![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Dampak Psikologis Berbicara dengan Diri Sendiri: Mengapa Otak Kita Menyukainya dan Apa Manfaatnya?](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/12/jawapos/dampak-psikologis-berbicara-dengan-diri-sendiri-mengapa-otak-kita-menyukainya-dan-apa-manfaatnya-1223315.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Dampak Psikologis Berbicara dengan Diri Sendiri: Mengapa Otak Kita Menyukainya dan Apa Manfaatnya?
Berbicara dengan diri sendiri merupakan fenomena umum yang sering dilakukan tanpa disadari.
Aktivitas ini bisa berupa monolog batin maupun percakapan verbal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini memiliki dampak psikologis yang signifikan terhadap otak dan kesehatan mental.
Dilansir melalui laman Scientifica American, Rabu (12/2), berbicara dengan diri sendiri telah menjadi objek kajian berbagai ahli psikologi.
Jean Piaget menjelaskan bahwa kebiasaan ini sudah terjadi sejak masa kanak-kanak karena pada tahap ini, anak belum sepenuhnya memahami perspektif orang lain. Monolog yang mereka lakukan berfungsi sebagai alat berpikir dan memahami lingkungan sekitar.
Teori Piaget kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Lev Vygotsky. Ia menyatakan bahwa berbicara dengan diri sendiri tidak hanya membantu anak-anak mengatur perilaku, tetapi juga menjadi bagian dari perkembangan kognitif.
Dalam perkembangannya, monolog batin berubah menjadi inner speech yang tetap digunakan hingga dewasa untuk berpikir dan mengatur emosi.
Dalam sebuah penelitian yang dikutip melalui laman Scientifica American, pemindaian fMRI menunjukkan bahwa ketika seseorang berbicara dengan diri sendiri, otaknya mengaktifkan area yang sama dengan saat berinteraksi dengan orang lain.
Ini membuktikan bahwa berbicara dengan diri sendiri bukan sekadar kebiasaan, melainkan proses kognitif yang kompleks dan bermanfaat.
Masih dalam artikel yang sama, Daniel Swigley dan Gary Lupyan dalam studinya menjelaskan bahwa berbicara dengan diri sendiri dapat meningkatkan konsentrasi dan mempercepat proses berpikir.
Otak menyukai kebiasaan ini karena dapat membantu mengorganisasi informasi dengan lebih baik serta meningkatkan efisiensi kerja mental seseorang.
Mengutip penjelasan dari artikel HealthLand.Time.com, otak kita ternyata sangat menyukai berbicara dengan diri sendiri karena proses ini membantu mengatur emosi.
Ketika seseorang menghadapi situasi sulit, berbicara dengan diri sendiri dalam nada positif dapat meningkatkan ketahanan mental dan membantu mereka mengatasi tekanan hidup dengan lebih baik.
Meskipun berbicara dengan diri sendiri adalah hal yang umum, banyak orang merasa bahwa kebiasaan ini tidak normal.
Hal ini terjadi karena sifatnya yang tidak terlihat oleh orang lain, sehingga sering dianggap sebagai sesuatu yang aneh atau mencerminkan masalah psikologis.
Padahal, kebiasaan ini merupakan bagian alami dari perkembangan kognitif manusia. Selain meningkatkan fokus dan pemecahan masalah, berbicara dengan diri sendiri juga membantu seseorang memahami diri mereka sendiri dengan lebih mendalam.
Oleh karena itu, kebiasaan ini tidak seharusnya dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.
Berbicara dengan diri sendiri juga berperan penting dalam pengambilan keputusan. Saat menghadapi dilema, seseorang cenderung mengungkapkan pemikirannya secara verbal, yang membantu dalam menimbang berbagai sudut pandang secara lebih objektif.
Dengan cara ini, otak dapat mengevaluasi opsi yang tersedia dengan lebih sistematis.
Dari segi emosional, berbicara dengan diri sendiri memiliki manfaat dalam mengelola stres.
Menurut psikolog Ethan Kross dari University of Michigan dalam artikel Scientifica American, self-talk dalam bentuk positif dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan rasa percaya diri, sehingga berkontribusi pada kesejahteraan psikologis individu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan ini membantu seseorang menyelesaikan tugas-tugas yang menantang.
Misalnya, dalam situasi kerja atau belajar, berbicara dengan diri sendiri dapat membantu otak menyusun strategi dan mengatur langkah-langkah penyelesaian secara lebih efektif.
Studi yang dilakukan oleh Adam Winsler menunjukkan bahwa anak-anak yang sering berbicara dengan diri sendiri cenderung lebih kreatif dalam memecahkan masalah.
Pola ini juga terlihat pada orang dewasa yang bekerja di bidang kreatif, seperti seniman atau penulis, yang sering menggunakan self-talk untuk mengeksplorasi ide baru.
Namun, tidak semua bentuk berbicara dengan diri sendiri berdampak positif. Jika self-talk cenderung negatif, seperti mengkritik diri sendiri secara berlebihan, hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri dan meningkatkan tingkat stres.
Oleh karena itu, penting untuk mengarahkan percakapan batin ke arah yang lebih positif karena otak kita melakukan sesuatu atas dari apa yang kita pikirkan.
Dengan memahami manfaatnya, kita bisa lebih sadar dalam memanfaatkan self-talk untuk meningkatkan kesejahteraan mental.
Berbicara dengan diri sendiri bukan hanya membantu kita berpikir lebih jernih, tetapi juga dapat menjadi alat yang efektif dalam mengelola emosi dan meningkatkan performa dalam berbagai aspek kehidupan.
Kesimpulannya, berbicara dengan diri sendiri memiliki dampak psikologis yang positif. Otak kita menyukainya karena dapat membantu kita lebih fokus, mengelola stres, dan meningkatkan efektivitas berpikir.
Dengan menerapkan self-talk yang positif, kita dapat memanfaatkan kebiasaan ini untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Tag: #dampak #psikologis #berbicara #dengan #diri #sendiri #mengapa #otak #kita #menyukainya #manfaatnya