Mulai Tinggalkan, 9 Kebiasaan Sehari-hari Ini Diam-Diam Bisa Merusak Kesehatan Mental Anda, Menurut Psikologi
Ilustrasi perempuan yang kesehatan mentalnya sedang rusak. (Freepik)
17:40
10 Februari 2025

Mulai Tinggalkan, 9 Kebiasaan Sehari-hari Ini Diam-Diam Bisa Merusak Kesehatan Mental Anda, Menurut Psikologi

 – Kesehatan mental tidak hanya dipengaruhi oleh peristiwa besar dalam hidup, tetapi juga oleh kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering kali luput dari perhatian.

Tanpa disadari, rutinitas harian dapat membentuk pola pikir, emosi, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Melansir dari Blog Herald, beberapa kebiasaan yang tampak sepele bisa menjadi racun perlahan yang mengikis ketenangan pikiran. Stres, kecemasan, hingga kelelahan mental bisa muncul tanpa disadari akibat perilaku yang dianggap normal.

Jika ingin menjaga kesehatan mental tetap prima, perhatikan baik-baik sembilan kebiasaan berikut ini. Bisa jadi salah satunya ada dalam keseharian tanpa disadari.

1) Hidup dengan mode ‘autopilot’

Pernah merasa hari-hari berlalu begitu saja tanpa benar-benar menikmatinya? Bangun, beraktivitas, tidur, lalu mengulanginya lagi keesokan hari. Jika ya, kemungkinan besar mode "autopilot" sedang mengendalikan hidup.

Psikologi menunjukkan bahwa menjalani hidup tanpa kesadaran penuh (mindfulness) bisa menyebabkan perasaan kosong dan kehilangan makna.

Ketika pikiran terlalu sibuk dengan rutinitas tanpa benar-benar hadir dalam momen, stres dan kecemasan bisa muncul tanpa alasan yang jelas.

Berhenti sejenak dan cobalah lebih sadar terhadap apa yang dilakukan. Perhatikan napas, nikmati makanan, atau sekadar rasakan udara pagi saat keluar rumah. Kesadaran kecil ini dapat membawa perubahan besar dalam kesejahteraan mental.

2) Terjebak dalam dialog negatif dengan diri sendiri

Pikiran adalah teman sekaligus musuh terbesar. Jika sering mengkritik diri sendiri dengan kata-kata seperti "Aku tidak cukup baik" atau "Aku selalu gagal", maka kesehatan mental sedang berada dalam bahaya.

Pembicaraan negatif dengan diri sendiri (negative self-talk) bisa merusak rasa percaya diri dan memicu stres berlebihan. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bahkan bisa berkontribusi pada depresi dan kecemasan.

Latih diri untuk berbicara lebih lembut kepada diri sendiri. Alih-alih berkata, "Aku tidak mampu," ubah menjadi, "Aku akan mencoba yang terbaik." Kata-kata yang digunakan untuk berbicara pada diri sendiri sangat menentukan kesehatan mental.

3) Mengejar kesempurnaan tanpa henti

Perfeksionisme sering disalahartikan sebagai keunggulan. Namun, mengejar kesempurnaan terus-menerus bisa menjadi bumerang.

Orang yang perfeksionis cenderung menetapkan standar yang tidak realistis dan merasa gagal jika tidak mencapainya. Ini menciptakan tekanan besar dan menyebabkan stres kronis.

Dalam jangka panjang, perfeksionisme bisa berujung pada kelelahan mental dan rasa tidak puas terhadap diri sendiri.

Daripada mengejar kesempurnaan, fokuslah pada perkembangan dan usaha terbaik. Hidup bukan soal menjadi sempurna, tetapi tentang terus bertumbuh.

4) Mengabaikan perawatan diri

Banyak orang berpikir perawatan diri (self-care) hanya soal liburan mewah atau spa mahal. Padahal, perawatan diri juga berarti cukup tidur, makan sehat, menetapkan batasan, dan meluangkan waktu untuk hal-hal yang menyenangkan.

Mengabaikan kebutuhan diri sendiri bisa menyebabkan stres berlebihan, kelelahan, dan bahkan memicu gangguan mental.

Jika terus-menerus mengutamakan orang lain tanpa mengisi ulang energi diri sendiri, maka tubuh dan pikiran akan kewalahan.

