![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Media Sosial Pengaruhi Kesehatan Mental Remaja, Pahami Penyebabnya](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/kompas/media-sosial-pengaruhi-kesehatan-mental-remaja-pahami-penyebabnya-1247438.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Media Sosial Pengaruhi Kesehatan Mental Remaja, Pahami Penyebabnya
Di era digital sekarang ini, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagi remaja.
Berbagai platform media sosial memungkinkan mereka untuk terhubung dengan teman, mengeksplorasi minat, mengakses berbagai informasi dengan cepat, hingga menjadi sarana edukasi dan kreativitas.
Namun, di balik manfaat tersebut, penggunaan media sosial yang berlebihan atau tidak bijak juga membawa sejumlah risiko.
Sebut saja paparan terhadap standar kecantikan yang tidak realistis, cyberbullying, dan kecanduan digital yang bisa memengaruhi kesehatan mental remaja.
Hastuti Wulanningrum, Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, menjelaskan bahwa risiko tersebut disebabkan oleh eksposur berlebihan terhadap standar sosial yang tidak realistis.
“Remaja bisa ketergantungan dengan media sosial dan terpengaruh dengan konten-konten yang dilihat,” ujarnya dalam konferensi pers TikTok Teen Safety Campaign 2025 di Aroem Resto & Cafe, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2025).
Remaja yang memiliki ketergantungan pada media sosial cenderung menutup diri dan terisolasi.
Mereka sering merasa cemas dan kurang percaya diri, karena kepercayaan diri mereka ditentukan oleh standar media sosial.
Maka, tidak mengherankan jika banyak remaja yang memiliki masalah kesehatan mental karena kecanduan media sosial.
“Bahkan, sekarang 88,99 persen anak usia lima tahun ke atas di Indonesia sudah mengakses internet untuk media sosial,” imbuh Hastuti.
Sementara itu Anggini Setiawan, Communications Director, TikTok Indonesia, menerangkan bahwa beberapa platform media sosial telah berusaha sebaik mungkin untuk mencegah dampak negatif media sosial terhadap remaja.
Misalnya, TikTok yang menyediakan fitur-fitur seperti “Family Center” yang memungkinkan orangtua untuk menghubungkan akun mereka dengan akun anak remajanya.
Dengan begitu, mereka dapat memantau aktivitas digital anak secara lebih bijak.
“Jadi, orangtua bisa merangkul remaja dan mengawasi mana yang baik dan buruk,” jelasnya.
Orangtua juga perlu diberikan pendidikan soal pembatasan media sosial. Mereka perlu memahami apa yang baik dan buruk buat anak-anaknya.
“Sudah menjadi tugas orangtua untuk menjadi orangtua yang baik dalam membimbing anak,” ujar Anggini.
Tag: #media #sosial #pengaruhi #kesehatan #mental #remaja #pahami #penyebabnya