![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Sering Dianggap Buruk oleh Boomer, Ternyata 10 Etos Kerja Gen Z Ini Sangat Baik untuk Mental dan Jadi Game Changer!](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/15/jawapos/sering-dianggap-buruk-oleh-boomer-ternyata-10-etos-kerja-gen-z-ini-sangat-baik-untuk-mental-dan-jadi-game-changer-1278393.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Sering Dianggap Buruk oleh Boomer, Ternyata 10 Etos Kerja Gen Z Ini Sangat Baik untuk Mental dan Jadi Game Changer!
- Dewasa ini etos kerja Gen Z sering dianggap buruk oleh para boomer. Banyak yang menilai mereka terlalu santai, kurang disiplin, dan terlalu bergantung pada teknologi.
Dilansir melalui laman Forage, Sabtu, (15/2) Zoe Kaplan, koordinator komunitas karier terbesar untuk wanita Fairygodboss, menjelaskan bahwa ada banyak stereotipe tentang Gen Z yang dianggap memiliki etos kerja yang buruk hingga terobsesi dengan teknologi.
Menurut Zoe, stereotipe ini sangat memengaruhi karier mereka secara nyata. Bahkan, menurut survei yang dilakukan oleh ResumeBuilder, hampir sepertiga manajer perekrutan mengatakan bahwa mereka menghindari merekrut Gen Z dan lebih memilih generasi yang lebih tua. Sebanyak 74% manajer dan pemimpin bisnis juga merasa bahwa Gen Z lebih sulit diajak bekerja sama dibandingkan generasi lainnya.
Namun, apakah benar Gen Z memiliki etos kerja yang buruk? Penjelasan lain yang dikutip dari laman YourTango justru mengatakan sebaliknya.
Bahkan, ada 10 etos kerja Gen Z yang dinilai buruk oleh boomer tetapi sebenarnya sangat baik untuk kesehatan mental dan menjadi game changer. Berikut ulasannya!
1. Memilih Pakaian Kerja yang NyamanGen Z lebih memilih pakaian kerja yang nyaman dibandingkan aturan berpakaian formal. Kenyamanan ini tidak mengurangi profesionalisme, justru meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
Sedangkan Boomer mungkin melihat pakaian kerja yang nyaman sebagai bentuk ketidaksopanan. Padahal, fokus dan semangat kerja bisa meningkat tanpa mengorbankan etos kerja yang profesional.
Dengan pakaian kerja yang nyaman, Gen Z dapat bekerja lebih fleksibel dan tetap mencapai hasil optimal. Pilihan ini menjadi game changer dalam dunia kerja modern.
2. Memanfaatkan Teknologi untuk Efisiensi dan Produktivitas
Gen Z sangat akrab dengan teknologi dan menggunakannya untuk meningkatkan efisiensi kerja. Mereka memanfaatkan alat digital untuk mengatur jadwal, mencari informasi, dan menyelesaikan tugas lebih cepat.
Lain hal dengan Boomer yang sering mengkritik ketergantungan Gen Z pada teknologi, menganggapnya sebagai penghambat komunikasi langsung. Namun, pemanfaatan teknologi justru memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan lebih mudah dan efektif.
Sebagai game changer, Gen Z membuktikan bahwa teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan membuat sistem kerja lebih efisien. Inovasi ini menjadikan mereka lebih adaptif dalam berbagai situasi kerja.
3. Berani Meminta Fasilitas yang Mendukung Kinerja
Gen Z tidak ragu meminta fasilitas kerja yang mendukung kenyamanan dan kesehatan mereka. Kursi ergonomis, fleksibilitas jam kerja, dan ruang kerja yang nyaman menjadi kebutuhan utama untuk meningkatkan produktivitas.
Mungkin Boomer menganggap permintaan ini sebagai sesuatu yang berlebihan dan tidak perlu. Padahal, lingkungan kerja yang nyaman dapat meningkatkan loyalitas dan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan.
Dengan berani meminta fasilitas yang mendukung kinerja, Gen Z membuktikan bahwa kesejahteraan di tempat kerja penting untuk hasil yang lebih optimal. Pendekatan ini menjadikan mereka game changer dalam manajemen sumber daya manusia.
4. Melakukan "Coffee Badging"
Gen Z mempraktikkan tren "coffee badging", yaitu datang ke kantor sebentar sebelum bekerja dari rumah. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kehadiran tanpa harus bekerja penuh di kantor.
Boomer sering menganggap "coffee badging" sebagai kurangnya komitmen terhadap pekerjaan. Namun, bagi Gen Z, fleksibilitas ini membantu mereka tetap produktif tanpa harus terjebak dalam jadwal kerja yang kaku.
Dengan sistem kerja hybrid, Gen Z membuktikan bahwa hasil kerja lebih penting daripada sekadar kehadiran fisik. Pendekatan ini menjadikan mereka sebagai game changer dalam budaya kerja modern.
5. Mengambil Hari Libur untuk Kesehatan Mental
Gen Z memahami pentingnya kesehatan mental dan tidak ragu mengambil cuti untuk beristirahat. Mereka percaya bahwa bekerja dengan kondisi mental yang baik lebih efektif dibandingkan memaksakan diri saat stres.
