Ingin Hidup dengan Bahagia? Intip 7 Kunci Menjadi Orang Tenang yang Bisa Dipraktikan secara Mudah
Ilustrasi orang yang merasa damai (jcomp/freepik.com)
04:20
27 Januari 2025

Ingin Hidup dengan Bahagia? Intip 7 Kunci Menjadi Orang Tenang yang Bisa Dipraktikan secara Mudah

- Tinjauan penelitian mengenai perdamaian yang dilakukan pada tahun 2021 lebih menekankan terhadap pengembangan landasan psikologis dalam pendidikan perdamaian.

Penelitian ini menghasilkan lima faktor krusial yang harus diperhatikan oleh para pendidik saat merancang program pendidikan perdamaian.

Kelima faktor tersebut meliputi kompetensi, disposisi dalam mengatur diri, konstruksi dan disposisi persepsi, motif serta nilai-nilai yang dianut, dan juga ekspektasi terhadap hasil yang hendak dicapai.

Dirangkum dari pollackpeacebuilding.com, berikut beberapa kunci menjadi orang tenang yang bisa dipraktikan dengan mudah.

1. Kemampuan problem solving

Konflik menjadi bagian dari dinamika sosial yang sering membawa tantangan yang kompleks. Guna menghadapinya, dibutuhkan kemampuan problem solving secara kreatif dan sistematis. Penelitian menyatakan bahwa keterampilan pemecahan masalah penting, tidak hanya untuk menyelesaikan konflik, tetapi juga untuk mencegah konflik baru.

Studi oleh Frauenknecht dan Black menjelaskan bahwa pelatihan pemecahan masalah pada anak-anak usia dini bisa memperbaiki hubungan dan mencegah konflik. Penelitian Nelson dkk pada mahasiswa juga menunjukkan bahwa pelatihan serupa membantu merumuskan solusi damai dalam konflik internasional. Temuan ini menekankan pentingnya keterampilan pemecahan masalah untuk perdamaian.

2. Kesadaran penuh

Kesadaran penuh merupakan kunci guna menjadi pribadi yang damai sebab berperan penting dalam menciptakan kedamaian pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. Ini melibatkan fokus pada momen sekarang dan mendekati pengalaman dengan sikap terbuka, rasa ingin tahu, dan penerimaan.

Penelitian menjelaskan bahwa praktik kesadaran membantu mengelola konflik, meningkatkan pemahaman emosional, empati, dan kemampuan melihat perspektif orang lain. Program kesadaran di sekolah dasar juga terbukti mengurangi depresi dan agresivitas, serta membawa manfaat positif lainnya.

3. Pengaturan pengaruh dan pengendalian diri

Pengaturan afek, atau kemampuan mengelola emosi, sangat penting dalam menghadapi konflik. Saat emosi tidak terkendali, kita cenderung merespons dengan cara impulsif dan irasional yang justru memperburuk situasi. Dengan kemampuan mengenali dan mengelola emosi, maka kita bisa merespons konflik secara lebih tenang dan konstruktif, serta mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.

Penelitian oleh Lopes, Salovey, dan Straus memperlihatkan bahwa orang dengan kecerdasan emosional tinggi, termasuk pengaturan afek yang baik, cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih positif dan lebih sedikit terlibat dalam konflik. Temuan ini menekankan pentingnya pengaturan afek membangun hubungan harmonis dan menyelesaikan konflik secara damai.

4. Identifikasi dengan kemanusiaan

Tidak mengherankan jika pengambilan perspektif menjadi salah satu kunci demi menciptakan kedamaian. Kemampuan ini sangat penting dalam konteks konflik sebab memungkinkan komunikasi yang lebih konstruktif, sehingga mendukung manajemen konflik yang lebih efektif.

Mengambil sudut pandang orang lain adalah keterampilan dasar dalam komunikasi konflik yang memungkinkan orang memberikan manfaat keraguan pada pihak lain, daripada langsung mengasumsikan adanya niat buruk. Keterampilan ini bisa diajarkan lewat pelatihan negosiasi, mediasi, atau mediasi sejawat, karena ketiganya membutuhkan kemampuan melihat situasi dari perspektif orang lain.

5. Mengambil perspektif

Menyadari bahwa kita semua bagian dari satu kemanusiaan menjadi langkah awal menuju perdamaian. Dengan melihat diri kita dalam orang lain, tanpa memandang perbedaan, kita bisa lebih menghargai keberagaman dan membangun hubungan yang lebih baik. Identifikasi ini memperkuat ikatan sosial dan mendorong kita peduli terhadap penderitaan orang lain di seluruh dunia.

Penelitian McFarland, Webb, dan Brown menunjukkan bahwa orang dengan tingkat identifikasi akan kemanusiaan yang tinggi lebih mendukung hak asasi manusia, memperlakukan orang secara setara, dan lebih peduli terhadap masalah kemanusiaan. Dengan demikian, identifikasi ini mampu menjadi dasar yang kuat guna menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.

6. Menolak melakukan balas dendam

Seperti yang tercermin dari namanya, menolak norma balas dendam adalah kunci menjadi pribadi yang damai sebab dorongan membalas dendam biasanya menghalangi terciptanya kedamaian. Lalu, bagaimana cara mengajarkan orang menghindari balas dendam? Salah satu pendekatan yang efektif mungkin adalah dengan mengajarkan nilai-nilai pengampunan dan pemecahan masalah.

Nelson menyatakan bahwa mengajarkan perbedaan antara tujuan balas dendam dan tujuan pemecahan masalah dapat membantu seseorang memahami cara mengubah perilaku ofensif orang lain secara damai. Apabila pendekatan ini digabungkan dengan nilai pengampunan, maka respons damai terhadap konflik bisa menjadi lebih diterima dan normal.

7. Harapan untuk perdamaian

Harapan akan perdamaian merupakan hasil yang diharapkan oleh mereka yang ingin mengajarkan cara hidup lebih damai. Harapan ini sangat bergantung pada aspirasi seseorang bagi dirinya sendiri, orang lain, dan kelompok supaya menjadi lebih damai.

Saat terjadi konflik, harapan perdamaian sering kali hilang akibat orang cenderung membentuk pandangan mereka sendiri mengenai situasi dan orang yang terlibat. Guna menghidupkan harapan perdamaian di antara individu, kamu harus terbuka terhadap realitas mereka.

Tindakan ini dapat dilakukan dengan menunjukkan bahwa meski seseorang merasa orang lain sulit berubah, setiap orang dapat beradaptasi hingga batas tertentu. Harapan akan perubahan ini mampu memicu harapan akan perdamaian yang berguna dalam penyelesaian konflik.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #ingin #hidup #dengan #bahagia #intip #kunci #menjadi #orang #tenang #yang #bisa #dipraktikan #secara #mudah

KOMENTAR