7 Kebiasaan Sehari-hari Pria Malas yang Selalu Tertinggal dalam Hidup Menurut Psikologi
- Setiap orang memiliki kebiasaan yang membentuk jalan hidup mereka.
Namun, ada beberapa kebiasaan buruk yang jika dibiarkan terus-menerus, dapat membuat seseorang tertinggal jauh dalam kehidupan.
Berdasarkan perspektif psikologi, kebiasaan-kebiasaan ini sering ditemukan pada pria yang malas dan kurang memiliki motivasi untuk berkembang.
Dilansir dari Geediting pada Minggu (2/2), jika Anda merasa hidup Anda stagnan atau sering tertinggal dari teman-teman sebaya, mungkin beberapa kebiasaan berikut ini sedang Anda lakukan tanpa disadari. Mari kita bahas satu per satu.
1. Menunda-Nunda Pekerjaan (Prokrastinasi)
Salah satu kebiasaan utama pria malas adalah menunda pekerjaan hingga batas waktu hampir habis.
Dalam psikologi, prokrastinasi terjadi karena seseorang lebih memilih kepuasan instan (instant gratification) dibandingkan menyelesaikan tugas yang lebih berat tetapi bermanfaat dalam jangka panjang.
Orang yang sering menunda tugas biasanya memiliki masalah dalam manajemen waktu dan disiplin diri.
Akibatnya, mereka kehilangan banyak peluang dan selalu merasa tertekan karena pekerjaan yang menumpuk.
Solusi:
Gunakan teknik "5 Menit", yaitu memulai tugas dengan hanya melakukannya selama 5 menit untuk mengatasi rasa malas.
Buat to-do list dan atur prioritas pekerjaan.
Hindari gangguan seperti media sosial saat bekerja.
2. Bergantung pada Motivasi daripada Disiplin
Banyak pria malas sering berkata, "Aku sedang tidak termotivasi," sebagai alasan untuk tidak melakukan sesuatu.
Masalahnya, motivasi bersifat fluktuatif—datang dan pergi. Jika seseorang hanya mengandalkan motivasi, maka mereka hanya akan produktif ketika sedang merasa semangat.
Psikologi menunjukkan bahwa disiplin lebih penting daripada motivasi.
Orang sukses tetap bekerja meskipun sedang tidak bersemangat karena mereka memiliki kebiasaan dan tanggung jawab yang sudah tertanam kuat.
Solusi:
Bangun rutinitas tetap yang dilakukan tanpa harus bergantung pada suasana hati.
Gunakan sistem reward and punishment untuk melatih disiplin.
Ingatkan diri sendiri bahwa melakukan sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.
3. Terlalu Banyak Menghabiskan Waktu dengan Hiburan
Pria malas sering kali menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menonton TV, bermain game, atau scrolling media sosial.
Menurut psikologi, otak manusia sangat menyukai hiburan karena memberi dopamin—hormon yang membuat kita merasa senang.
Namun, jika terlalu sering mendapatkan kesenangan instan ini, seseorang bisa kehilangan motivasi untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan usaha lebih keras.
Solusi:
Batasi waktu hiburan dengan teknik Pomodoro (kerja 25 menit, istirahat 5 menit).
Ganti kebiasaan hiburan dengan kegiatan yang lebih produktif, seperti membaca atau berolahraga.
Gunakan aplikasi pengingat waktu layar untuk membatasi penggunaan gadget.
4. Menghindari Tanggung Jawab
Pria yang malas sering kali takut mengambil tanggung jawab karena menganggapnya sebagai beban.
Mereka lebih suka hidup santai tanpa harus menghadapi tantangan.
Dalam psikologi, avoidance behavior (perilaku menghindar) dapat membuat seseorang semakin lemah mental dan sulit berkembang.
Orang yang selalu menghindari tanggung jawab cenderung kehilangan kesempatan besar dalam hidup, baik dalam karier maupun hubungan sosial.
Solusi:
Mulailah mengambil tanggung jawab kecil setiap hari.
Ubah cara berpikir: lihat tanggung jawab sebagai kesempatan untuk tumbuh, bukan sebagai beban.
Jika merasa takut gagal, ingat bahwa gagal adalah bagian dari proses belajar.
5. Kurang Merawat Diri
Pria malas sering kali mengabaikan perawatan diri, baik dari segi kesehatan maupun penampilan.
Mereka jarang berolahraga, makan sembarangan, tidur larut malam, dan malas menjaga kebersihan diri.
Dalam psikologi, self-care (perawatan diri) sangat penting karena dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kesehatan mental.
Orang yang menjaga tubuhnya dengan baik biasanya lebih produktif dan lebih dihargai dalam lingkungan sosial maupun profesional.
Solusi:
Mulailah dengan kebiasaan kecil seperti mandi teratur, berpakaian rapi, dan menjaga kebersihan.
Jadwalkan waktu olahraga minimal 3 kali seminggu.
Kurangi junk food dan perbanyak makanan bergizi.
6. Tidak Memiliki Tujuan Hidup yang Jelas
Pria yang selalu tertinggal dalam hidup sering kali tidak memiliki tujuan yang jelas.
Mereka menjalani hidup dengan mengikuti arus, tanpa tahu apa yang ingin dicapai.
Menurut teori Self-Determination Theory (SDT) dalam psikologi, manusia membutuhkan tujuan dan makna untuk merasa bahagia dan termotivasi.
Tanpa tujuan yang jelas, seseorang cenderung merasa hampa dan kehilangan arah.
Solusi:
Tulis daftar tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Buat rencana kecil untuk mencapai setiap tujuan tersebut.
Evaluasi kemajuan secara berkala dan sesuaikan jika perlu.
7. Sering Menyalahkan Orang Lain atau Keadaan
Pria malas sering kali menyalahkan orang lain, keadaan, atau keberuntungan atas kegagalan mereka.
Mereka merasa hidup tidak adil dan selalu mencari alasan untuk tidak mengambil tindakan.
Dalam psikologi, ini disebut sebagai external locus of control, di mana seseorang percaya bahwa hidup mereka dikendalikan oleh faktor eksternal, bukan oleh diri mereka sendiri.
Akibatnya, mereka kehilangan motivasi untuk berubah dan tetap berada dalam zona nyaman.
Solusi:
Ambil tanggung jawab atas hidup sendiri.
Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan.
Latih pola pikir growth mindset—percaya bahwa kemampuan bisa berkembang melalui usaha.
Kesimpulan
Kebiasaan-kebiasaan di atas adalah faktor utama yang membuat pria malas selalu tertinggal dalam hidup.
Jika Anda merasa memiliki beberapa di antaranya, jangan berkecil hati—Anda masih bisa mengubahnya!
Mulailah dari kebiasaan kecil, bangun disiplin, dan buat tujuan hidup yang jelas. Ingat, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil.
Jangan biarkan kemalasan menghancurkan potensi terbaik Anda!
Sekarang, dari tujuh kebiasaan ini, mana yang paling ingin Anda ubah terlebih dahulu?
Tag: #kebiasaan #sehari #hari #pria #malas #yang #selalu #tertinggal #dalam #hidup #menurut #psikologi