Puluhan Gerai Starbucks di Malaysia Tutup Sementara Imbas Boikot
Dikutip dari Middle East Eye, Berjaya Food, yang mengoperasikan 408 gerai Starbucks berlisensi di seluruh Malaysia, telah melaporkan penurunan penjualan pada kuartal keempat berturut-turut.
Sentimen terkini terkait konflik di Timur Tengah disebut jadi alasan perusahaan menutup gerainya di seluruh negeri.
Starbucks dilaporkan mengalami penurunan penjualan kuartal keempat sebesar 52 persen dari tahun ke tahun.
Berjaya Food telah menutup secara permanen tiga lokasi Starbucks dan menangguhkan operasi di 25 toko yang berkinerja buruk di Malaysia Inside Retail.
MalaysiaNow mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa Starbucks, yang terkait dengan Berjaya Group milik taipan Vincent Tan, telah terpaksa menutup secara permanen atau menutup sementara lebih dari 100 gerai di seluruh negeri, termasuk di pusat perbelanjaan besar dan tempat wisata.
Kendati demikian, Starbucks Malaysia telah membantah laporan bahwa perusahaan kopi AS tersebut harus menghentikan operasinya di lebih dari 100 gerai di seluruh negeri karena dampak boikot merek global Amerika sebagai tanggapan atas dukungan Washington terhadap Israel.
"Klaim bahwa lebih dari 100 gerai Starbucks di Malaysia telah ditutup adalah salah,"
"Meskipun kami telah menghentikan operasi di hanya beberapa gerai, sebagian besar lokasi yang diduga ditutup hanya ditutup sementara," kata seorang perwakilan Starbucks Malaysia kepada Business Times.
Laporan Business Times mengutip Starbucks Malaysia yang mengatakan bahwa perusahaan melihat "peningkatan positif" dalam penjualan dan bahwa pelanggan "mulai menyadari bahwa tuduhan terhadap merek tersebut tidak benar".
Lebih lanjut dikatakan bahwa Starbucks tidak pernah menjadi sasaran Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), gerakan global yang telah berhasil memobilisasi konsumen di seluruh dunia untuk memboikot kepentingan Amerika dan Barat sebagai protes dukungan mereka terhadap mesin perang Israel.
Starbucks dan perusahaan makanan cepat saji Barat besar lainnya seperti McDonald's serta merek konsumen seperti Nestle.
Perusahaan ini termasuk di antara perusahaan yang paling terpengaruh oleh kampanye ini, meskipun ada upaya kreatif oleh pemiliknya di negara-negara Muslim untuk menjauhkan diri dari kebijakan Washington di Timur Tengah, tempat lebih dari 50.000 warga sipil di Gaza dan Lebanon tewas akibat pemboman besar-besaran Israel sejak Oktober tahun lalu.
Starbucks Malaysia, yang memiliki lebih dari 400 gerai dan 5.000 karyawan di seluruh negeri, dimiliki oleh Berjaya Food, bagian dari Berjaya Corporation, konglomerat yang terkait dengan miliarder terkemuka Vincent Tan.
Perusahaan ini juga memiliki jaringan ritel 7-Eleven, yang ketuanya adalah Farhash Wafa Salvador, mantan sekretaris politik Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Pada bulan Maret, Tan menghimbau warga Malaysia untuk mengakhiri boikot.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #puluhan #gerai #starbucks #malaysia #tutup #sementara #imbas #boikot