Benarkah Anak yang Sering Berbohong Lahir dari Keluarga Strict Parent? Ini Pendapat Ahli yang Perlu Kamu Tahu!
- Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga dengan pola asuh strict parent sering kali dianggap lebih disiplin dan patuh terhadap aturan.
Namun, benarkah gaya parenting yang otoriter ini justru mendorong anak untuk lebih sering berbohong?
Dilansir melalui laman Independent, Selasa (4/2), menurut Psikoterapis Philippa Perry, Pola asuh yang ketat dapat membuat anak menjadi pembohong ulung karena mereka tidak merasa aman untuk mengatakan yang sebenarnya.
Perry menambahkan bahwa orang tua sebaiknya tidak serta-merta menyalahkan anak ketika mereka berbohong, melainkan perlu mengevaluasi pola asuh apa yang diterapkan.
Ia menjelaskan bahwa kebiasaan berbohong anak tidak sepenuhnya merupakan kesalahan mereka, melainkan dapat dipengaruhi oleh gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua, salah satunya adalah strict parent. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog Kanada, Victoria Talwar, dengan metode "Peeping Game" turut memperkuat klaim tersebut.
Dalam penelitian ini, Dr. Talwar meneliti dua sekolah di Afrika Barat, satu dengan aturan yang sangat ketat dan satu lagi dengan pendekatan yang lebih fleksibel. Anak-anak diminta menebak benda berdasarkan suaranya, tetapi suara terakhir yang digunakan dalam permainan tersebut tidak memiliki korelasi dengan tampilannya.
Ketika peneliti meninggalkan ruangan dan kembali bertanya apakah anak-anak mengintip sebelum menjawab, hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak dari sekolah dengan aturan ketat lebih cepat berbohong dan melakukannya dengan sangat efektif. Sementara itu, jumlah siswa dari sekolah yang lebih fleksibel yang berbohong dan mengatakan kebenaran kira-kira seimbang.
Bahkan penulis buku Born Liars – Why We Can't Live Without Deceit, Ian Leslie, berkomentar bahwa sistem sekolah yang menindak tegas kebohongan justru menciptakan “mesin” yang menghasilkan penipu ulung, dan hal ini semakin menjelaskan bahwa mendidik anak dengan gaya strict parent, hanya akan membentuk karakter mereka sebagai anak yang sering berbohong di kemudian hari. Lalu apa sebenarnya strict parent itu?
Strict parenting adalah pola asuh yang cenderung otoriter, ketat, dan kaku, serta sering kali membatasi kebebasan anak dalam banyak hal. Gaya parenting ini dapat membentuk karakter anak yang mudah stres, bahkan berpotensi menjadi pemberontak di kemudian hari.
Dilansir melalui laman PsychCentral, menurut Marissa Moore, MA, LPC, seorang konselor psikolog mengatakan alasan orang tua menerapkan parenting yang ketat karena ekspektasi yang tinggi dari orang tua terhadap anak, akan masa depan yang lebih baik.
"Orang tua yang ketat sering kali mendapat reputasi buruk. Namun, aturan yang kaku dan ekspektasi tinggi biasanya berasal dari niat baik. Orang tua yang ketat biasanya menetapkan peraturan dan pedoman yang tegas pada anak-anak mereka karena menginginkan yang terbaik untuk mereka. Namun, hal ini tidak selalu menghasilkan hasil yang diharapkan." jelas Marissa.
Selain itu, menurut Marissa, faktor budaya juga memengaruhi strict parenting. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dengan budaya kolektivis, seperti beberapa negara Asia, lebih cenderung menerapkan pola asuh otoriter dibandingkan dengan budaya individualis meski memiliki beberapa dampak negatif yang nyata.
Berikut beberapa efek negatif dari strict parenting yang telah ditemukan dalam berbagai penelitian yang dijelaskan oleh Marissa dalam artikel Psychcentral :
Prestasi Akademik yang Lebih Rendah
Dalam budaya Barat, pola asuh otoriter dikaitkan dengan pencapaian akademik yang lebih rendah dibandingkan dengan pola asuh yang lebih fleksibel.
Kepuasan Hidup yang Lebih Rendah
Sebuah studi lintas negara menemukan bahwa pola asuh otoriter secara signifikan berkontribusi pada rendahnya tingkat kepuasan hidup anak.
Tingkat Kecemasan dan Depresi yang Lebih Tinggi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi.
Kesulitan dalam Membuat Keputusan
Anak-anak yang lahir dan tumbuh dengan orang tua yang ketat sering kali memiliki harga diri yang rendah dan bergantung pada validasi eksternal untuk mengambil keputusan.
Tingkat Konflik yang Lebih Tinggi
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh aturan cenderung memberontak dan mengalami konflik yang lebih intens dengan orang tua mereka.
Meski memiliki beberapa efek negatif yang nyata salah satunya adalah anak jadi sering berbohong, menurut Marissa, pola asuh strict parenting masih banyak dilakukan oleh sebagian besar keluarga karena memang, menurutnya strict parenting memiliki beberapa manfaat terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
Anak Berperilaku Baik
Anak yang lahir dan dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung berperilaku baik karena mereka memahami aturan yang ketat dan konsekuensi dari pelanggaran.
Anak yang Berorientasi pada Tujuan
Anak-anak dengan strict parents sering memiliki ekspektasi tinggi terhadap diri mereka sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa di China yang tumbuh dengan pola asuh otoriter cenderung memiliki harapan tinggi terhadap pencapaian akademik mereka.
Dari berbagai penelitian dan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa anak yang sering berbohong memang bisa lahir dari keluarga dengan pola asuh strict parent. Ketakutan terhadap hukuman dan ekspektasi tinggi membuat mereka merasa tidak aman untuk berkata jujur. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengevaluasi gaya parenting agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan mendukung.
Meskipun strict parenting memiliki beberapa manfaat, seperti membentuk anak yang disiplin dan berorientasi pada tujuan, efek negatifnya juga tidak bisa diabaikan. Anak yang tumbuh dalam pola asuh otoriter lebih rentan mengalami kecemasan, stres, hingga kebiasaan berbohong. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan komunikasi yang terbuka, orang tua dapat membimbing anak tanpa harus menciptakan tekanan yang berlebihan. ***
Tag: #benarkah #anak #yang #sering #berbohong #lahir #dari #keluarga #strict #parent #pendapat #ahli #yang #perlu #kamu #tahu