Orang yang Meyakinkan Diri Mereka Sendiri bahwa Mereka Bahagia tetapi Sebenarnya Tidak, Biasanya Menunjukkan 7 Perilaku Ini Menurut Psikologi
Seseorang yang meyakinkan bahwa dirinya bahagia padahal tidak. (Freepik/asier_relampagoestudio)
12:22
9 Februari 2025

Orang yang Meyakinkan Diri Mereka Sendiri bahwa Mereka Bahagia tetapi Sebenarnya Tidak, Biasanya Menunjukkan 7 Perilaku Ini Menurut Psikologi


Kebahagiaan adalah kondisi emosional yang diinginkan oleh semua orang.   Namun, ada kalanya seseorang mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa mereka bahagia, padahal di dalam hati mereka sebenarnya merasakan kekosongan atau ketidakpuasan.    Fenomena ini cukup sering terjadi, terutama pada mereka yang merasa harus tampak baik-baik saja di mata orang lain.    Dilansir dari Geediting pada Minggu (9/2), orang yang meyakinkan diri sendiri bahwa mereka bahagia tetapi sebenarnya tidak, biasanya menunjukkan 7 perilaku berikut:

1. Sering Memaksakan Senyum di Depan Orang Lain

Orang yang berusaha terlihat bahagia biasanya menutupi perasaannya dengan senyum palsu.   Mereka tampak selalu ceria di hadapan orang lain, meskipun di dalam hati mereka merasa sebaliknya.   Senyum yang terlalu sering dipaksakan ini biasanya dapat dikenali karena terasa tidak alami atau tidak konsisten dengan emosi yang mereka ungkapkan melalui bahasa tubuh lainnya.

Mengapa mereka melakukannya? Karena mereka merasa ada tekanan sosial untuk selalu terlihat bahagia dan sukses.    Mereka takut dianggap lemah atau bermasalah jika menunjukkan emosi negatif.  



2. Menghindari Pembicaraan tentang Perasaan yang Sebenarnya

Orang yang berpura-pura bahagia cenderung menghindari percakapan mendalam tentang emosi mereka.    Jika ditanya bagaimana perasaan mereka, jawabannya seringkali singkat, seperti “Aku baik-baik saja” atau “Tidak ada masalah”.    Mereka tidak ingin membahas emosi negatif karena merasa hal itu akan meruntuhkan citra bahagia yang sudah mereka bangun.

Alih-alih jujur pada perasaan sendiri, mereka lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih ringan atau netral.

3. Sibuk Berlebihan untuk Mengalihkan Diri

Salah satu cara yang paling umum dilakukan oleh orang yang merasa tidak bahagia tetapi berusaha meyakinkan dirinya sendiri adalah dengan menyibukkan diri.    Mereka akan mengisi setiap waktu luang dengan berbagai aktivitas, baik itu pekerjaan, olahraga, atau hobi.    Tujuannya adalah untuk menghindari momen hening yang bisa membuat mereka harus menghadapi perasaan yang sesungguhnya.

Menurut psikologi, perilaku ini merupakan mekanisme pelarian.    Dengan tetap sibuk, mereka berharap bisa melupakan ketidakbahagiaan yang mereka rasakan, meski hanya sementara.  



4. Membandingkan Diri dengan Orang Lain di Media Sosial

Orang yang berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka bahagia sering terjebak dalam kebiasaan membandingkan hidup mereka dengan orang lain, terutama melalui media sosial.    Mereka merasa perlu membuktikan kepada orang lain (dan diri sendiri) bahwa hidup mereka sama menyenangkannya dengan yang terlihat di layar.

Mereka mungkin sering memposting foto-foto yang menunjukkan “kebahagiaan” mereka di media sosial, meski kenyataannya berbeda jauh dari apa yang mereka rasakan di dunia nyata.

5. Mengabaikan atau Meremehkan Emosi Negatif

Daripada menghadapi perasaan sedih, kecewa, atau marah, orang yang berpura-pura bahagia biasanya memilih untuk mengabaikannya.    Mereka meyakinkan diri sendiri bahwa emosi negatif itu tidak penting atau hanya sementara.

Namun, menurut psikologi, menekan emosi negatif dalam jangka panjang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.   Emosi yang tidak pernah diakui dan diolah dengan baik akan terus menumpuk dan bisa meledak di kemudian hari.

6. Sering Memberi Nasihat tentang Kebahagiaan kepada Orang Lain

Menariknya, orang yang sebenarnya tidak bahagia justru sering memberikan nasihat tentang kebahagiaan kepada orang lain.    Mereka tampak seperti sosok yang bijaksana dan penuh motivasi, tetapi apa yang mereka katakan tidak selalu sesuai dengan apa yang mereka rasakan.

Ini adalah bentuk kompensasi. Mereka merasa lebih baik dengan membantu orang lain, meski mereka sendiri tidak sepenuhnya mempraktikkan apa yang mereka nasihatkan.

7. Merasa Lelah dan Kehilangan Energi secara Emosional

Meyakinkan diri sendiri bahwa Anda bahagia padahal tidak adalah proses yang melelahkan secara emosional.    Orang yang melakukan ini sering merasa lelah tanpa alasan jelas.    Mereka kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan hal-hal yang dulu mereka nikmati.

Kelelahan emosional ini juga bisa berdampak pada kesehatan fisik, seperti sulit tidur, sakit kepala, atau gangguan pencernaan.    Meskipun mereka berusaha sekuat tenaga untuk terus terlihat baik-baik saja, tubuh mereka tetap memberikan sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Mengapa Orang Melakukan Ini?

Ada berbagai alasan mengapa seseorang berpura-pura bahagia:

Tekanan Sosial: Mereka merasa harus memenuhi ekspektasi sosial bahwa hidup mereka harus sempurna dan bahagia.
Takut Menghadapi Kenyataan:
 Mengakui bahwa mereka tidak bahagia terasa terlalu menyakitkan atau memalukan.
Ingin Melindungi Orang Lain: Beberapa orang berpura-pura bahagia karena tidak ingin membebani orang di sekitarnya dengan masalah mereka.
Bagaimana Mengatasi Perilaku Ini?

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan perilaku-perilaku di atas, langkah pertama adalah belajar untuk jujur pada diri sendiri.    Akui emosi yang ada, baik itu positif maupun negatif.    Tidak apa-apa merasa sedih atau kecewa.    Tidak ada yang salah dengan meminta bantuan, baik dari teman terpercaya, keluarga, atau profesional di bidang kesehatan mental.

Kebahagiaan sejati tidak datang dari penampilan luar, tetapi dari keselarasan antara perasaan batin dan kenyataan yang Anda jalani.    Berani menghadapi emosi yang sesungguhnya adalah langkah pertama menuju kebahagiaan yang lebih autentik.   ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #orang #yang #meyakinkan #diri #mereka #sendiri #bahwa #mereka #bahagia #tetapi #sebenarnya #tidak #biasanya #menunjukkan #perilaku #menurut #psikologi

KOMENTAR