Korea Selatan Perintahkan Inspeksi Menyeluruh pada Semua Boeing 737-800 Pasca-Kecelakaan Jeju Air
Tim pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dan mengevakuasi penumpang sesaat setelah pesawat Boeing 737 800 Jeju Air nomor penerbangan 7C2216 jatuh di Bandara Internasonal Muan, Korea Selatan, karen malfungsi roda pendaratan, Minggu, 29 Desember 2024. Pesawat nahas tersebut terbang dari Bangkok, lalu meledak saat mendarat. 
17:40
30 Desember 2024

Korea Selatan Perintahkan Inspeksi Menyeluruh pada Semua Boeing 737-800 Pasca-Kecelakaan Jeju Air

Penjabat pemimpin Korea Selatan telah memerintahkan pemeriksaan terhadap semua Boeing 737-800 untuk memastikan keselamatan para penumpang setelah terjadinya kecelakaan Jeju Air pada Minggu (29/12/2024).

Penjabat Presiden, Choi Sang-mok, mengatakan inspeksi menyeluruh ini penting agar tidak ada lagi insiden seperti pesawat Jeju Air.

"Inspeksi menyeluruh sangat penting untuk merombak sistem keselamatan penerbangan dan bergerak menuju Republik Korea yang lebih aman," katanya, dikutip dari The Guardian.

Permintaan Choi ini tepat setelah adanya laporan, pesawat penumpang milik Jeju Air lainnya terpaksa kembali ke bandara Gimpo di Seoul segera setelah lepas landas pada Senin (30/12/2024).

Pada hari itu, pesawat Jeju Air berangkat dari Bandara Internasional Gimpo pukul 06:35 waktu setempat.

Namun, kurang dari satu jam, pesawat tersebut kembali ke bandara Gimpo.

Hal ini lantaran adanya kerusakan mekanis yang disebabkan oleh masalah roda pendaratan, dikutip dari BBC.

Roda pendaratan merujuk pada rangkaian roda dan bagian lain pesawat yang menopang pesawat selama lepas landas, meluncur, dan mendarat.

Pesawat ini adalah pesawat dengan model yang sama dengan pesawat yang mengalami kecelakaan pada Minggu, yaitu Boeing B737-800.

Armada Jeju Air memiliki model yang sama sebanyak 39 pesawat.

Setelah kecelakaan hari Minggu, Boeing mengatakan pihaknya sedang berhubungan dengan Jeju Air dan siap untuk mendukung mereka.

Insiden ini terjadi tepat sehari setelah pesawat Jeju Air menabrak burung dan meledak saat mendarat di Bandar Udara Internasional Muan, Korea Selatan.

Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air 

Diketahui, pesawat Jeju Air ini dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand.

Pesawat ini dipenuhi wisatawan dalam paket wisata Natal.

Saat take off hingga pukul 08.57 pagi waktu setempat, pesawat tampak baik-baik saja.

Namun, beberapa saat kemudian pengawas lalu lintas udara di bandara internasional Muan, melihat sesuatu yang mengkhawatirkan.

Mengetahui ada hal yang tidak beres dalam penerbangan tersebut, pengawas mengirimkan peringatan tabrakan burung melalui radio ke kokpit. 

Beberapa detik kemudian, pilot mengumumkan "mayday, mayday, mayday".

Seorang pria yang sedag memancing di pantai terdekat mengaku ia menyaksikan insiden tersebut.

Ia mengatakan terdapat sekelompok burung yang menabrak mesin sisi kanan pesawat.

Kemudian terdengar suara ledakan keras dari pesawat dan percikan api.

Tepat pada pukul 09.03 pagi, pesawat tersebut tergelincir karena roda pendaratan yang tak berfungsi di sepanjang landasan pacu.

Hingga akhirnya, pesawat menabrak struktur bantuan navigasi yang terbuat dari beton dan dinding pembatas.

Ini menimbulkan ledakan dan puing-puing berserakan.

Atas kejadian ini, 32 mobil pemadam kebakaran dengan 80 petugas dikerahkan di lokasi kejadian.

Api berhasi dipadamkan pada pukul 09.46 pagi, waktu setempat.

Korban terus meningkat, hingga para pejabat mengumumkan pada malam hari, jumlah total korban menjadi 179 orang.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Pesawat Jeju Air Jatuh di Korsel

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #korea #selatan #perintahkan #inspeksi #menyeluruh #pada #semua #boeing #pasca #kecelakaan #jeju

KOMENTAR