![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![8 Tanda Komunikasi Buruk dalam Hubungan yang Perlu Diperhatikan Agar Tidak Merusak dan Dapat Segera Diatasi, Apa Saja?](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/jawapos/8-tanda-komunikasi-buruk-dalam-hubungan-yang-perlu-diperhatikan-agar-tidak-merusak-dan-dapat-segera-diatasi-apa-saja-1241638.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
8 Tanda Komunikasi Buruk dalam Hubungan yang Perlu Diperhatikan Agar Tidak Merusak dan Dapat Segera Diatasi, Apa Saja?
- Komunikasi buruk bisa merusak hubungan dengan ketidakjelasan, inkonsistensi, dan ketidaksungguhan, menghancurkan kepercayaan dan kedekatan. Sebaliknya, komunikasi yang baik memperkuat kepercayaan, membangun kedekatan emosional, dan mendukung penyelesaian konflik serta pengambilan keputusan bersama.
Tindakan ini perlu dicegah agar tidak muncul kesalahpahaman dan menciptakan hubungan yang sehat dan langgeng. Mengutip Simply Psychology, berikut beberapa tanda komunikasi buruk dalam hubungan yang perlu diperhatikan supaya tidak merusak dan dapat segera diatasi.
1. Keterampilan mendengar yang buruk
Mendengarkan aktif merupakan kunci komunikasi yang efektif karena ini memungkinkan kita untuk sepenuhnya terlibat pada percakapan dan merespons dengan perhatian. Pendengar yang buruk sering teralihkan oleh pikiran mereka sendiri, lebih fokus pada apa yang hendak mereka katakan, dan mengabaikan apa yang disampaikan orang lain.
Keterampilan mendengar yang buruk mampu mengakibatkan kita tidak hadir sepenuhnya, menyela percakapan, atau tidak berupaya memahami sudut pandang orang lain, sehingga hal ini bisa menurunkan kualitas komunikasi dan hubungan yang terjalin.
2. Kritik tanpa masukan
Mengkritik pasangan tanpa memberikan masukan atau saran yang membangun bisa memicu sikap defensif dan menumbuhkan rasa dendam. Menurut pakar hubungan, John Gottman, sikap ini adalah salah satu dari empat faktor utama yang dapat berujung pada perceraian.
Selain itu, menggunakan pernyataan umum seperti “kamu selalu” atau “kamu tidak pernah” tidak hanya mengabaikan usaha positif pasangan, namun juga menyampaikan perasaan menyalahkan yang mendalam. Pernyataan semacam ini biasanya berlebihan dan dapat membuat pasangan merasa diserang atau tidak dihargai, memperburuk situasi dan menghambat komunikasi yang sehat.
3. Penghinaan
Penghinaan dalam hubungan bisa merusak kedekatan emosional antara pasangan sebab ini melibatkan perlakuan yang penuh dengan ejekan, hinaan, atau cemoohan. Saat seseorang menghinakan pasangannya, mereka secara tidak langsung merendahkan martabat pasangan tersebut, membuatnya merasa bahwa dirinya tidak dihargai, dan pendapat serta perasaan mereka dianggap tidak penting.
Tindakan ini tidak hanya menyakitkan, tetapi juga merusak rasa saling hormat yang seharusnya menjadi dasar dari hubungan yang sehat. Penghinaan semacam ini mampu menciptakan jarak emosional yang besar, merusak kepercayaan, dan bahkan memicu perasaan rendah diri pada pasangan yang dihina.
4. Menghalangi
Stonewalling merupakan istilah yang digunakan dalam menggambarkan sikap menjauh atau menarik diri dari orang lain, khususnya terhadap konteks hubungan. Ini terjadi ketika seseorang menolak untuk berinteraksi atau berkomunikasi, di mana akan terlihat sebagai sikap diam yang disengaja.
