![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Kenapa Cap Go Meh Identik dengan Busana Merah?](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/12/kompas/kenapa-cap-go-meh-identik-dengan-busana-merah-1226638.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Kenapa Cap Go Meh Identik dengan Busana Merah?
Cap Go Meh selalu identik dengan warna merah, termasuk warna pada pakaian dan lampion.
Namun, tidak banyak yang mengetahui alasan di balik busana merah pada perayaan Cap Go Meh. Berikut ulasan singkatnya.
Mengapa Cap Go Meh identik dengan busana warna merah?
Dilansir dari BBC, Cap Go Meh merupakan perayaan yang dilaksanakan dua minggu atau 15 hari setelah Imlek.
Cap Go memiliki arti lima belas dan Meh berarti malam. Maka, perayaan ini secara harfiah berarti malam ke-15.
Mereka percaya bahwa pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar, para dewa turun dari surga untuk memberikan keselamatan, kemakmuran, dan keberuntungan.
Cap Go Meh didominasi oleh warna merah bukan tanpa alasan. Warna ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa.
Dilansir dari The Standard, warna merah menurut masyarakat Tionghoa melambangkan kebahagiaan, keberuntungan, dan kemakmuran.
Tradisi penggunaan warna merah ini juga berkaitan dengan legenda Nian, makhluk mitologi yang konon takut dengan warna merah, suara keras, dan cahaya terang.
Oleh karena itu, mereka menggunakan lampion dan kembang api berwarna merah untuk mengusir makhluk tersebut.
Meskipun begitu, penggunaan warna merah dalam perayaan Cap Go Meh tidak semata-mata hanya untuk mengusir roh jahat.
Seiring berjalannya waktu, warna merah digunakan sebagai harapan dan semangat baru dalam menyambut tahun yang penuh berkah.