9 Perilaku yang Ditunjukkan Orang Sedang FOMO Menurut Psikologi, Kamu Juga Begitu?
Perilaku orang sedang FOMO menurut psikologi (foto : Freepik/ BalashMirzabey)
22:58
9 Februari 2025

9 Perilaku yang Ditunjukkan Orang Sedang FOMO Menurut Psikologi, Kamu Juga Begitu?

FOMO (Fear of Missing Out) adalah fenomena psikologis di mana seseorang merasa takut tertinggal atau kehilangan momen penting atau trend terkini yang dialami orang lain.

Orang yang mengalami FOMO cenderung memiliki dorongan kuat untuk selalu terhubung dengan media sosial dan lingkungan sekitar demi memastikan mereka tidak melewatkan sesuatu yang menarik.

Dilansir dari geediting.com pada Minggu (9/2), diterangkan bahwa terdapat sembilan perilaku yang ditunjukkan orang sedang FOMO menurut psikologi.

1. Jadwal yang terlalu padat

Kebiasaan mengisi jadwal yang terlalu padat merupakan indikator kuat seseorang mengalami FOMO. Hal ini terlihat dari kecenderungan untuk selalu menyetujui setiap undangan pertemuan atau kegiatan sosial, bahkan ketika waktu istirahat sudah sangat terbatas.

Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan tingkat FOMO tinggi sering mengalami peningkatan level stres karena jarang memberikan kesempatan bagi diri mereka untuk beristirahat dan memulihkan energi.

Jadwal yang overbooked bukan hanya soal kesibukan semata, tetapi lebih kepada kekhawatiran bahwa setiap slot kosong bisa berarti kehilangan kesempatan untuk terhubung, belajar, atau bersenang-senang.

2. Scrolling tanpa henti

Media sosial menjadi pemicu utama FOMO karena platform ini menampilkan highlight terbaik dari kehidupan orang lain. Saat kamu berencana hanya mengecek media sosial “semenit saja”, tanpa sadar waktu sudah berlalu berjam-jam karena terjebak melihat foto-foto liburan pantai, renovasi rumah baru, atau reuni keluarga besar.

Riset menemukan bahwa pengguna media sosial berlebihan seringkali melaporkan tingkat kecemburuan dan ketidakpuasan yang lebih tinggi terhadap kehidupan mereka sendiri. Yang perlu diingat adalah konten yang dilihat hanyalah versi kurasi dari keseharian seseorang, bukan realitas lengkapnya.

3. Ragu dengan undangan sosial

FOMO tidak selalu tentang mengatakan “ya” pada setiap kesempatan. Terkadang ia muncul sebagai kecemasan berlebihan saat memutuskan untuk menolak undangan. Ketika mendapat undangan pesta, pikiran akan dipenuhi kekhawatiran selama seminggu penuh tentang keputusan untuk tidak hadir.

Bahkan saat akhirnya memutuskan untuk datang, kekhawatiran tetap muncul - jika datang, ada kekhawatiran membuang waktu, jika tidak datang, ada ketakutan melewatkan pengalaman berharga.

4. Pengecekan berulang

Orang dengan FOMO memiliki kebiasaan mengecek perangkat secara kompulsif - mulai dari pesan teks, email, hingga notifikasi media sosial sepanjang hari. Dorongan untuk “mengecek” apa yang terjadi bisa muncul bahkan di tengah percakapan penting dengan orang lain.

FOMO mendorong kita untuk terus membandingkan, sehingga kita tetap terikat pada pembaruan konstan yang seringkali justru lebih banyak memberi kecemasan daripada kesejahteraan.

5. Mencari validasi dari orang lain

Mengirim pesan seperti “Hei, acaranya tadi malam seru nggak? Semoga aku nggak ketinggalan sesuatu yang penting” adalah tanda klasik FOMO.

Orang dengan FOMO sering bertanya detail tentang acara yang mereka lewatkan, mencari ketenangan bahwa mereka tidak melewatkan sesuatu yang mengubah hidup. Secara psikologis, ini adalah upaya untuk menenangkan kecemasan akan eksklusi sosial.

6. Takut kehilangan peluang profesional

FOMO tidak terbatas pada setting sosial saja. Dalam dunia profesional, FOMO bisa muncul sebagai kekhawatiran tidak mengambil cukup kursus, tidak menghadiri webinar yang tepat, atau melewatkan acara industri penting.

Riset yang dipublikasikan di National Library of Medicine menunjukkan bahwa FOMO terkait karir menyebabkan kecemasan dan burnout yang lebih tinggi di kalangan karyawan. Penting untuk menyadari bahwa tidak mungkin menghadiri setiap acara networking atau mendaftar setiap kursus pengembangan profesional.

7. Perbandingan kompulsif

FOMO berkembang subur dari perbandingan. Melihat rekan kerja mendapat promosi membuat kita merasa tertinggal, atau melihat influencer Instagram traveling membuat hidup kita terasa terlalu biasa.

James Clear mengatakan bahwa semua hal besar berawal dari hal kecil, namun ketika dalam mode FOMO, sangat mudah mengabaikan kemajuan sendiri karena terlalu fokus dengan posisi orang lain.

8. Cemas dengan rencana akhir pekan

Ketakutan melewatkan sesuatu bisa membuat akhir pekan terasa seperti kompetisi berisiko tinggi. Tanpa rencana, muncul kepanikan “tidak melakukan apa-apa”. Dengan rencana pun, muncul kekhawatiran apakah itu rencana yang “tepat”.

FOMO bisa membuat seseorang mengecek media sosial saat diundang ke BBQ santai di halaman belakang, khawatir ada acara yang lebih menarik.

9. Meremehkan pencapaian

Orang dengan FOMO cenderung meremehkan kesuksesan mereka sendiri karena terlalu fokus pada apa yang belum mereka lakukan.

Setelah menyelesaikan proyek kerja yang melelahkan selama berminggu-minggu, alih-alih merayakan, pikiran langsung tertuju pada proyek yang terlewat atau konferensi yang tidak dihadiri.

FOMO dapat mengambil alih rasa pencapaian dan mengalihkan fokus dari apresiasi atas milestone yang telah dicapai.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #perilaku #yang #ditunjukkan #orang #sedang #fomo #menurut #psikologi #kamu #juga #begitu

KOMENTAR