Israel-Yordania Diam-Diam Bahas Suriah, Rezim Netanyahu Kirimi HTS Pesan lewat Pihak Ketiga
Adanya pembicaraan diam-diam itu disampaikan oleh tiga pejabat Israel kepada Axios, media asal Amerika Serikat (AS).
Semenjak rezim Presiden Bashar al-Assad tumbang, Suriah menjadi makin terpecah belah oleh berbagai kelompok bersenjata.
Di tengah kekacauan di Suriah, rezim Perdana Menteri Benjami Netanyahu melancarkan banyak serangan militer ke negara itu. Bahkan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merampas Dataran Tinggi Golan di sisi Suriah.
Kedutaan Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut tindakan Israel itu melanggar kedaulatan Suriah.
Sementara itu, Israel dan Yordania yang juga berbatasan dengan Suriah mengaku ingin bekerja sama guna mengatasi kekhawatiran perihal situasi keamanan di Suriah.
Menurut seorang pejabat Israel, Yordania juga menjadi pihak penengah antara Israel dan kelompok-kelompok pemberontah di Suriah, termasuk Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang meruntuhkan rezim Assad.
Kemudian, Direktur Shin Beth atau Dinas Keamanan Israel dan pejabat senior IDF bertemu dengan Direktur Dinas Intelijen Yordania Ahmad Husni dan para komandan senior Yordania.
Dua pejabat Israel berujar kedua belah pihak itu mendiskusikan situasi di Suriah dan pemerintahan transisional di sana.
Tank militer Suriah yang disita oleh militer Israel (IDF) di Suriah Selatan, 11 Desember 2024. (IDF/Timesof Israel)Di samping itu, mereka membahas ancaman berupa penyelundupan senjata oleh Iran melalui Yordania kepada kelompok-kelompok bersenjata di Tepi Barat yang diduduki Israel. Penyelundupan itu disebut bisa menaikkan kekerasan di Tepi Barat.
IDF, Shin Bet, dan Kedutaan Yordania di AS menolak buka suara mengenai pembicaraan tersebut.
Israel kirim pesan kepada HTS
Jurnalis sekaligus pengamat politik asal Israel, Barak Ravid, berujar negaranya telah mengirimkan pesan kepada kelompok HTS di Suriah.
Israel meminta HTS untuk tidak mengganggu masyarakat Druze di Suriah atau mendekati perbatasan Israel.
“Israel punya hubungan dekat dengan kelompok-kelompok Kurdi di Suriah utara dan masyarakat Druze di Dataran Tinggi Golan dan Suriah selatan karena banyaknya masyarakat Kurdi di Israel,” kata Ravid pada hari Kamis, (12/12/2024), dikutip dari Shafaq.
“Israel sudah memberi tahun masyarakat Druze di Israel bahwa Israel akan ikut campur jika Druze di Suriah terancam.”
Ravid menyampaikan Israel mengirimi HTS pesan lewat pihak ketiga.
“Upaya apa untuk mendekati perbatasan akan berujung pada aksi dari Pasukan Pertahanan Israel.”
Dia meyakini dibandingkan dengan AS, Israel jauh lebih skeptis terhadap HTS. Oleh karena itu, Israel akan sangat berhati-hati terhadap HTS.
Mengenai serangan Israel ke Suriah, Ravid mengungkapkan tujuannya.
“Tujuan Israel sudah jelas, yaitu untuk menghancurkan apa yang tersisa dari Angkatan Darat Suriah. Jumlah serangan udara dalam beberapa hari terakhir mungkin mencapai 400,” katanya.
“Angkatan Udara dan Angkatan Laut Rusia sudah lenyap, gudang senjata sudah dibom, dan kebanyakan program senjata kimia Suriah telah dihancurkan, sisnya mungkin akan dibom beberapa hari mendatang.”
Sekelompok orang mengibarkan bendera oposisi di Suriah pada hari Sabtu, 13 Desember 2024, setelah rezim Presiden Bashar al-Assad digulingkan. (Bilal Alhammoud / Middle East Images / Middle East Images via AFP)Ravid mengatakan Israel berupaya memanfaatkan situasi kacau di Suriah. Tujuannya ialah memastikan siapa pun yang nantinya berkuasa di Suriah akan memerlukan waktu panjang untuk membangun kembali angkatan perangnya sehingga hanya memunculkan sedikit ancaman bagi Israel.
HTS tolak berperang melawan Israel
HTS mengaku enggan berkonflik dengan Israel meski IDF berulang kali menyerang Suriah.
Pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jolani mengatakan Israel menggunakan Iran sebagai dalih untuk memasuki Suriah.
Kendati demikian, Jolani mengatakan pihaknya “tidak punya keinginan untuk terjun dalam konflik melawan Israel”.
Dikutip dari laporan Institut Kajian Perang (ISW) edisi 14 Desember 2024, Israel juga mengklaim enggan berkonflik dengan Suriah yang baru saja mengalami revolusi besar akibat ambruknya rezim Presiden Bashar al-Assad.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi berujar pihaknya enggan campur tangan dalam urusan politik domestik Suriah.
Kata dia, IDF tujuan IDF beroperasi di Suriah ialah hanya untuk memastikan keamanan Israel.
Israel sudah melancarkan ratusan serangan yang menargetkan gudang-gudang senjata Suriah. Bahkan, Israel menduduki Gunung Hermon di Suriah.
Sejumlah negara Arab mengecam pendudukan Israel atas buffer zone atau zona penyangga di Dataran Tinggi Golan.
Assad mengatakan dalih Israel menduduki Suriah itu suatu alasan yang lemah dan tidak bisa digunakan sebagai pembenaran.
“Israel sudah jelas melewati batas di Suriah, itu merupakan ancaman eskalasi tak berdasar di kawasan ini,” kata Jolani saat diwawancarai Syria TV.
“Kondisi suriah yang letih karena perang, setelah konflik dan perang bertahun-tahun, tidak mengizinkan adanya konfrontasi baru. Prioritas saat ini adalah pembangunan kembali dan stabilitas, tidak ditarik ke dalam sengketa yang bisa memunculkan kehancuran lebih lanjut.”
Di samping itu, dia mengatakan solusi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan stabilitas. Menurutnya, “petualangan politik yang tanpa perhitungan” tidak dihendaki.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #israel #yordania #diam #diam #bahas #suriah #rezim #netanyahu #kirimi #pesan #lewat #pihak #ketiga