Orang yang Tidak Suka Menerima Pesan Suara Dibandingkan Teks Biasanya Memiliki 7 Sifat Ini
Ilustrasi seseorang yang tidak suka menerima pesan suara dibandingkan teks. (Freepik)
22:16
12 Februari 2025

Orang yang Tidak Suka Menerima Pesan Suara Dibandingkan Teks Biasanya Memiliki 7 Sifat Ini

–Sebagian orang lebih suka berkomunikasi melalui teks daripada menerima pesan suara. Mereka merasa pesan suara kurang efisien dan justru menambah beban dalam komunikasi sehari-hari.

Bagi sebagian orang, mengirim pesan suara terasa lebih praktis dibanding mengetik. Namun, ada juga yang merasa sebaliknya, pesan suara justru merepotkan dan membuat stres. Mengapa demikian?

Ternyata, dilansir dari News Reports pada Rabu (12/2), orang-orang yang tidak menyukai pesan suara memiliki karakter tertentu, dan ini bukan hanya soal ketidaksabaran atau mudah terganggu, melainkan lebih dari itu.

Jika kamu pernah kesal saat mendapat notifikasi Aku kirim pesan suara saja, ya!, mungkin kamu akan merasa relate dengan tujuh sifat berikut ini.

  1. Mengutamakan Efisiensi

Bagi mereka yang lebih suka teks, komunikasi haruslah cepat dan langsung ke intinya. Pesan teks memungkinkan seseorang untuk membaca sekilas, merespons dengan cepat, dan kembali ke informasi kapan saja. Sebaliknya, pesan suara mengharuskan penerima untuk mendengarkan secara penuh hanya demi menemukan satu informasi penting.

Orang yang tidak suka pesan suara cenderung lebih memilih komunikasi yang jelas dan ringkas. Mereka tidak ingin membuang waktu memutar ulang audio hanya untuk menemukan satu detail penting yang bisa dituliskan dalam satu kalimat.

  1. Ingin Mengontrol Waktu Sendiri

Pernahkah kamu menerima pesan suara lima menit saat sedang sibuk? Dengan teks, seseorang bisa membaca sekilas dalam hitungan detik dan membalas kapan pun sempat. Namun, dengan pesan suara, mereka harus menghentikan aktivitas, mencari tempat tenang, dan mendengarkan dengan tempo yang ditentukan oleh pengirim.

Orang yang tidak suka pesan suara lebih suka mengatur waktunya sendiri. Mereka ingin kebebasan dalam memproses dan merespons pesan tanpa tekanan harus mendengarkan segera.

  1. Mudah Terganggu oleh Detail yang Tidak Perlu

Tidak semua orang butuh mendengar cerita panjang lebar sebelum sampai ke inti pembicaraan. Pesan suara sering kali berisi jeda panjang, pengulangan, atau bahkan kesalahan yang harus dikoreksi di tengah rekaman. Hal ini bisa terasa melelahkan bagi mereka yang lebih suka komunikasi langsung.

Bagi mereka yang tidak suka pesan suara, mendengarkan rekaman panjang hanya untuk mendapatkan satu informasi utama terasa melelahkan. Jika sesuatu bisa disampaikan dalam satu kalimat, mengapa harus bertele-tele?

  1. Memprioritaskan Kejelasan

Dengan pesan teks, seseorang bisa membaca ulang, mengutip bagian penting, dan memastikan detailnya dengan akurat. Sebaliknya, pesan suara lebih sulit ditelusuri.

Apakah mereka mengatakan besok pagi atau hanya pagi? Apakah nadanya bercanda atau serius? Jika melewatkan sesuatu, penerima harus memutar ulang dan berharap menemukan bagian yang tepat.

Orang yang tidak menyukai pesan suara biasanya lebih mengutamakan komunikasi yang jelas dan pasti. Mereka tidak ingin menebak-nebak maksud pengirim atau repot-repot memutar ulang audio untuk memeriksa detail.

  1. Lebih Mudah Memproses Informasi secara Visual

Beberapa orang lebih cepat memahami sesuatu jika bisa melihatnya secara langsung. Membaca teks memungkinkan otak untuk memindai, mengorganisasi, dan menyerap informasi dengan lebih efisien dibandingkan hanya mendengarkan.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 65 persen orang adalah pembelajar visual. Itu sebabnya mereka lebih nyaman dengan pesan teks, yang bisa mereka baca ulang kapan saja tanpa perlu mengingat-ingat atau memutar ulang audio.

  1. Menghargai Waktu Orang Lain

Tidak semua orang bisa langsung mendengarkan pesan suara. Ada yang sedang bekerja, dalam rapat, atau berada di tempat ramai di mana mendengarkan audio tidak memungkinkan.

Orang yang tidak suka pesan suara biasanya memikirkan hal ini. Mereka lebih memilih mengirim teks karena tahu bahwa itu memungkinkan penerima membaca dan merespons saat mereka benar-benar memiliki waktu. Bukan soal tidak sabar atau malas mendengar, tetapi lebih kepada menghormati kenyamanan orang lain dalam berkomunikasi.

  1. Menganggap Komunikasi sebagai Interaksi Dua Arah

Komunikasi bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang bagaimana cara agar pesan bisa diterima dengan mudah oleh lawan bicara.

Pesan suara sering terasa satu arah pengirim berbicara sepanjang yang mereka mau tanpa interupsi, sementara penerima hanya bisa mendengarkan tanpa bisa merespons secara langsung.

Orang yang tidak menyukai pesan suara lebih mengutamakan komunikasi yang interaktif. Mereka ingin percakapan yang seimbang, bukan sekadar mendengar monolog tanpa kesempatan untuk langsung membalas.

Jika kamu tidak suka menerima pesan suara, bukan berarti kamu sulit dihadapi atau tidak sabaran. Kemungkinan besar, kamu hanya lebih menghargai komunikasi yang efisien, jelas, dan interaktif.

Kamu menghargai waktu baik milikmu maupun milik orang lain. Kamu lebih memilih kejelasan dibanding ambiguitas. Dan yang terpenting, kamu melihat komunikasi sebagai pengalaman bersama, bukan sekadar pesan satu arah.

Tidak ada yang salah dengan lebih memilih teks dibandingkan pesan suara. Yang terpenting adalah menemukan keseimbangan dan memahami bahwa setiap orang memiliki cara komunikasi yang berbeda-beda.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #orang #yang #tidak #suka #menerima #pesan #suara #dibandingkan #teks #biasanya #memiliki #sifat

KOMENTAR