![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Dari Fast Fashion ke Slow Fashion, Cara Bijak Kurangi Sampah Pakaian](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/kompas/dari-fast-fashion-ke-slow-fashion-cara-bijak-kurangi-sampah-pakaian-1248862.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Dari Fast Fashion ke Slow Fashion, Cara Bijak Kurangi Sampah Pakaian
- Industri fesyen telah lama menjadi sorotan karena dampak negatifnya terhadap lingkungan, terutama melalui konsep "fast fashion", yang mendorong produksi massal pakaian dengan siklus tren yang cepat.
Keresahan akan hal tersebut kemudian memunculkan gerakan "slow fashion", yang menawarkan pendekatan lebih berkelanjutan dalam produksi dan konsumsi pakaian.
Pendekatan ini tidak hanya mengedepankan kualitas dan umur panjang produk pakaian, tetapi juga memberikan dampak positif signifikan terhadap lingkungan, termasuk dalam pengurangan limbah.
Apa Dampak Fast Fashion pada Lingkungan?
Melansir The Guardian, produksi massal dalam fast fashion sering kali menghasilkan surplus pakaian yang tidak terjual.
Tidak main-main, diperkirakan sekitar 40% dari pakaian yang diproduksi setiap tahun atau setara dengan 60 miliar pakaian—tidak terjual, yang kemudian menjadi limbah tekstil.
Selain itu, meskipun ada upaya untuk mengurangi dampak karbon, peningkatan produksi dan konsumsi tekstil sebesar 13% telah meniadakan pengurangan emisi karbon sebesar 12% yang dicapai sebelumnya.
Slow Fashion Membantu Menyelamatkan Lingkungan
Menerapkan prinsip slow fashion, tidak hanya bermanfaat bagi konsumen dalam hal kualitas dan keawetan pakaian, tetapi juga memberikan dampak positif signifikan terhadap lingkungan.
Berikut ini beberapa manfaat menerapkan slow fashion pada lingkungan, seperti yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Pengurangan Limbah Tekstil
Fast fashion mendorong konsumen untuk sering membeli dan membuang pakaian, yang berkontribusi pada peningkatan limbah tekstil.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 2,3 juta ton limbah pakaian setiap tahun, setara dengan 12% dari total limbah rumah tangga.
Hanya 0,3 juta ton yang berhasil didaur ulang, sementara sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa pengelolaan memadai.
Sementara slow fashion menekankan produksi pakaian berkualitas tinggi yang tahan lama, sehingga mengurangi frekuensi pembelian dan pembuangan pakaian. Dengan demikian, jumlah limbah tekstil yang dihasilkan dapat diminimalisir.
2. Pengurangan Emisi Karbon
Produksi massal pakaian dalam fast fashion melibatkan proses yang menghasilkan emisi gas rumah kaca signifikan.
Melansir Business Insider, industri tekstil dan pakaian menyumbang sekitar 10% dari emisi gas rumah kaca global.
Bahkan, mencuci pakaian melepaskan 500.000 ton serat mikro ke laut setiap tahunnya, setara dengan 50 miliar botol plastik.
Sebaliknya, slow fashion mengutamakan penggunaan bahan berkelanjutan dan proses produksi ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon dan limbah.
3. Penggunaan Bahan Ramah Lingkungan
Slow fashion mendorong penggunaan bahan organik, daur ulang, atau bahan yang diproduksi secara berkelanjutan.
Hal ini mengurangi ketergantungan pada bahan sintetis yang sulit terurai dan berpotensi mencemari lingkungan. Selain itu, penggunaan bahan alami tanpa perawatan kimia mengurangi polusi air dan tanah.
4. Dukungan terhadap Produksi Lokal
Slow fashion biasanya mendorong produksi dan perajin lokal. Dengan mendukung produsen lokal, kita dapat mengurangi jejak karbon, terkait transportasi dan mendukung ekonomi lokal.
5. Menerapkan Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang
Dalam penerapan slow fashion, kita akan lebih memilih daur ulang dan pemanfaatan ulang pakaian, ketimbang membeli yang baru. Misalnya, memanfaatkan pakaian yang ada di lemari atau melakukan thrifting pakaian.
Dengan cara tersebut, kita dapat mengurangi jumlah pakaian yang dibuang dan memperpanjang siklus hidup produk tekstil.
Tag: #dari #fast #fashion #slow #fashion #cara #bijak #kurangi #sampah #pakaian