Solusi 2 Negara Harus Diterapkan, Jangan Biarkan Lingkaran Kekerasan Terulang, Kata PM Palestina
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh memimpin rapat kabinet di kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada 29 Januari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza. 
15:20
19 Februari 2024

Solusi 2 Negara Harus Diterapkan, Jangan Biarkan Lingkaran Kekerasan Terulang, Kata PM Palestina

Solusi dua negara harus melampaui perundingan dan kemudian diterapkan, kata Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh.

Perdana Menteri Palestina pada hari Minggu menyerukan agar kesepakatan terjadi antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel “sesegera mungkin”, kantor berita Anadolu melaporkan.

Berbicara pada Konferensi Keamanan Munich di Jerman, Mohammad Shtayyeh berkata: “Semua mata kita terfokus pada penderitaan rakyat Palestina baik di Gaza maupun Tepi Barat,” seraya menambahkan: “Apa yang dibutuhkan segera adalah gencatan senjata, dan terlebih lagi, untuk memungkinkan bantuan ke Gaza.”

Dia menekankan: “Kami ingin melihat pembebasan semua sandera dan kami ingin melihat kesepakatan… dibuat sesegera mungkin karena setiap hari yang tertunda, itu berarti lebih banyak pembunuhan, itu berarti lebih banyak penderitaan dan itu berarti lebih banyak lagi penderitaan. berarti lebih banyak bencana bagi masyarakat.”

“Kita perlu beralih dari pembicaraan mengenai solusi dua negara menjadi penerapannya,” katanya.

“Kita tidak boleh membiarkan lingkaran kekerasan terulang kembali,” tambahnya.

Konferensi Keamanan Munich berakhir pada hari Minggu dengan pidato para pemimpin dan pembicaraan tingkat tinggi mengenai tantangan keamanan di seluruh dunia, terutama mengenai perang di Ukraina dan serangan Israel di Jalur Gaza.


Pemerintah Israel Mendeklarasikan Penolakan Pengakuan Sepihak atas Negara Palestina

Pemerintah Israel pada hari Minggu menyetujui deklarasi penolakan pengakuan sepihak atas negara Palestina, kantor berita Anadolu melaporkan.

“Israel dengan tegas menolak diktat internasional seputar penyelesaian permanen dengan Palestina,” demikian bunyi keputusan Kabinet yang dikutip oleh The Times of Israel.

“Penyelesaian, jika tercapai, hanya akan terjadi melalui negosiasi langsung antara kedua belah pihak, tanpa prasyarat.”

Menjelang rapat kabinet pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan menyampaikan deklarasi yang menolak tekanan internasional “untuk memaksakan negara Palestina pada Israel secara sepihak.”

“Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina,” kata keputusan kabinet tersebut, dan menyebut tindakan tersebut sebagai “hadiah teror yang sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.”

Menurut surat kabar Washington Post, AS dan sejumlah negara Arab sedang menyelesaikan rencana perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina. Rencana tersebut mencakup “jadwal waktu yang pasti untuk pembentukan negara Palestina, yang dapat diumumkan paling cepat beberapa minggu ke depan,” katanya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Sabtu bahwa Israel memiliki peluang besar untuk mencapai perdamaian dengan Palestina, dan menambahkan bahwa pembentukan negara Palestina telah menjadi kebutuhan yang mendesak.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang “abadi dan tidak terbagi” dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Sementara itu, Palestina berharap dapat mendirikan negara merdeka di Jalur Gaza dan Tepi Barat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

(Sumber: Middle East Monitor)

Tag:  #solusi #negara #harus #diterapkan #jangan #biarkan #lingkaran #kekerasan #terulang #kata #palestina

KOMENTAR