Ironis, Drone MQ-9 Reaper Milik AS Seharga Setengah Triliun Jatuh di Suriah, Ditembak Kawan Sendiri
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) AS menyebut MQ-9 Reaper itu ditembak oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang disokong AS.
Jatuhnya drone pengintai itu merupakan peristiwa yang ironis lantaran disebabkan oleh friendly fire atau tembakan dari kubu sendiri.
“Peristiwa itu karena friendly fire dari pasukan rekan yang menggelar operasi di kawasan itu dan salah mengidentifikasi drone itu sebagai ancaman,” kata pejabat itu dikutip dari Sputnik yang mengutip Air & Space Force Magazine.
Pejabat itu mengklaim pasukan AS sudah mengambil sejumlah puing-puing drone itu. Di samping itu, AS menghancurkan bagian lainnya untuk mencegah teknologi drone jatuh ke tangan musuh.
“Komando Pusat Angkatan Udara secara aktif meninjau tindakan yang menyebabkan insiden itu dan akan menyesuaikan taktik, teknik, dan prosedur untuk mengamankan koalisi AS dan pasukan rekan dan aset terkait mereka,” katanya.
Dia mengklaim insiden jatuhnya MQ-9 Reaper tidak berdampak pada kerja sama antara AS dan militer yang dipimpin Kurdi.
Wakil juru bicara Kemhan AS Sabrina Singh juga mengonfirmasi jatuhnya drone itu, tetapi tidak secara langsung menyebut SDF sebagai pelakunya.
“Tidak ada perubahan dalam kerja sama kita dengan SDF dalam hal memastikan kekalahan ISIS,” kata Singh dikutip dari Eurasian Times.
MQ-9 Reaper kerap jadi korban Houthi
MQ-9 adalah drone yang sangat mahal karena bernilai $32 juta atau sekitar setengah triliun rupiah.
Meski demikian, MQ-9 rawan dijatuhkan oleh musuh-musuh AS. Drone ini bahkan kerap menjadi korban kelompok Houthi di Yaman.
MQ-9 mampu terbang hingga ketinggian 15.240 meter dan terbang di udara selama 24 jam. Drone ini adalah aset yang sangat penting bagi militer AS dan operasi Intelijen.
Selama bertahun-tahun MQ-9 terbang di langit Yaman untuk melakukan pengintaian.
Berikut rincian drone MQ-9 Reaper yang telah dijatuhkan Houthi.
- Pada tanggal 4 Agustus, Houthi meledakkan satu Reapers di atas langit Kota Saada di Yaman barat laut.
Kelompok itu menggunakan sistem pertahanan 2K12 Kub Soviet yang telah dimodernisasi untuk menembak Reapers. Kub digunakan untuk meluncurkan rudal penangkis berjenis Fater-1 buatan Houthi.
- Pada tanggal 29 Mei, Houthi menghancurkan Reaper yang barangkali dimiliki CIA. Houthi mengunggah video rekaman para pejuangnya berada di atas drone yang dijatuhkan dari langit Marib.
- Pada tanggal 24 Mei, Houthi menembak jatuh Reaper di atas Sanaa, ibu kota Yaman.
- Pada tanggal 17 Mei, satu lagi Reaper dijatuhkan Joithi di Marib.
- Pada tanggal 27 Mei, Houthi menembak jatuh MQ-9 di Provinsi Sadaa di Yaman barat laut.
- Pada tanggal 19 Februari, satu Reaper dihancurkan di Kota Al-Hudaydah di Yaman barat.
- Pada tanggal 8 November 2023, Houthi menjatuhkan Reaper di atas Laut Merah.
Reputasi AS bisa hancur
Pakar politik dari Universitas Mardin Artuklu, Dr. Mehmet Rakipoglu, mengatakan banyaknya drone AS yang dijatuhkan Houthi bisa memperburuk reputasi militer AS.
“Jatuhnya drone lain bisa berdampak negatif terhadap reputasi militer-industri AS di panggung internasional,” katanya kepada Sputnik.
“Kepercayaan terhadap efektivitas teknologi pertahanan dan kekuatan militer AS bisa berkurang. Ini bisa menyebabkan klien potensial dalam bidang militer dan ekspor teknologi AS menjadi khawatir akan kegagalan produk Amerika di lapangan.”
Di samping itu, keberhasilan serangan Houthi terhadap drone AS bisa mengancam keberlanjutan operasi AS di kawasan Timur Tengah.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #ironis #drone #reaper #milik #seharga #setengah #triliun #jatuh #suriah #ditembak #kawan #sendiri