8 Perilaku Pria yang Berpura-pura Baik tapi Sebenarnya Tidak Menurut Psikologi, Harap Waspada!
Perilaku pria berpura-pura baik menurut psikologi (foto : Freepik/ pressfoto)
13:16
10 Februari 2025

8 Perilaku Pria yang Berpura-pura Baik tapi Sebenarnya Tidak Menurut Psikologi, Harap Waspada!

– Dalam interaksi sehari-hari, tidak semua perilaku yang terlihat baik berasal dari niat yang tulus. Menurut psikologi, ada pria yang berpura-pura menggunakan sikap ramah dan perhatian sebagai kedok untuk motif tersembunyi, yang bisa merugikan orang lain.

Perilaku seperti ini sering kali sulit dikenali karena terselubung dalam tindakan yang tampak positif. Menjadi waspada terhadap tanda-tanda tersebut sangat penting, terutama untuk melindungi diri dari manipulasi emosional.

Dilansir dari geediting.com pada Senin (10/2), diterangkan bahwa terdapat delapan perilaku pria yang berpura-pura baik pada orang lain tapi sebenarnya tidak menurut Psikologi.

1. Kedermawanan palsu

Tindakan kedermawanan sering kali menjadi topeng yang sempurna untuk menutupi niat tersembunyi. Seseorang bisa dengan mudah membeli minuman, memberikan tempat duduk, atau membantu pekerjaan orang lain untuk menciptakan kesan baik hati.

Namun, di balik semua tindakan murah hati tersebut, seringkali tersimpan ekspektasi terselubung atau keinginan untuk mendapatkan sesuatu sebagai balasan. Hal ini biasanya terlihat ketika mereka terus-menerus mengingatkan tentang “kebaikan” yang telah mereka lakukan, seolah-olah menciptakan hutang budi yang harus dibayar.

2. Pujian berbalut kritik

Pria yang berpura-pura baik seringkali memberikan pujian yang terdengar manis di awal namun menyimpan kritik tajam di dalamnya. Misalnya, mereka akan memuji etika kerja seseorang tetapi kemudian menambahkan bahwa orang tersebut bisa lebih sukses jika memiliki semangat seperti dirinya.

Pujian semacam ini sebenarnya adalah bentuk manipulasi halus yang dirancang untuk merendahkan kepercayaan diri orang lain sambil tetap mempertahankan citra “baik hati”. Tujuan sebenarnya adalah untuk membuat orang lain merasa tidak cukup baik atau selalu berada di bawah standar yang mereka tetapkan.

3. Kebaikan yang selektif

Salah satu cara paling efektif untuk mengenali kepribadian asli seseorang adalah dengan mengamati bagaimana mereka memperlakukan orang-orang yang dianggap “tidak penting” dalam hidup mereka. Pria yang berpura-pura baik umumnya akan bersikap sangat ramah dan mempesona kepada orang-orang yang bisa memberi mereka keuntungan atau yang ingin mereka beri kesan baik.

Namun, kepada pelayan restoran, petugas kebersihan, atau orang-orang yang dianggap “di bawah” mereka, sikapnya bisa berubah 180 derajat menjadi dingin dan merendahkan. Perbedaan perlakuan yang mencolok ini menunjukkan bahwa kebaikan mereka hanyalah alat untuk mencapai tujuan tertentu.

4. Perilaku yang tidak konsisten

Kebaikan yang tulus selalu konsisten, tidak peduli situasi atau dengan siapa seseorang berinteraksi. Namun, pria yang berpura-pura baik seringkali menunjukkan perilaku yang berubah-ubah seperti cuaca. Suatu hari mereka bisa menjadi sosok yang sangat perhatian, membukakan pintu, dan menawarkan jaket saat cuaca dingin.

Keesokan harinya, orang yang sama bisa mengabaikan atau bersikap acuh tak acuh seolah tidak mengenal. Inkonsistensi ini adalah pertanda bahwa kebaikan mereka hanyalah sebuah pertunjukan yang bergantung pada keadaan dan apa yang bisa mereka dapatkan.

5. Kurangnya empati

Ketidakmampuan untuk benar-benar memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain adalah tanda yang sangat jelas dari pria yang berpura-pura baik. Mereka mungkin pandai mengucapkan kata-kata yang tepat dan melakukan tindakan baik yang terlihat oleh mata, tetapi ketika seseorang benar-benar membutuhkan dukungan emosional, mereka tidak mampu memberikannya.

Respon mereka terhadap kesulitan orang lain cenderung dingin dan tidak peduli, menunjukkan bahwa kebaikan mereka hanya sebatas permukaan dan tidak berakar dari hati yang tulus.

6. Reaksi defensif berlebihan

Ketika tindakan atau motif mereka dipertanyakan, pria yang berpura-pura baik seringkali menunjukkan reaksi defensif yang tidak proporsional. Mereka bisa menjadi marah, menyangkal semua tuduhan, atau bahkan berbalik menyalahkan orang lain atas ketidakbersyukuran.

Reaksi berlebihan ini muncul karena setiap pertanyaan atau kritik dianggap sebagai ancaman yang bisa membongkar kedok mereka. Sikap defensif yang ekstrem ini seringkali menjadi indikator bahwa ada sesuatu yang mereka sembunyikan di balik topeng kebaikan mereka.

7. Kebaikan sebagai alat kontrol

Beberapa pria menggunakan kebaikan sebagai cara untuk mengontrol orang lain. Mereka mungkin membantu memperbaiki mobil, membayar tagihan, atau membantu pekerjaan dengan sukarela.

Namun, bantuan ini selalu datang dengan ekspektasi tertentu dan seringkali digunakan sebagai alat tawar di kemudian hari. Mereka mengharapkan penerima bantuan untuk selalu berterima kasih, bergantung pada mereka, atau mengikuti kemauan mereka sebagai “balas budi” atas kebaikan yang telah diberikan.

8. Tidak menghormati batasan

Pria yang berpura-pura baik sering menggunakan “kebaikan” mereka sebagai pembenaran untuk melanggar batasan pribadi orang lain. Mereka menganggap tindakan baik yang mereka lakukan memberikan mereka hak istimewa untuk mengabaikan kenyamanan dan privasi orang lain.

Pelanggaran batas ini bisa dalam bentuk memaksa masuk ke ruang pribadi, membuat orang tidak nyaman, atau mengabaikan penolakan halus dengan dalih “hanya ingin membantu”.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #perilaku #pria #yang #berpura #pura #baik #tapi #sebenarnya #tidak #menurut #psikologi #harap #waspada

KOMENTAR