Menurut pakar hubungan terkenal, John Gottman, stonewalling adalah salah satu prediktor utama yang dapat mengarah pada perceraian, yakni faktor kedua dari empat tanda utama yang mengindikasikan hubungan yang berisiko.
Fenomena ini terjadi ketika salah satu pasangan secara emosional dan fisik menarik diri dari percakapan, tidak merespons, atau menghindari untuk terlibat dalam diskusi apapun. Kondisi ini dapat sangat merusak hubungan karena komunikasi yang efektif sangat penting guna menyelesaikan masalah dan menjaga kedekatan emosional dalam suatu hubungan.
5. Sikap meremehkan
Mengabaikan perasaan, pikiran, dan pendapat pasangan dapat menjadi bentuk ketidakpedulian yang berbahaya dan manipulatif. Saat salah satu pasangan meremehkan perasaan yang diungkapkan, seperti yang dilakukan Naomi ketika Mike berbagi perasaannya, ini tidak hanya memperlihatkan kurangnya penghargaan, tetapi juga membingungkan atau mengendalikan pasangan.
Respons seperti "Kamu bereaksi berlebihan" atau "Kamu seharusnya tidak merasa seperti itu" bisa dianggap sebagai gaslighting, di mana pasangan mencoba membuat yang lain meragukan perasaan atau realitas mereka. Tindakan ini merusak kepercayaan dan komunikasi pada hubungan, membuat pasangan merasa tidak dihargai dan bingung.
6. Penghindaran
Memang tidak perlu membicarakan segala hal dengan pasangan, menghindari topik sulit atau menyembunyikan perasaan dan informasi penting dapat merusak hubungan. Terkadang, mengambil jeda untuk menenangkan diri itu wajar, namun menghindari topik sepenuhnya hanya akan memicu kebencian dan menghalangi penyelesaian masalah.
Selain itu, menyembunyikan informasi penting atau memendam perasaan dapat berbahaya. Saat perasaan atau informasi disembunyikan, hal ini mampu menciptakan ketegangan, kemarahan, dan akhirnya merusak komunikasi yang merupakan kunci utama pada hubungan yang sehat.
7. Membuat asumsi
Membuat asumsi tentang perasaan, pikiran, atau niat pasangan tanpa bertanya langsung bisa merusak komunikasi yang sehat. Perilaku ini juga berlaku saat kita mencoba memprediksi apa yang akan dikatakan atau dirasakan oleh orang lain. Biasanya, prediksi semacam ini didasarkan pada persepsi, perasaan, atau ketidakpastian kita sendiri, bukan pada kenyataan objektif.
Selain itu, menganggap pasangan dapat membaca pikiran kita juga menjadi masalah besar dalam komunikasi. Mengharapkan mereka tahu apa yang kita harapkan atau butuhkan tanpa mengungkapkannya secara jelas umumnya mengakibatkan ekspektasi yang tidak terpenuhi dan menimbulkan rasa frustasi.
8. Siklus berkelanjutan dari pendapat serupa
Siklus pertengkaran yang berulang tanpa akhir adalah indikator jelas bahwa komunikasi di hubungan tersebut tidak berjalan secara baik. Ketika pasangan mendapati diri mereka terus-menerus berdebat tentang masalah yang sama tanpa menemukan solusi, perasaan frustrasi dan kebuntuan mulai muncul.
Siklus pertengkaran yang terus berulang biasanya dipicu oleh elemen negatif dalam percakapan, seperti kritikan tajam, sikap defensif, penghinaan, dan penolakan terhadap perasaan pasangan. Ketika komunikasi dipenuhi hal-hal tersebut, masalah tak kunjung selesai dan hubungan semakin jauh dari solusi, mengurangi kedekatan dan rasa saling menghargai.
Tag: #tanda #komunikasi #buruk #dalam #hubungan #yang #perlu #diperhatikan #agar #tidak #merusak #dapat #segera #diatasi #saja