Perempuan Selalu Disalahkan soal Kesuburan, padahal Kesuburan Pria Juga Bisa Bermasalah
Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur mekanisme izin bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) jika ingin memiliki lebih dari satu istri, belakangan makin ramai diperbincangkan publik.
Hal ini disebabkan oleh syarat-syarat yang mereka keluarkan untuk memenuhi aturan itu, yaitu istri tidak dapat melahirkan keturunan setelah sepuluh tahun pernikahan.
Padahal, masalah kesuburan tidak selalu disebabkan oleh perempuan. Medical sexologist dr. Binsar Martin menekankan, masalah kesuburan bukan hanya masalah istri.
“Masalah kesuburan disebabkan oleh kedua belah pihak,” ujar dr. Binsar Martin Sinaga saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (31/1/2025).
Menurutnya, perempuan selalu disalahkan karena edukasi tentang masalah reproduksi dan seksualitas masih sangat rendah.
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam memberikan pemahaman yang benar soal sistem reproduksi, baik kepada laki-laki maupun perempuan.
Edukasi yang kurang memadai membuat masyarakat berpegang pada mitos dan stigma yang keliru.
Pada kenyataannya, angka persentase masalah kesuburan pada perempuan dan laki-laki sama, tidak ada yang mendominasi.
“Perempuan selalu dianggap sebagai penyebab kemandulan dan sering disalahkan, padahal persentase mereka (perempuan dan laki-laki) sama,” kata Binsar.
Untuk mengatasi stigma ini, ia menyarankan untuk memeriksakan kesehatan reproduksi secara menyeluruh.
Selain itu, masyarakat perlu mulai membuka diri terhadap edukasi kesehatan reproduksi sehingga stigma tersebut dapat dihilangkan.
"Kita harus lihat bagaimana dengan sperma pasangan prianya," tambahnya.
Tag: #perempuan #selalu #disalahkan #soal #kesuburan #padahal #kesuburan #pria #juga #bisa #bermasalah