4 Alasan Harus Bijak di Medsos, Jangan sampai Seperti Karyawan PT Timah
Ilustrasi media sosial.(UNSPLASH/ADEM AY)
18:15
6 Februari 2025

4 Alasan Harus Bijak di Medsos, Jangan sampai Seperti Karyawan PT Timah

- Unggahan di media sosial harus dilakukan dengan bijak, termasuk bagi karyawan. Salah langkah dalam bermedia sosial bisa berdampak serius, bahkan mengancam karier.

Baru-baru ini, misalnya, viral kasus seorang pegawai PT Timah Tbk yang dipecat karena mengejek karyawan honorer yang menggunakan BPJS Kesehatan.

Karyawan bernama Dwi Citra Weni mendapat kecaman luas dari netizen setelah videonya menyebar di media sosial. Dalam video tersebut, ia terlihat merendahkan pekerja honorer sambil menunjukkan logo PT Timah di seragamnya.

Unggahannya yang dianggap arogan ini memicu kritik tajam, dan akhirnya berujung pada pemecatan dirinya dari PT Timah.

Kasus ini menjadi bukti bahwa perilaku di media sosial dapat berdampak langsung pada status pekerjaan.

Lalu, mengapa karyawan harus berhati-hati dalam bermedia sosial? Berikut adalah empat alasan utama yang perlu diperhatikan, seperti dilansir dari BBC dan The Guardian.

1. Kesempatan karier bisa terancam

Perekrut dan perusahaan kini sering meninjau profil media sosial calon karyawan selama proses rekrutmen.

Menurut Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD), banyak perusahaan melakukan pencarian online terhadap kandidat sebelum merekrut mereka.

Foto atau komentar yang tidak pantas bisa menjadi faktor penentu apakah seseorang diterima atau tidak dalam sebuah perusahaan.

Bahkan, karyawan yang sudah bekerja pun bisa kehilangan pekerjaannya jika dianggap melanggar etika atau kebijakan perusahaan di media sosial.

2. Menjaga hubungan profesional

Mengunggah sesuatu di media sosial tanpa mempertimbangkan dampaknya dapat merusak hubungan dengan rekan kerja dan atasan.

Berinteraksi dengan kolega di platform seperti Facebook atau Twitter bisa membuat batas antara kehidupan pribadi dan profesional menjadi kabur.

Kasus Dwi Citra Weni menunjukkan bagaimana unggahan yang merendahkan rekan kerja dapat memicu kritik luas dan berdampak pada citra profesional seseorang.

Mengatur privasi akun dan selektif dalam membagikan konten bisa menjadi hal bijak agar tidak menimbulkan konflik di lingkungan kerja.

3. Berisiko terjerat masalah hukum dan etika

Karyawan harus memahami kebijakan perusahaan terkait media sosial.

Mengunggah komentar negatif tentang perusahaan, rekan kerja, atau klien bisa dianggap sebagai pelanggaran dan berujung pada sanksi, termasuk pemecatan.

Banyak perusahaan memiliki aturan ketat terkait perilaku karyawan di media sosial.

Dalam kasus PT Timah, unggahan Weni yang dianggap merendahkan orang lain dinilai bertentangan dengan etika perusahaan, sehingga berujung pada pemutusan hubungan kerja.

Ini menjadi pengingat penting bahwa media sosial bukanlah tempat untuk mengunggah sesuatu secara sembarangan.

4. Melindungi informasi pribadi dan keamanan

Berbagi terlalu banyak informasi di media sosial dapat membuat seseorang rentan terhadap penipuan dan pencurian identitas.

Sebaiknya, pengguna berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi karena banyak kasus kejahatan siber yang berasal dari sana.

Selain itu, menggunakan media sosial untuk menyombongkan status pekerjaan atau membagikan informasi perusahaan juga bisa menimbulkan konsekuensi serius.

Dalam kasus Weni, ia dengan sengaja menunjukkan logo PT Timah di seragamnya saat membuat konten yang kontroversial. Ini membuat bukan hanya dirinya yang terdampak, tetapi juga reputasi perusahaan tempatnya bekerja.

Tag:  #alasan #harus #bijak #medsos #jangan #sampai #seperti #karyawan #timah

KOMENTAR