Namun Boomer sering kali masih terjebak dalam budaya kerja tanpa henti dan menganggap cuti sebagai tanda kelemahan. Padahal, penelitian membuktikan bahwa istirahat cukup dapat meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan kerja.
Dengan mengambil hari libur untuk kesehatan mental, Gen Z menunjukkan bahwa keseimbangan hidup sangat penting. Pendekatan ini menjadikan mereka sebagai game changer dalam dunia kerja.
6. Tidur Siang Singkat di Tengah Hari
Gen Z memilih tidur siang singkat untuk mengembalikan energi mereka saat bekerja. Studi menunjukkan bahwa tidur siang selama 20 menit dapat meningkatkan fokus dan suasana hati.
Tapi hal ini sering dianggap Boomer sebagai tanda kemalasan atau kurangnya etos kerja. Namun, jika dilakukan dengan benar, kebiasaan ini justru meningkatkan efisiensi dan kesehatan secara keseluruhan.
Dengan menerapkan tidur siang singkat, Gen Z membuktikan bahwa manajemen energi yang baik bisa meningkatkan produktivitas. Kebiasaan ini menjadi game changer dalam dunia kerja modern.
7. Menghapus Aplikasi Kerja dari Ponsel
Gen Z menetapkan batasan antara kehidupan kerja dan pribadi dengan menghapus aplikasi kerja dari ponsel setelah jam kerja. Cara ini membantu mereka menjaga keseimbangan hidup dan mengurangi stres.
Berbeda dengan Boomer cenderung selalu siap dihubungi kapan saja untuk urusan pekerjaan, yang sering mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Gen Z justru lebih fokus bekerja saat jam kerja tanpa terganggu di luar jam kerja.
Dengan menerapkan batasan ini, Gen Z menciptakan etos kerja yang lebih sehat dan efisien. Langkah ini menjadi game changer dalam manajemen waktu dan kesejahteraan kerja.
8. Hanya Bekerja Sesuai Jam yang Ditentukan
Gen Z menolak bekerja lembur tanpa alasan yang jelas dan lebih memilih menyelesaikan pekerjaan sesuai jam kerja. Mereka percaya bahwa waktu pribadi di luar pekerjaan juga penting untuk kesejahteraan mereka.
Tetapi Boomer sering menganggap bekerja sesuai jam kerja sebagai tanda kurangnya dedikasi terhadap perusahaan. Namun, dalam jangka panjang, pendekatan ini justru meningkatkan keseimbangan hidup dan kepuasan kerja.
Dengan hanya bekerja sesuai jam yang ditentukan, Gen Z membuktikan bahwa efisiensi lebih penting daripada jumlah jam kerja. Pola kerja ini menjadikan mereka sebagai game changer dalam work-life balance.
9. Tidak Terlalu Fokus pada Pertemanan di Tempat Kerja
Gen Z cenderung menjaga batasan dengan rekan kerja dan tidak terlalu mengutamakan membangun hubungan di luar pekerjaan. Mereka lebih memilih fokus pada pekerjaan tanpa tekanan sosial yang berlebihan.
Boomer sering menganggap pentingnya kebersamaan dalam lingkungan kerja untuk menciptakan tim yang solid. Namun, bagi Gen Z, menjaga profesionalisme dan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan adalah prioritas utama.
Dengan tidak terlalu fokus pada pertemanan di tempat kerja, Gen Z membuktikan bahwa efektivitas kerja lebih penting daripada interaksi sosial yang tidak perlu. Pendekatan ini menjadikan mereka game changer dalam dinamika tim kerja.
10. Selalu Mencari Peluang Kerja Baru
Gen Z tetap aktif mencari pekerjaan baru meskipun sudah memiliki pekerjaan yang baik. Mereka ingin terus berkembang dan mencari kesempatan yang lebih baik untuk masa depan mereka.
Boomer sering menganggap kebiasaan ini sebagai tanda kurangnya loyalitas terhadap perusahaan. Namun, bagi Gen Z, mencari peluang baru adalah cara untuk mengetahui nilai mereka di pasar kerja dan memastikan karier terbaik.
Dengan selalu mencari peluang kerja baru, Gen Z membuktikan bahwa mobilitas karier adalah strategi yang cerdas. Pola pikir ini menjadikan mereka sebagai game changer dalam perencanaan karier modern.
Jadi, benarkah etos kerja Gen Z buruk? Jawabannya jelas tidak! Apa yang dianggap buruk oleh boomer justru menjadi game changer yang membawa perubahan positif dalam dunia kerja dan baik untuk kesehatan mental.
Dengan cara kerja yang lebih fleksibel, inovatif, dan memperhatikan kesejahteraan, Gen Z menunjukkan bahwa ada banyak cara untuk mencapai kesuksesan tanpa harus mengikuti aturan lama yang kaku. Dunia kerja terus berkembang, dan Gen Z adalah generasi yang siap mengubahnya menjadi lebih baik.***
Tag: #sering #dianggap #buruk #oleh #boomer #ternyata #etos #kerja #sangat #baik #untuk #mental #jadi #game #changer