48
Ilutrasi anak cerdas punya kebiasaan ini. (Foto: Shangarey/Freepik)
22:30
3 Februari 2025
Ingin Anak Anda Cerdas Secara Emosional Saat Dewasa? Hindari 8 Kebiasaan Parenting Ini Menurut Psikologi
- Mendidik anak dengan kecerdasan emosional bukan berarti Anda harus menjadi orang tua yang sempurna. Namun, tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan parenting yang justru bisa menghambat perkembangan kecerdasan emosional mereka. Padahal, yang penting adalah kita berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung mereka untuk tumbuh dengan baik secara mental maupun emosional. Kecerdasan emosional bukan sekadar soal sopan santun atau prestasi akademik, tetapi tentang bagaimana anak memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosinya dengan baik. Nah, jika Anda ingin si kecil tumbuh dengan kemampuan emosional yang kuat, coba tinggalkan 8 kebiasaan berikut ini, dikutip dari Hack Spirit. 1. Mengabaikan Perasaan Anak Anak-anak punya emosi yang sama validnya dengan orang dewasa meski terkadang terlihat sederhana bagi kita. Alhasil, saat mereka menangis atau kesal, sering kali kita merespons dengan, "Ah, itu bukan masalah besar," atau "Jangan cengeng." Padahal, dengan mengabaikan perasaan mereka, kita mengajarkan bahwa emosi mereka tidak penting. Sebaliknya, cobalah akui perasaan mereka dengan kalimat seperti, "Ibu tahu kamu sedih," atau "Itu pasti mengecewakan ya?" Hal sederhana ini membantu mereka memahami bahwa emosi adalah bagian normal dalam hidup. 2. Selalu Menyelesaikan Masalah untuk Mereka Sebagai orang tua, kita tentu ingin melindungi anak dari kesulitan. Namun, jika kita selalu turun tangan menyelesaikan setiap masalah mereka. Mulai dari konflik dengan teman hingga PR sekolah, anak justru tidak belajar bagaimana menghadapinya sendiri. Daripada langsung memberi solusi, coba ajak mereka berpikir dengan pertanyaan seperti, "Menurutmu, bagaimana cara terbaik menyelesaikan ini?" Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi individu yang lebih mandiri dan percaya diri. 3. Menghindari Konflik di Depan Anak Banyak orang tua berpikir bahwa bertengkar di depan anak adalah hal buruk. Tapi kenyataannya, anak perlu melihat bagaimana konflik bisa diselesaikan dengan cara yang sehat. Jika mereka tidak pernah melihat perbedaan pendapat yang diselesaikan dengan tenang, mereka bisa tumbuh dengan anggapan bahwa konflik itu menakutkan atau harus selalu dihindari. Jadi, tunjukkan bagaimana cara berdebat dengan hormat, mendengarkan pendapat orang lain, dan mencari solusi bersama. 4. Terlalu Sering Memuji Pujian memang penting, tetapi jika diberikan berlebihan—misalnya, "Kamu anak paling pintar!" atau "Kamu yang terbaik!"—anak bisa menjadi terlalu bergantung pada validasi dari luar. Alih-alih memberikan pujian yang berlebihan, fokuslah pada usaha mereka. Contohnya, "Ibu bangga kamu terus mencoba meski sulit," atau "Bagus, kamu sudah berusaha sebaik mungkin." Ini membantu mereka memahami bahwa nilai diri mereka tidak bergantung pada pujian orang lain. 5. Tidak Membiarkan Anak Mengalami Kegagalan Saat anak menghadapi kegagalan, naluri pertama kita mungkin ingin melindungi mereka. Tapi jika kita selalu mencegah mereka gagal, mereka tidak akan pernah belajar bagaimana menghadapi tantangan. Kegagalan adalah kesempatan belajar. Jika anak mengalami kesulitan, biarkan mereka mencoba lagi dan refleksi atas apa yang bisa diperbaiki. Katakan, "Apa yang bisa kita pelajari dari ini?" Dengan begitu, mereka akan tumbuh lebih tangguh dan tidak takut menghadapi kegagalan di masa depan. 6. Berusaha Selalu Membuat Mereka Bahagia Tentu kita ingin anak selalu bahagia, tapi melindungi mereka dari setiap ketidaknyamanan justru bisa merugikan. Hidup penuh dengan berbagai emosi, dan anak perlu belajar bahwa merasa sedih, kecewa, atau marah adalah hal yang wajar. Alih-alih buru-buru menghibur mereka, biarkan anak merasakan emosinya. Misalnya, katakan, "Ibu tahu ini berat buat kamu, dan itu tidak apa-apa." Dengan begitu, mereka belajar bahwa semua emosi itu valid dan bisa dihadapi. 7. Membandingkan dengan Orang Lain Seringkali, kita secara tidak sadar membandingkan anak dengan saudara atau teman mereka, seperti "Kenapa kamu nggak bisa seperti kakakmu?" atau "Lihat temanmu, dia selalu juara." Perbandingan seperti ini bisa membuat anak merasa tidak cukup baik dan kehilangan kepercayaan diri. Sebaiknya, bandingkan mereka dengan versi diri mereka sebelumnya, seperti "Wah, kamu sudah jauh lebih baik dibanding minggu lalu!" Ini membantu mereka fokus pada perkembangan diri sendiri, bukan kompetisi dengan orang lain. 8. Tidak Memberi Contoh yang Baik Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika kita ingin mereka tumbuh dengan kecerdasan emosional yang baik, kita harus menjadi contoh yang baik pula. Bagaimana kita mengelola stres, menghadapi konflik, atau meminta maaf akan membentuk cara mereka berperilaku. Oleh karena itu, tunjukkan bagaimana cara mengelola emosi dengan sehat, dan mereka pun akan meniru hal yang sama.
Editor: Sabik Aji Taufan
Tag: #ingin #anak #anda #cerdas #secara #emosional #saat #dewasa #hindari #kebiasaan #parenting #menurut #psikologi