Berdasarkan Penelitian Psikologi: 7 Sifat Ini Akan Tumbuh pada Anak yang Kehilangan Peran Seorang Ayah
Ilustrasi memahami peran ayah untuk pertumbuhan anak. (Pixabay)
08:54
25 September 2024

Berdasarkan Penelitian Psikologi: 7 Sifat Ini Akan Tumbuh pada Anak yang Kehilangan Peran Seorang Ayah

 

Peran seorang ayah dalam kehidupan anak lebih dari sekadar figur orang tua yang memberikan nafkah.

Sosok ayah, tak kalah memainkan peran penting dalam perkembangan psikologis dan emosional anak.

Kehadiran ayah tidak hanya memberikan rasa aman dan stabilitas, tetapi juga membentuk fondasi kepercayaan diri, identitas, dan relasi sosial anak.

Lantas, bagaimana jika seorang anak kehilangan peran ayah, baik karena perceraian, kematian, atau ketidakhadiran fisik maupun emosional?

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa kehilangan peran ayah dapat memengaruhi berbagai aspek perkembangan seorang anak, mulai dari cara mereka berhubungan dengan orang lain hingga bagaimana mereka melihat dunia di sekitar mereka.

Anak-anak yang tumbuh tanpa peran ayah cenderung mengembangkan sifat-sifat tertentu yang dapat memengaruhi kepribadian dan perilaku mereka di masa depan.

Berdasarkan beberapa jurnal penelitian, inilah tujuh sifat ini cenderung tumbuh pada anak yang kehilangan figur ayah, berdasarkan penelitian psikologi.

1. Kesulitan dalam Membangun Kepercayaan

Salah satu sifat yang sering muncul pada anak yang kehilangan peran ayah adalah kesulitan dalam membangun kepercayaan dengan orang lain.

Ayah, sebagai figur yang biasanya menyediakan rasa aman dan stabilitas, berperan besar dalam membentuk rasa percaya anak terhadap lingkungan dan hubungan sosial mereka.

Ketika peran ayah hilang, baik karena ketidakhadiran fisik maupun emosional, anak mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain, terutama dalam hubungan interpersonal yang erat.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa peran ayah sering kali lebih skeptis dan ragu untuk mempercayai orang lain.

Hal ini bisa berlanjut hingga dewasa, di mana mereka mungkin mengalami masalah dalam hubungan romantis atau persahabatan, karena rasa takut dikhianati atau ditinggalkan.

2. Rasa Rendah Diri dan Kehilangan Kepercayaan Diri

Penelitian psikologis juga mengungkapkan bahwa anak-anak yang kehilangan peran ayah cenderung memiliki rasa rendah diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh dengan figur ayah yang kuat.

Ayah sering kali menjadi sumber dukungan emosional yang membantu anak-anak merasa berharga dan kompeten.

Ketika peran ini hilang, anak mungkin merasa kurang mendapatkan validasi, yang dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan diri.

Anak-anak tanpa peran ayah juga cenderung lebih sensitif terhadap kritik atau penolakan dari lingkungan sekitar mereka.

Kurangnya rasa kepercayaan diri ini bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk prestasi akademis, relasi sosial, dan bahkan pilihan karier di masa dewasa.

3. Kemungkinan Lebih Tinggi untuk Berperilaku Agresif

Ketidakhadiran figur ayah juga dikaitkan dengan perilaku agresif pada anak, terutama pada anak laki-laki.

Menurut Journal of Family Psychology, anak-anak yang tumbuh tanpa ayah lebih rentan menunjukkan perilaku yang lebih agresif, baik secara verbal maupun fisik.

Hal ini terutama terjadi ketika mereka tidak memiliki role model pria yang stabil dan dapat memberikan contoh tentang cara mengelola emosi dengan sehat.

