Kapan Harus Ganti Sepatu Lari? Ini 6 Tandanya
- Sepatu lari adalah salah satu perlengkapan terpenting bagi pelari, baik yang berlatih untuk kompetisi maupun yang hanya ingin menjaga kebugaran.
Sepatu yang sudah aus bisa berdampak buruk pada performa dan bahkan meningkatkan risiko cedera. Namun, banyak pelari yang tidak sadar kapan harus mengganti sepatu mereka.
Dilansir dari CNET dan Shape, berikut adalah sejumlah pertanda bahwa sepatu lari sudah harus diganti.
Tanda kapan harus ganti sepatu lari
1. Sudah mencapai batas jarak tertentu
Para ahli merekomendasikan untuk mengganti sepatu lari setiap 500 hingga 750 kilometer atau sekitar 300 hingga 500 mil.
Jika seorang pelari menempuh sekitar 30 kilometer per minggu, sepatu mereka diperkirakan akan bertahan sekitar empat hingga enam bulan.
Namun, daya tahan sepatu juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti medan yang sering dilalui, berat badan, serta teknik berlari.
Jika kamu sering berlari di aspal panas atau jalur berbatu, sepatu bisa lebih cepat rusak dibandingkan dengan yang digunakan di lintasan yang lebih halus.
Begitu pula, pelari yang memiliki berat badan lebih besar atau mengalami overpronation (telapak kaki terlalu banyak berputar ke dalam saat mendarat) kemungkinan besar harus mengganti sepatunya lebih sering.
2. Nyeri dan ketidaknyamanan setelah berlari
Salah satu tanda utama bahwa sepatu lari perlu diganti adalah munculnya nyeri yang tidak biasa di area kaki, pergelangan, lutut, atau pinggul setelah berlari.
Jika kamu mulai merasakan rasa sakit yang belum pernah ada sebelumnya, itu bisa menjadi tanda bahwa bantalan sepatu sudah aus dan tidak lagi menyerap guncangan dengan baik.
Selain itu, jika telapak kaki, terutama di bagian lengkungnya, terasa lebih kaku atau sakit setelah lari, ini bisa menunjukkan bahwa bentuk sepatu sudah berubah dan tidak lagi sesuai dengan struktur kaki.
3. Pola keausan pada sol sepatu
Sol sepatu merupakan bagian yang paling tahan lama, tetapi tetap akan mengalami keausan seiring waktu.
Jika pola tapak atau grip pada bagian bawah sepatu mulai terkikis secara tidak merata, ini bisa mempengaruhi stabilitas saat berlari.
Sol yang sudah aus dapat mengganggu ritme alami langkah kaki dan meningkatkan risiko tergelincir atau cedera.
4. Bantalan midsole yang mengeras
Midsole atau bagian tengah sepatu yang biasanya terbuat dari busa dirancang untuk menyerap guncangan.
Namun, seiring waktu, bahan ini akan mengalami kompresi dan kehilangan elastisitasnya.
Cara sederhana untuk mengecek kondisi midsole adalah dengan menekan bagian tersebut menggunakan ibu jari.
Jika terasa keras dan tidak lagi kenyal, artinya bantalan sudah tidak optimal dan sepatu sebaiknya diganti.
5. Munculnya lecet
Sepatu lari yang sudah mengalami perubahan bentuk akibat pemakaian lama dapat menyebabkan gesekan berlebih pada kulit, yang mengarah pada lecet atau blister.
Jika sepatu yang sebelumnya nyaman tiba-tiba mulai mengiritasi kulit atau terasa longgar di bagian tertentu, kemungkinan besar struktur sepatu sudah berubah dan perlu diganti.
6. Perubahan performa lari
Perubahan dalam cara kamu berlari (gait), langkah kaki, atau keseimbangan bisa menjadi indikasi bahwa sepatu tidak lagi memberikan dukungan yang cukup.
Hal ini terutama berlaku jika kamu mengalami peningkatan intensitas latihan atau perubahan berat badan.
Sepatu yang tidak lagi mampu mendukung gaya berlari yang optimal bisa memperbesar risiko cedera seperti plantar fasciitis, shin splints, atau nyeri sendi.