



Ejekan Orang Tua Saat Anak Masih Kecil Ketika Dewasa Bakal Tunjukkan 8 Perilaku Ini
- Ejekan itu menyakitkan bagi seorang anak kecil.
Parahnya kadang malah orang tua lah pelaku mengejek bagi si anak.
Karena ini bisa saja di masa dewasa menunjukkan sifat tersendiri.
Berikut 8 perilaku itu dikutip dari Geediting pada 14 Februari 2025.
1. Sensitif
Orang yang diejek orang tua semasa kecil cenderung lebih sensitif terhadap kritikan dalam kehidupan dewasanya.
Hal ini tidak mengherankan, karena mereka tumbuh dalam lingkungan di mana komentar negatif merupakan hal yang biasa.
Kepekaan ini dapat terwujud dalam berbagai cara, seperti meningkatnya sifat defensif atau bahkan penghindaran terhadap situasi di mana mereka mungkin dihakimi.
2. Ragu pada diri sendiri
Seiring bertambahnya usia semakin menyadari bagaimana hal ini memengaruhi harga diri. Dia selalu meragukan dirinya sendiri, selalu butuh kepastian.
Ia sering kali meremehkan prestasinya sendiri, menganggapnya sebagai 'biasa saja', tidak peduli betapa mengesankannya prestasi tersebut.
3. Takut mengekspresikan diri
Mereka yang diejek orang tua semasa kecil sering kali mengembangkan rasa takut dalam mengekspresikan diri.
Ini biasanya terjadi karena mereka telah dikondisikan untuk percaya bahwa pikiran dan perasaan mereka tidak valid atau tidak layak dibagikan.
Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami pengucilan emosional, seperti ejekan, cenderung menekan emosi mereka saat dewasa.
4. Perfeksionis
Perfeksionisme sering kali menjadi sifat umum di antara mereka yang diejek oleh orang tua di masa kecilnya.
Dorongan untuk mencapai kesempurnaan ini biasanya dipicu oleh rasa takut melakukan kesalahan dan dicemooh karenanya.
Orang-orang ini sering kali menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri mereka sendiri, terkadang sampai pada titik tidak realistis.
5. Mendambakan persetujuan
Jauh di lubuk hati, kita semua mencari validasi.
Namun, bagi mereka yang diejek oleh orang tua selama tahun-tahun pembentukan diri mereka, kerinduan ini bisa lebih mendalam.
Mereka mungkin mendapati dirinya terus-menerus mencari persetujuan dari orang lain , sering kali berusaha keras untuk menyenangkan orang lain.
6. Enggan percaya kepada orang lain
Karena dibesarkan oleh orang tua yang kerap mengejek tentunya merasa sulit untuk percaya bahwa ada orang yang peduli terhadap dirinya.
Kurangnya rasa percaya ini berdampak signifikan pada hubungan, ia selalu waspada, selalu menduga yang terburuk dari orang lain.
Seolah-olah menunggu mereka mengecewakannya sebagaimana yang dilakukan orang tuanya.
7. Memaksakan diri
Hal ini dapat terwujud dalam berbagai cara, seperti terlalu memaksakan diri, mengambil lebih banyak tanggung jawab daripada yang seharusnya, atau bahkan menunjukkan kepribadian yang mendominasi.
Ini biasanya merupakan respons terhadap umpan balik negatif yang mereka terima saat masih anak-anak.
8. Tahan banting
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi oleh mereka yang diejek oleh orang tua semasa kecil, ada satu sifat yang tampak menonjol – ketahanan.
Orang-orang ini telah melalui masa-masa sulit, namun mereka berhasil menjalani hidup dengan kekuatan dan ketekunan.
Ketahanan ini, meski lahir dari kesulitan, merupakan bukti semangat dan tekad mereka.***
Tag: #ejekan #orang #saat #anak #masih #kecil #ketika #dewasa #bakal #tunjukkan #perilaku