Orang yang Selalu Dituntut Sempurna Sejak Kecil, Biasanya Menunjukkan 8 Perilaku Ini di Kemudian Hari
Ilustrasi seseorang yang selalu dituntut sempurna sejak kecil. (Freepik).
14:46
10 Februari 2025

Orang yang Selalu Dituntut Sempurna Sejak Kecil, Biasanya Menunjukkan 8 Perilaku Ini di Kemudian Hari

 Sejak kecil, kita diajarkan untuk selalu melakukan yang terbaik. Namun, bagi sebagian orang, melakukan yang terbaik tidak pernah cukup. Setiap kesalahan terasa seperti kegagalan, setiap pencapaian harus sempurna, dan tekanan untuk memenuhi standar yang tinggi terus menghantui.

Tekanan semacam ini tidak serta-merta hilang saat seseorang tumbuh dewasa. Sebaliknya, hal ini justru membentuk cara berpikir, bertindak, bahkan cara mereka menilai diri sendiri hingga dewasa.

Dilansir dari News Reports pada senin (10/2), jika kamu salah satu dari mereka yang mengalami tuntutan kesempurnaan sejak kecil, mungkin kamu akan mengenali delapan perilaku berikut ini dalam dirimu:

1. Sulit Merasa Puas dengan Pencapaian

Tidak peduli seberapa besar pencapaian yang diraih, rasanya selalu ada yang kurang. Meskipun berhasil mencapai target besar, mendapat pujian, atau bahkan melampaui ekspektasi, tetap ada dorongan untuk menetapkan standar baru yang lebih tinggi.

Hal ini terjadi karena sejak kecil, nilai diri mereka diukur dari pencapaian. Kesempurnaan adalah keharusan, dan segala sesuatu yang kurang dari itu dianggap sebagai kegagalan. Akibatnya, mereka kesulitan menikmati keberhasilan dan lebih fokus pada hal berikutnya yang harus dibuktikan.

2. Takut Berbuat Kesalahan

Membuat kesalahan, sekecil apa pun, terasa seperti bencana. Sejak kecil, mereka terbiasa menghindari kesalahan dengan segala cara. 

Bahkan saat dewasa, mereka terus menghabiskan waktu untuk memeriksa ulang pekerjaan, mengulang-ulang percakapan dalam pikiran, atau khawatir berlebihan sebelum mengirim pesan atau email.

Tekanan untuk selalu benar ini sangat melelahkan, tetapi sudah tertanam dalam diri mereka sejak kecil bahwa kesalahan bukanlah pilihan.

3. Mengaitkan Nilai Diri dengan Produktivitas

Bagi banyak orang, istirahat adalah waktu untuk mengisi ulang energi. Namun, bagi mereka yang sejak kecil selalu dituntut sempurna, berhenti sejenak justru memunculkan rasa bersalah.

Otak mereka terbiasa menghubungkan pencapaian dengan nilai diri. Jika pujian hanya datang setelah kesuksesan, mereka akan merasa harus terus produktif agar dihargai. Akibatnya, mereka cenderung bekerja berlebihan, rentan terhadap kelelahan, dan merasa cemas saat tidak melakukan apa-apa.

4. Sulit Menerima Kritik

Mendapat kritik bukan hal yang mudah, tetapi bagi mereka yang sejak kecil dipaksa untuk sempurna, kritik terasa seperti serangan pribadi. Kesalahan bukan hanya dianggap sebagai sesuatu yang perlu diperbaiki, tetapi sebagai sesuatu yang harus dihindari dengan segala cara.

Akibatnya, bahkan kritik yang membangun pun bisa membuat mereka merasa gagal, malu, atau cemas, karena seolah-olah membuktikan bahwa mereka tidak cukup baik.

5. Enggan Meminta Bantuan

Mereka sering menganggap bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan. Sejak kecil, mereka terbiasa menyelesaikan segala sesuatunya sendiri, karena takut dianggap tidak kompeten jika meminta bantuan.

Kebiasaan ini terbawa hingga dewasa, membuat mereka enggan meminta pertolongan meskipun sudah kewalahan.

6. Cenderung Menunda Pekerjaan

Orang yang tumbuh dengan tekanan tinggi untuk selalu berhasil sering kali justru menunda tugas-tugas penting.

Perfectionism dan procrastination berjalan beriringan. Ketika tuntutan untuk melakukan sesuatu dengan sempurna terasa terlalu besar, lebih mudah untuk menunda daripada menghadapi kemungkinan kegagalan.

Mereka terus menunggu momen yang "tepat," rencana yang "sempurna," atau kepastian bahwa mereka tidak akan gagal—sayangnya, momen itu jarang datang.

7. Sulit Menikmati Momen Sekarang

Meskipun sedang dalam situasi yang seharusnya menyenangkan atau menenangkan, pikiran mereka tetap sibuk dengan kekhawatiran. Sejak kecil, mereka terbiasa fokus pada pencapaian dan perbaikan diri. Berhenti sejenak untuk menikmati hidup terasa tidak produktif.

Akibatnya, meskipun sedang liburan atau menghabiskan waktu dengan teman, mereka sulit benar-benar hadir di momen tersebut karena pikirannya sudah sibuk dengan rencana dan target berikutnya.

8. Menjadi Kritikus Terbesar bagi Diri Sendiri

Tidak ada yang menuntut mereka lebih tinggi selain diri mereka sendiri. Meskipun orang lain sudah mengakui keberhasilan mereka, mereka tetap fokus pada kekurangan. 

Bahkan saat mencapai sesuatu yang besar, mereka cenderung meremehkan pencapaian tersebut. Standar yang mereka tetapkan sangat tinggi, hingga sulit bagi diri sendiri untuk merasa cukup.

Jika kamu merasa terkait dengan perilaku-perilaku ini, kamu tidak sendirian. Tuntutan kesempurnaan sejak kecil bisa membentuk cara seseorang melihat diri mereka sendiri, pencapaian, dan bahkan nilai hidup mereka. Namun, kesempurnaan seharusnya bukan tujuan utama.

Orang yang benar-benar sukses bukanlah mereka yang tidak pernah berbuat kesalahan, tetapi mereka yang mau belajar dari kesalahan. Begitu pula dengan kebahagiaan—ia datang dari kemampuan untuk menghargai momen, bukan dari terus-menerus mengejar standar yang tidak realistis.

Melepaskan tekanan untuk selalu sempurna berarti menerima diri sendiri sebagai manusia, dan itu sudah lebih dari cukup!

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #orang #yang #selalu #dituntut #sempurna #sejak #kecil #biasanya #menunjukkan #perilaku #kemudian #hari

KOMENTAR