Merawat diri bukanlah tindakan egois. Sebaliknya, ini adalah investasi dalam kesehatan mental jangka panjang.

5) Mengorbankan kesehatan fisik

Kesehatan fisik dan mental saling berhubungan erat. Kurang tidur, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik dapat berdampak langsung pada suasana hati dan tingkat stres.

Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan produksi hormon endorfin, yang berperan dalam meningkatkan suasana hati dan mengurangi kecemasan. Sebaliknya, kurang tidur dan pola makan tidak sehat bisa memperburuk kondisi mental.

Pastikan tubuh mendapat nutrisi yang cukup, tidur berkualitas, dan bergerak secara teratur. Kesehatan mental akan jauh lebih stabil ketika tubuh dalam kondisi optimal.

6) Terjebak dalam stres kronis

Stres adalah bagian dari kehidupan, tetapi jika terjadi terus-menerus tanpa jeda, dampaknya bisa sangat merusak.

Stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengganggu konsentrasi, dan meningkatkan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.

Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka telah hidup dalam tekanan yang konstan hingga tubuh mulai memberi tanda-tanda kelelahan.

Luangkan waktu untuk bersantai, meditasi, atau sekadar mengatur ulang prioritas hidup. Belajar mengelola stres adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental tetap stabil.

7) Bertahan dalam hubungan yang toxic

Lingkungan sosial memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental. Berada dalam hubungan yang penuh tekanan, baik dengan pasangan, teman, maupun keluarga, bisa menguras energi emosional.

Jika sering merasa tidak dihargai, diremehkan, atau bahkan takut untuk menjadi diri sendiri dalam suatu hubungan, itu adalah tanda bahwa hubungan tersebut mungkin beracun alias toxic.

Hubungan yang sehat seharusnya memberi dukungan, bukan menyebabkan stres. Jangan ragu untuk menetapkan batasan atau bahkan menjauh dari orang-orang yang membawa dampak negatif.

8) Selalu membandingkan diri dengan orang lain

Di era media sosial, membandingkan hidup sendiri dengan kehidupan orang lain menjadi kebiasaan yang sulit dihindari. Melihat pencapaian atau kebahagiaan orang lain bisa menimbulkan perasaan tidak cukup baik dan merusak harga diri.

Namun, yang sering terlupakan adalah bahwa media sosial hanya menampilkan sisi terbaik seseorang. Tidak ada yang membagikan kegagalan atau kesedihan mereka secara utuh.

Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, fokuslah pada perkembangan pribadi. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik, dan tidak ada gunanya mengukur kebahagiaan dengan standar orang lain.

9) Mengabaikan hal yang membuat bahagia

Pernah merasa terlalu sibuk hingga tidak punya waktu untuk hal-hal yang sebenarnya disukai? Mengabaikan hobi dan minat bisa menjadi salah satu penyebab kesehatan mental terganggu.

Melakukan sesuatu yang disukai dapat meningkatkan kebahagiaan, mengurangi stres, dan memberi energi positif.

Bahkan, aktivitas kecil seperti membaca buku, menggambar, atau bermain musik dapat membantu menjaga keseimbangan mental.

Jangan biarkan kesibukan mengambil semua waktu hingga tidak ada ruang untuk menikmati hidup. Kebahagiaan sering kali datang dari hal-hal sederhana yang memberi makna dalam kehidupan.

Kesehatan mental bukanlah sesuatu yang hanya dipengaruhi oleh faktor besar, tetapi juga oleh kebiasaan kecil sehari-hari. Tanpa disadari, beberapa pola pikir dan perilaku bisa mengikis ketenangan batin dan kesejahteraan emosional.

Dengan menyadari dan mengubah kebiasaan-kebiasaan ini, kesehatan mental dapat dijaga dengan lebih baik. Tidak perlu perubahan drastis, langkah kecil pun bisa membawa dampak besar dalam jangka panjang.

Mulailah dari hal-hal sederhana: lebih sadar dalam menjalani hari, berbicara baik pada diri sendiri, dan memberikan waktu untuk hal-hal yang membuat bahagia. Kesehatan mental adalah investasi jangka panjang yang layak diperjuangkan.

Editor: Bayu Putra

Tag:  #mulai #tinggalkan #kebiasaan #sehari #hari #diam #diam #bisa #merusak #kesehatan #mental #anda #menurut #psikologi

KOMENTAR