Kenali Tanda-tanda Seseorang Burnout pada Penggunaan Media Sosial secara Berlebihan, Apa Saja?
Ilustrasi seseorang lelah menggunakan media sosial. (Freepik)
11:30
2 Februari 2025

Kenali Tanda-tanda Seseorang Burnout pada Penggunaan Media Sosial secara Berlebihan, Apa Saja?

– Kelelahan media sosial adalah suatu kondisi atau sindrom dimana seseorang mengalami kelelahan emosional dan mental akibat penggunaan platform media sosial dalam jangka waktu yang lama.

Dalam kondisi ini seseorang mungkin akan merasakan kewalahan, lelah, hingga tidak bersemangat dalam menggunakan media sosial mereka. Seperti contoh sebelumnya dengan menggulir feed atau menonton reel yang dulunya menyenangkan menjadi tidak lagi menarik.

Orang yang mengalami kelelahan atau burnout akibat media sosial sering merasakan perasaan lelah, mudah tersinggung, dan tidak produktif.

Melansir dari laman sprinklr.com berikut hal-hal yang berkaitan dengan burnout pada penggunaan media sosial. Penyebab burnout media sosial:

1. Terlalu sering mengikuti perkembangan algoritma yang selalu berubah

Mengikuti tren media sosial yang terus berkembang bisa melelahkan. Platform seperti Instagram dan X (sebelumnya Twitter) sering memperbarui algoritme mereka, yang memengaruhi cara posting ditampilkan dan diprioritaskan di umpan pengguna.

Ini berarti bahwa pengelola media sosial berada di bawah tekanan terus-menerus untuk beradaptasi dan menemukan kembali strategi konten media sosial mereka untuk mempertahankan tingkat visibilitas dan keterlibatan yang tinggi. Dan merupakan seperti perlombaan yang melawan arus.

2. Terpapar komentar negatif hingga cyber bullying

Saat membagikan momen di media sosial, Seseorang juga turut menberikan komentar atau opini kepada orang yang bersangkutan tanpa difilter terlebih dahulu. Terkadang, opini tersebut berbentuk komentar negatif, perundungan siber, dan umpan balik yang kasar.

Ini merupakan fakta yang disayangkan, tetapi anonimitas media sosial membuat beberapa pengguna berani berbagi opini yang menyinggung atau kasar.

Hal tersebut juga merupakan salah satu sisi gelap dari interaksi media sosial, yang dapat menimbulkan dampak emosional yang signifikan pada orang yang menerimanya.

3. Mengalami FOMO (Fear of Missing Out)

FOMO, atau rasa takut ketinggalan akan informasi terkini, khususnya dalam konteks media sosial, merujuk pada kecemasan yang muncul karena perasaan bahwa orang lain mengalami peristiwa yang lebih baik.

Fenomena ini diperburuk oleh aliran pembaruan dan berita positif yang terus-menerus dibagikan di platform media sosial.

Pengguna merasa mereka perlu bersaing dengan yang lain dan menciptakan siklus pengecekan serta pengguliran terus-menerus, yang secara langsung mengarah pada kejenuhan emosional.

Tanda-tanda sseorang mengalami burnout pada media sosial

1. Merasa kesal saat mengetahui notifikasi masuk

Seseorang yang telah mengalami burnout pada social media akan merasa jengkel dan lelah saat ada notifikasi masuk pada ponsel mereka.

Setiap notifikasi seperti beban tambahan yang melibatkan dengan teman social media Anda tampak terlihat menakutkan. Perasaan ini dapat menjadi tanda peringatan dini kelelahan media sosial.

2. Kurangnya motivasi dalam menggunakan media sosial

Saat membuka ponsel dan merasa enggan melihat social media serta merasakan muak, itu merupakan bahwa Anda sedang mengalami burnout pada social media.

Karena sering kali social media membawa pada pengaruh terhadap kepribadian seseorang, Dimana setiap seseorang melihat unggahan terbaru orang-orang terdekat akan membuat orang tersebut akan merasa insecure atas pencapaian teman mereka.

Hal ini akan mengakibatkan kurangnya motivasi pada kemudian hari saat akan mengunggah momen atau aktivitas yang lain.

3. Mengabaikan kebutuhan dan prioritas yang sesungguhnya

Terlalu asyik dengan aktivitas media sosial hingga melewatkan hal kecil seperti makan, tidak berolahraga, dan mengabaikan hobi.

Jika Anda mengabaikan kebutuhan pribadi dan melewatkan rutinitas perawatan diri, Hal tersebut menjadi tanda bahwa Anda sedang menuju pada burnout atau titik jenuh.

Cara mengatasi burnout pada penggunaan media sosial

1. Membatasi akun yang diikuti dan mengikuti akun yang seperlunya

Atur feed media sosial Anda untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan Anda. Konten yang Anda konsumsi setiap hari sama pentingnya dengan makanan yang Anda konsumsi. Keduanya memengaruhi suasana hati dan pandangan Anda.

Dengan secara aktif memilih untuk mengikuti akun-akun yang memberi inspirasi, mendidik, atau mengangkat derajat Anda serta berhenti mengikuti atau menonaktifkan akun-akun yang secara konsisten mendatangkan kenegatifan atau tekanan, Anda dapat menciptakan lingkungan digital yang mendukung kesejahteraan Anda.

2. Memaksimalkan produktivitas aktivitas langsung

Memaksimalkan produktivitas di tempat kerja adalah cara yang pasti untuk mengurangi kejenuhan. Ini melibatkan penjadwalan tugas selama waktu fokus puncak Anda dan melakukan detoks digital.

3. Terhubung dengan teman secara langsung

Ciptakan jaringan pertemanan untuk berbagi kesulitan yang Anda hadapi. Menghadapi tekanan dan kecepatan media sosial dapat membuat Anda merasa terasing, terutama saat menghadapi skenario yang menantang.

Kelompok pertemanan merupakan cara yang bagus untuk berbagi pengalaman tanpa takut dihakimi, meminta saran dari rekan sejawat, dan memperoleh perspektif yang berbeda.

Dengan sering terhubung bersama teman-teman memungkinkan Anda untuk terlibat dalam komunitas dan memberi Anda dukungan emosional serta solusi praktis dan strategi penanggulangan.

4. Membatasi penggunaan media sosial

Hal ini mungkin tampak bertentangan bagi seseorang yang bekerja di media sosial, tetapi Anda perlu menetapkan batasan yang jelas terkait waktu yang Anda habiskan di media sosial untuk mencegah kejenuhan.

Terjebak dalam lingkaran tak berujung dari menggulir, mengirim, dan menanggapi memang mudah, tetapi hal itu akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan Anda dalam jangka panjang.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #kenali #tanda #tanda #seseorang #burnout #pada #penggunaan #media #sosial #secara #berlebihan #saja

KOMENTAR