7 Kebiasaan Media Sosial yang Tanpa Disadari Membuat Anda Terlihat Haus Validasi, Salah Satunya Mengedit Foto Berlebihan
Orang yang Mengejar Validasi di Media Sosial. (Pexels)
22:40
10 Februari 2025

7 Kebiasaan Media Sosial yang Tanpa Disadari Membuat Anda Terlihat Haus Validasi, Salah Satunya Mengedit Foto Berlebihan

- Pernahkah Anda mengunggah sesuatu ke media sosial, lalu terus-menerus mengecek siapa yang menyukai, mengomentari, atau membagikannya? Ini bisa jadi pertanda Anda haus validasi.   Jujur saja, banyak dari kita pernah melakukan hal ini secara tak sadar maupun sadar.   Media sosial memang alat yang luar biasa untuk terhubung dengan orang lain, tetapi terkadang kita tanpa sadar mulai menggunakannya untuk mencari validasi, bukan sekadar berbagi.    Beberapa kebiasaan yang tampak biasa saja sebenarnya bisa membuat kita terlihat putus asa untuk mendapat persetujuan orang lain.   Berita baiknya, setelah Anda menyadari pola ini, Anda bisa mulai menggunakan media sosial dengan cara yang lebih autentik dan sehat.   

  Dikutip dari Small Business Bonfire, Senin (10/2), berikut tujuh kebiasaan yang bisa membuat Anda tampak haus validasi dan cara mengatasinya.   1. Posting Setiap Detail Kehidupan   Pernahkah Anda merasa perlu membagikan setiap makanan, setiap aktivitas, atau setiap pikiran yang melintas di kepala ke media sosial?   Berbagi itu bagus, tetapi jika terlalu sering, orang lain mungkin merasa Anda hanya ingin diperhatikan. Sebab, tak semua hal perlu diunggah ke media sosial.    Jika Anda selalu merasa harus memposting sesuatu, bisa jadi Anda mencari validasi, bukan sekadar berbagi.   Solusi: Fokuslah pada kualitas, bukan kuantitas. Bagikan momen yang benar-benar berarti, bukan hanya untuk menjaga eksistensi.   2. Menghapus Postingan Jika Tidak Banyak yang Menyukai   Pernah mengunggah sesuatu, lalu menghapusnya karena tidak mendapat cukup "like"?   Ini bisa menjadi tanda bahwa Anda terlalu bergantung pada respons orang lain untuk menentukan apakah sesuatu itu berharga.   

  Jika Anda hanya merasa puas dengan postingan yang banyak disukai, pertanyaannya: apakah Anda benar-benar mengunggahnya untuk diri sendiri atau demi persetujuan orang lain?   Solusi: Jika Anda menyukai sesuatu, biarkan tetap ada. Nilai dari sebuah unggahan tidak ditentukan oleh jumlah "like".   3. Mencari Perhatian dengan Status Dramatis   Pernah melihat atau membuat status seperti, "Hari ini benar-benar buruk..." atau "Ternyata orang-orang tidak selalu bisa dipercaya..." tanpa penjelasan lebih lanjut?   Postingan semacam ini sering kali dibuat untuk menarik perhatian atau mendapatkan simpati. Meskipun orang mungkin bertanya, "Ada apa?" atau "Kamu baik-baik saja?", interaksi seperti ini sering kali dangkal dan tidak benar-benar menyelesaikan masalah.   Solusi: Jika Anda membutuhkan dukungan, cobalah berbicara langsung dengan teman dekat. Itu jauh lebih bermakna dibandingkan menunggu komentar dan perhatian dari orang-orang di media sosial.   4. Mengedit Foto Secara Berlebihan   Memoles sedikit warna atau pencahayaan bisa membuat foto terlihat lebih bagus, tetapi jika Anda terus-menerus mengedit wajah atau tubuh agar terlihat "sempurna", itu bisa menjadi tanda ketidakpercayaan diri.   Masalahnya, semakin Anda mengedit diri sendiri hingga terlihat tidak realistis, semakin Anda merasa perlu untuk melakukannya lagi. Ini bisa menjadi siklus yang melelahkan.   Solusi: Tidak ada yang salah dengan ingin terlihat baik, tetapi cobalah untuk tidak mengubah diri sendiri secara berlebihan. Keaslian lebih menarik daripada kesempurnaan buatan.   5. Membagikan Setiap Pencapaian  

  Tentu saja, merayakan pencapaian itu wajar. Tetapi jika Anda selalu membagikan setiap keberhasilan, baik besar maupun kecil, orang lain bisa melihatnya sebagai ajang pamer atau pencarian validasi.   Studi bahkan menunjukkan bahwa orang yang terlalu sering membagikan kesuksesan mereka di media sosial cenderung kurang disukai oleh rekan-rekannya.   Solusi: Bagikan pencapaian yang benar-benar bermakna bagi Anda, bukan hanya karena ingin mendapat pengakuan. Kebahagiaan sejati datang dari kepuasan pribadi, bukan dari jumlah komentar atau pujian.   6. Terobsesi dengan Siapa yang Melihat atau Berinteraksi   Pernah merasa kesal jika seseorang yang Anda harapkan tidak menyukai atau mengomentari postingan Anda?   Kenyataannya, kebanyakan orang hanya sekadar menggulir media sosial tanpa berpikir banyak. Mereka mungkin melewatkan postingan Anda bukan karena tidak peduli, tetapi karena mereka sibuk dengan hidup mereka sendiri.   Solusi: Jangan biarkan hubungan Anda dengan seseorang bergantung pada interaksi media sosial. Yang lebih penting adalah bagaimana mereka berperilaku di dunia nyata.  

  7. Mengaitkan Suasana Hati dengan Respons di Media Sosial   Pernah merasa bahagia saat sebuah postingan mendapat banyak perhatian, tetapi langsung sedih jika yang lain sepi respons? Ini juga tanda seseorang haus validasi di media sosial.   Ketika kita membiarkan media sosial menentukan suasana hati, kita menyerahkan kendali kebahagiaan kita kepada faktor eksternal. Ini bisa menjadi kebiasaan yang berbahaya.   Solusi: Ingat bahwa jumlah "like" atau komentar bukan ukuran nilai diri Anda. Kebahagiaan sejati datang dari dalam, bukan dari angka di layar.  

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #kebiasaan #media #sosial #yang #tanpa #disadari #membuat #anda #terlihat #haus #validasi #salah #satunya #mengedit #foto #berlebihan

KOMENTAR