Tanpa bimbingan ayah dalam hal pengendalian emosi, anak-anak mungkin kesulitan mengelola kemarahan dan frustrasi mereka, yang pada akhirnya bisa meledak menjadi perilaku agresif.

Selain itu, perilaku agresif ini sering kali digunakan sebagai mekanisme pertahanan untuk menyembunyikan perasaan tidak aman atau terluka.

4. Keterikatan Emosional yang Tidak Stabil

Anak-anak yang kehilangan peran ayah juga sering kali mengalami masalah dengan keterikatan emosional yang stabil.

Figur ayah berfungsi sebagai model penting dalam mengajarkan anak-anak cara membangun hubungan yang sehat dan seimbang.

Ketika mereka kehilangan sosok ini, anak-anak mungkin mengembangkan pola keterikatan yang tidak sehat, seperti ketergantungan emosional berlebihan atau ketakutan berlebihan terhadap keintiman.

Studi dalam bidang psikologi perkembangan menunjukkan bahwa anak-anak tanpa ayah lebih rentan mengalami kecemasan akan ditinggalkan dan memiliki kebutuhan mendesak untuk mencari validasi dari orang lain.

Hal ini bisa membuat mereka cenderung mudah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat di masa dewasa.

5. Masalah dengan Disiplin dan Pengendalian Diri

Peran ayah sering kali dikaitkan dengan penerapan disiplin dan aturan dalam keluarga. Ayah biasanya menjadi figur yang mengajarkan anak tentang tanggung jawab, disiplin, dan pentingnya mengendalikan diri.

Ketika anak kehilangan peran ini, mereka mungkin kesulitan untuk membangun struktur dan pengendalian diri yang baik.

Menurut beberapa penelitian, anak-anak yang tumbuh tanpa peran ayah lebih cenderung mengalami masalah perilaku, seperti kurangnya tanggung jawab atau ketidakmampuan untuk mengatur waktu dan prioritas dengan baik.

Hal ini bisa berdampak pada kinerja akademis mereka, serta kemampuan mereka untuk mencapai tujuan jangka panjang.

6. Kekosongan Identitas dan Pencarian Jati Diri yang Berkelanjutan

Ayah berperan penting dalam membantu anak-anak, terutama anak laki-laki, untuk membangun identitas diri.

Kehilangan peran ayah dapat meninggalkan kekosongan yang membuat anak terus-menerus mencari jati diri mereka sendiri.

Mereka mungkin mencari figur pengganti di lingkungan sekitar mereka, seperti tokoh-tokoh lain dalam keluarga, guru, atau bahkan teman-teman sebaya.

Pencarian jati diri yang terus-menerus ini dapat membuat anak-anak merasa bingung dan tersesat, terutama saat mereka tumbuh dewasa.

Sebuah penelitian dari American Psychological Association menunjukkan bahwa anak-anak tanpa figur ayah cenderung mengalami krisis identitas yang lebih kuat, terutama di masa remaja, di mana mereka berjuang untuk menemukan siapa diri mereka sebenarnya tanpa bimbingan dari seorang ayah.

7. Ketergantungan Emosional pada Ibu

Ketika seorang anak kehilangan peran ayah, mereka sering kali mengembangkan ketergantungan emosional yang lebih besar pada ibu.

Meskipun hubungan dekat dengan ibu adalah hal yang positif, ketergantungan yang berlebihan dapat menimbulkan tantangan tersendiri.

Anak mungkin merasa sulit untuk mandiri secara emosional dan sering kali bergantung pada ibu untuk dukungan emosional dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Psikolog menyebutkan bahwa pola ketergantungan ini bisa memengaruhi kemampuan anak untuk membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain di masa dewasa, karena mereka mungkin selalu mencari figur otoritas yang dapat memenuhi kebutuhan emosional mereka.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #berdasarkan #penelitian #psikologi #sifat #akan #tumbuh #pada #anak #yang #kehilangan #peran #seorang #ayah

KOMENTAR