Profil Putra Mahkota Arab Saudi MBS dan Pemimpin Yordania Raja Abdullah II
Putra Mahkota Arab Saudi MBS (kanan) dan Pemimpin Yordania Raja Abdullah II (kiri). Sosok pemimpin Arab Saudi dan Yordania langsung jadi sorotan publik ketika negaranya disebut membantu mencegat drone yang ditembakkan Iran ke Israel. 
13:10
16 April 2024

Profil Putra Mahkota Arab Saudi MBS dan Pemimpin Yordania Raja Abdullah II

Berikut ini profil Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud (MBS) dan Pemimpin Yordania, Raja Abdullah II.

Arab Saudi dan Yordania dilaporkan membantu Israel mencegat puluhan drone dan rudal yang ditembakkan Iran pada Sabtu (13/4/2024) kemarin.

Sosok para pemimpin negara tersebut pun langsung menjadi sorotan publik.

Profil Putra Mahkota Arab Saudi MBS dan Pemimpin Yordania Raja Abdullah II:

1. Profil Putra Mahkota Arab Saudi MBS

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman atau dikenal sebagai MBS adalah anak dari Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dengan istri ketiganya, Fahda binta Falah bin Sultan bin Hatsliin.

Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud lahir di Riyadh pada 31 Agustus 1985, yang merupakan anak kedelapan dan putra ketujuh dari Raja Salman.

Dikutip dari Britannica.com, MBS ditunjuk sebagai Putra Mahkota Arab Saudi pada 21 Juni 2017 hingga sekarang.

Sebelum ia ditunjuk sebagai Putra Mahkota Arab Saudi, MBS merupakan Menteri Pertahanan Arab Saudi.

Pada 27 September 2022 kemarin, MBS ditunjuk sebagai Perdana Menteri (PM) Arab Saudi.

Berbagai transformasi dilakukan sejak Mohammed bin Salman menjadi putra mahkota.

Mulai dari dibukanya kembali bioskop hingga mengembangkan sektor ekonomi non minyak.

MBS merupakan menempuh kuliah di King Saud University di Riyadh, dan lulus dengan gelar sarjana hukum pada tahun 2007.

Dikutip dari Al Jazeera, setelah lulus ia mendirikan sejumlah perusahaan.

Mohammed bin Salman pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal Dewan Kompetitif Riyadh, penasihat khusus ketua dewan Yayasan King Abdulaziz, dan anggota dewan pengawas Masyarakat Albir untuk pembangunan.

Foto yang didistribusikan oleh lembaga negara Rusia Sputnik menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia di Riyadh pada 6 Desember 2023. Foto yang didistribusikan oleh lembaga negara Rusia Sputnik menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia di Riyadh pada 6 Desember 2023. (Sergei SAVOSTYANOV / KOLAM RENANG / AFP)

2. Profil Pemimpin Yordania Raja Abdullah II

Pemimpin Yordania, Raja Abdullah II lahir di Amman pada tahun 1962.

Ia merupakan lulusan Universitas Oxford dan Sekolah Dinas Luar Negeri di Universitas Georgetown.

Raja Abdullah II menerima pendidikan militer di Akademi Militer Kerajaan Inggris Sandhurst dan mengejar karir militer yang cemerlang, mulai dari letnan satu hingga mayor umum dan menjabat sebagai komandan pasukan khusus Yordania.

Dikutip dari laman King Abdullah, pada bulan Februari 1999, ia naik takhta Kerajaan Hashemite Yordania setelah ayahnya, Yang Mulia Raja Hussein wafat.

Sebagai generasi ke-41 keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, Raja Abdullah II telah memimpin upaya memajukan kerukunan dan perdamaian baik dalam Islam maupun antar agama besar dunia.

Sebagai pengakuan atas upayanya untuk mempromosikan perdamaian dan moderasi, menyebarkan kerukunan antaragama, dan menjaga tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem di bawah Kustodian Hashemite, Raja Abdullah II telah menerima beberapa penghargaan bergengsi.

Di antaranya termasuk Hadiah Perdamaian Westphalia, Hadiah Templeton di the Amerika Serikat, Lampu Perdamaian Santo Fransiskus dari Italia, dan Penghargaan Scholar-Statesman dari Washington Institute for Near East Policy.

Raja Abdullah II menikah dengan Yang Mulia Ratu Rania Al Abdullah.

Dikutip dari Britannica.com, mereka memiliki empat anak—dua putra, Yang Mulia Putra Mahkota Al Hussein dan Pangeran Hashem, serta dua putri, Yang Mulia Putri Iman dan Putri Salma.

Raja Yordania Abdullah II berpidato pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan di Kanselir di Berlin, Jerman, pada 17 Oktober 2023. Raja Yordania Abdullah II berpidato pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan di Kanselir di Berlin, Jerman, pada 17 Oktober 2023. (Tobias SCHWARZ / AFP)

Serangan Iran ke Israel, Arab Saudi dan Yordania Bantu Tel Aviv?

Pada Senin (1/4/2024) kemarin, Israel melancarkan serangan ke gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, menewaskan lebih dari 10 orang.

Iran meradang dan menjanjikan serangan balas dendam terhadap Tel Aviv.

Dua minggu setelah serangan gedung Konsulat, Teheran benar-benar menghujani Israel dengan drone dan rudal pada Sabtu (13/4/2024) danMinggu (14/4/2024) dini hari.

Menurut pejabat Amerika Serikat (AS), Iran melancarkan serangan pertama yang dimulai sekitar pukul 20.00 waktu setempat, yang berlangsung selama lima jam.

Salvo roket Iran menyasar seluruh kota di Israel, termasuk Tel Aviv, sebagian besar dicegat oleh Israel dan sekutunya.

Dikutip dari KAN, seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang namanya dirahasiakan, menyiratkan bahwa Riyadh membantu Israel menjatuhkan drone-drone Iran yang melintas wilayah udara mereka pada Minggu (14/4/2024).

"Kami mencegat setiap benda mencurigakan yang memasuki wilayah udara Saudi. Ini adalah masalha kedaulatan," kata narasumber tersebut.

Pihak Arab Saudi menyatakan bahwa ada benda asing melewati wilayah negaranya dan dijatuhkan karena sudah prosedur keamanan nasionalnya.

KAN melaporkan, narasumbernya menyebut Iran telah merekayasan perang di Gaza untuk melemahkan kemajuan kerajaan meraih normalisasi dengan Israel.

“Iran adalah negara yang mensponsori terorisme, dan hal ini seharusnya dihentikan sejak lama,” lapor KAN mengutip pernyataan pejabat tersebut dalam wawancara.

Sementara itu, Otoritas Regulasi Penerbangan Sipil Yordania mengumumkan pada Sabtu (13/4/2024) kalau pihaknya telah memutuskan menutup sementara wilayah udaranya bagi semua pesawat yang masuk, berangkat, dan transit.

"Wilayah udara Yordania  ditutup untuk semua penerbangan masuk, keluar, dan transit selama beberapa jam, mulai pukul 23.00 waktu setempat," demikian pernyataan Otoritas Pengaturan Penerbangan Sipil Yordania, dikutip dari PETRA.

Setelah penutupan wilayah udara tersebut, lalu lintas udara di Yordania dan wilayah tersebut anjlok drastis hanya dalam beberapa jam.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #profil #putra #mahkota #arab #saudi #pemimpin #yordania #raja #abdullah

KOMENTAR