengalami patah kaki. Sama halnya dengan ketika kita harus menjalani terapi fisik guna mengembalikan kekuatan dan kelenturan tubuh, kita juga harus melewati langkah-langkah pemulihan dengan penuh ketekunan dan kesabaran.
Bahkan tindakan yang tampaknya sederhana, seperti melangkah atau bergerak, dapat terasa lebih berat dan menantang pada awalnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dengan usaha yang konsisten dan tekad yang kuat, kita perlahan mampu kembali ke jalur yang benar dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada.
2. Kemalasan berhubungan dengan sikap negatif
Apabila kita membiarkan kemalasan berkembang tanpa kendali, maka kita akan melihat dampaknya meluas ke berbagai aspek kehidupan kita. Kemalasan yang terlihat tidak berbahaya pada awalnya, mampu merusak tingkat kesiapan dan kewaspadaan kita terhadap tantangan lain yang lebih besar. Memanjakan diri pada kemalasan itu seperti membiarkan udara dingin masuk lewat celah kecil di sebuah ruangan.
Meskipun celah tersebut terlihat sepele, udara dingin yang masuk perlahan akan merembes ke seluruh ruang dan membuatnya lebih sulit dipanaskan kembali. Begitu kemalasan masuk pada kehidupan kita, ia akan merembet ke segala hal, membuat kita semakin sulit kembali fokus dan penuh semangat guna menghadapi pekerjaan atau tujuan kita.
3. Merusak hati nurani
Saat kita membiarkan kemalasan mengambil alih, maka kita cenderung mencari alasan untuk membenarkan tindakan tersebut. Misalnya, kita mungkin berpikir, "Tidak ada yang memberitahuku," atau "Aku pikir bisa, tapi ragu." Alasan-alasan ini menjadi cara kita meyakinkan diri bahwa apa yang kita lakukan tidak begitu salah.
Awalnya, kita merasa bersalah dan tahu bahwa kita salah, namun rasa bersalah itu hilang akan hilang perlahan. Di awal, kita mungkin merasa cemas, tapi setelah beberapa kali melakukannya, kita menjadi lebih santai dan bahkan tidak memikirkannya lagi. Inilah yang berbahaya dari kemalasan sebab semakin kita memberinya ruang, semakin kita mengabaikan dampaknya, dan kebiasaan buruk itu pun akan sulit diubah.
4. Tidak punya waktu melakukan hal lainnya
Ketika kita terus-menerus menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya sudah diselesaikan lebih awal, kita malah membuat diri terjebak dalam keadaan terburu-buru. Dalam kondisi seperti ini, kita terpaksa mengerjakan segala sesuatu secara terburu-buru, tanpa memberi perhatian yang cukup pada detailnya. Akibatnya, kualitas pekerjaan kita bisa menurun, dan kita tidak mampu menyelesaikan tugas secara optimal.
Selain itu, kebiasaan menunda-nunda ini juga membawa stres yang terus-menerus sebab kita merasa terbebani dengan banyaknya hal yang harus diselesaikan pada waktu yang terbatas. Saat kita hidup pada keadaan yang terus-menerus mengejar tenggat waktu, maka kita akan merasa kelelahan dan sering kali tidak merasa puas dengan hasil yang dicapai karwna kita hanya sekadar berusaha memenuhi kewajiban tanpa memberikan yang terbaik.
5. Merusak prioritas
Kemalasan sering mengaburkan prioritas kita, membuat kita mengerjakan hal-hal yang seharusnya tidak menjadi fokus utama. Kita cenderung menunda tugas-tugas yang paling penting sebab biasanya, tugas-tugas tersebut juga yang paling sulit atau memerlukan usaha lebih. Keadan ini menjadi gangguan yang harus diatasi dan abaikan supaya bisa fokus pada hal-hal yang penting dan prioritas pada hidup kita.
6. Tugas jadi menumpuk
Apabila kita terus menunda pekerjaan rumah tangga, dalam waktu cukup singkat, maka kita akan terkejut dengan tumpukan tugas yang menumpuk di sekitar kita. Pakaian yang belum dicuci atau dilipat, piring menumpuk di wastafel sampai debu yang menutupi rak-rak semuanya bisa dengan cepat berubah menjadi pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Hal-hal kecil ini dapat menumpuk dan menjadi beban yang semakin sulit diatasi jika terus diabaikan.
7. Malas bisa merugikan diri sendiri dan orang lain
Kemalasan mampu merusak kebaikan kita, sehingga akan memengaruhi karakter diri kita secara keseluruhan. Saat kita membiarkan diri kita terjerat dalam kemalasan, kita mulai kehilangan rasa tanggung jawab dan disiplin. Kemalasan membuat kita cenderung menghindari tugas atau kewajiban yang seharusnya dihadapi, sehingga kita menjadi kurang dapat diandalkan dan lemah untuk mengambil keputusan.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini mampu membuat kita menjadi lebih plin-plan, ragu-ragu, dan tidak konsisten dalam tindakannya. Selain itu, kita dapat menjadi lebih tidak jujur, baik kepada diri sendiri maupun orang lain sebab kita berupaya mencari alasan atau cara menghindari tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan.
Dalam jangka panjang, kebiasaan buruk ini akan memengaruhi citra diri kita dan membuat kita kehilangan integritas serta rasa percaya diri. Kemalasan yang terus dipelihara pada akhirnya akan merusak kualitas hidup kita dan menghalangi kita dalam menggapau potensi terbaik.
Tag: #tidak #bersemangat #intip #alasan #mengapa #harus #melawan #kemalasan #yang #dialami #salah #satunya #merusak #hati #nurani