![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Ingin Menua dengan Lebih Berkelas dan Berbudaya? Ucapkan Selamat Tinggal pada 7 Kebiasaan Ini](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/14/jawapos/ingin-menua-dengan-lebih-berkelas-dan-berbudaya-ucapkan-selamat-tinggal-pada-7-kebiasaan-ini-1254615.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Ingin Menua dengan Lebih Berkelas dan Berbudaya? Ucapkan Selamat Tinggal pada 7 Kebiasaan Ini
Seiring bertambahnya usia, memperbaiki cara kita menampilkan diri kepada dunia menjadi salah satu hal yang sangat penting.
Sebenarnya, beberapa kebiasaan dapat menghambat kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut membuat kita tampak kurang sopan, kurang bijaksana, dan kurang memiliki kendali.
Jika Anda ingin menua dengan anggun, menawan, dan canggih, sekarang saatnya meninggalkan kebiasaan seperti yang dikutip dari geediting.com, Kamis (13/2) ini.
1. Berbicara tanpa berpikir
Salah satu cara tercepat untuk kehilangan rasa kelas Anda adalah dengan mengatakan apa pun yang terlintas dalam pikiran tanpa mempertimbangkan bagaimana kedengarannya.
Sementara itu, orang berkelas akan berpikir sejenak sebelum berbicara. Mereka memilih kata-kata dengan hati-hati, memastikan kata-kata tersebut memberikan nilai tambah pada percakapan, bukan sekadar mengisi keheningan.
2. Berpakaian tanpa sengaja
Suka atau tidak, orang membuat penilaian cepat berdasarkan penampilan, dan penampilan yang rapi dapat langsung membuat Anda tampak lebih percaya diri dan berkelas.
Itu tidak berarti Anda harus mengenakan pakaian mahal atau mengikuti setiap tren. Sebaliknya, bersikaplah hati-hati dalam memilih pasangan, pilihlah pakaian yang pas, sesuai untuk acara, dan mencerminkan rasa harga diri.
3. Menyela orang lain
Memotong perkataan seseorang di tengah kalimat tidak hanya terlihat kasar, tetapi juga membuat Anda tampak tidak sabaran dan sombong.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang cenderung mengingat percakapan dengan lebih positif saat mereka merasa didengarkan dan dipahami.
Saat Anda menyela, Anda menghilangkan perasaan itu, sehingga orang lain cenderung tidak mau berinteraksi dengan Anda dengan cara yang berarti.
Individu yang berkelas dan berbudaya tahu pentingnya mendengarkan secara aktif. Mereka membiarkan orang lain menyelesaikan pikirannya, berhenti sejenak sebelum menanggapi, dan menunjukkan minat yang tulus terhadap apa yang sedang dikatakan.
4. Terlalu banyak berbagi informasi pribadi
Ada perbedaan antara bersikap terbuka dan terlalu banyak berbagi. Meskipun kejujuran itu penting, terus-menerus mengungkapkan detail pribadi tentang kehidupan Anda dapat dianggap tidak beradab.
Bukan hanya apa yang Anda katakan, tetapi juga kapan dan bagaimana Anda mengatakannya.
Berbagi masalah pribadi atau hal-hal yang bersifat pribadi di lingkungan yang salah dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman dan bahkan merusak reputasi Anda.
Orang-orang berkelas tahu kekuatan misteri. Mereka berbagi dengan penuh pertimbangan, memilih waktu dan audiens yang tepat untuk percakapan yang lebih mendalam.
5. Bereaksi secara emosional terhadap kritik
Mendengar kritik, terutama jika terasa tidak adil, bisa jadi sulit. Naluri alami adalah bersikap defensif, menjelaskan diri sendiri, atau bahkan menutup diri sepenuhnya.
Namun, menanggapi secara emosional sering kali lebih banyak ruginya daripada manfaatnya.
Orang-orang yang paling beradab tidak menganggap kritik sebagai serangan pribadi. Sebaliknya, mereka berhenti sejenak, mempertimbangkan umpan balik, dan menanggapi dengan anggun.
6. Terlalu banyak mengeluh
Setiap orang terkadang melampiaskan kekesalan, tetapi terus-menerus mengeluh tentang ketidaknyamanan hidup dapat membuat Anda tampak negatif dan tidak bersyukur.
Hal itu juga dapat menguras energi orang-orang di sekitar Anda, membuat percakapan terasa berat dan tidak menyenangkan.
Orang yang benar-benar berkelas tahu cara menangani rasa frustrasi dengan anggun. Alih-alih berkutat pada masalah, mereka fokus pada solusi atau sekadar menerima apa yang tidak dapat mereka ubah.
Mereka memahami bahwa mengeluh jarang memperbaiki situasi, itu hanya memperkuat kenegatifan.
Jika Anda ingin dianggap sebagai orang yang beradab dan berbudaya, berlatihlah mengubah pola pikir Anda.
Berbicaralah dengan optimisme, tunjukkan ketahanan, dan pilihlah kata-kata yang membangkitkan semangat daripada menjatuhkan suasana hati.
7. Mengabaikan sopan santun
Tidak ada gaya, pengetahuan, atau kesuksesan yang dapat menggantikan kurangnya kesopanan dasar.
Mengucapkan "tolong" dan "terima kasih", datang tepat waktu, dan memperlakukan semua orang dengan hormat, gestur-gestur kecil ini menunjukkan kelas yang sebenarnya.
Berbudaya bukan berarti menguasai seni rupa atau anggur mahal. Berbudaya berarti membuat orang lain merasa dihargai dan nyaman di dekat Anda.
Orang yang paling beradab tidak hanya terlihat anggun di luar; mereka juga bersikap baik, sabar, dan penuh pertimbangan dalam setiap interaksi.
Tag: #ingin #menua #dengan #lebih #berkelas #berbudaya #ucapkan #selamat #tinggal #pada #kebiasaan