Pasca Geger dengan Saudi, Kini Netanyahu Bersitegang dengan Mesir, Tuduh Kurung Warga Palestina
PM ISRAEL NETANYAHU - Tangkapan Layar YouTube IsraeliPM yang diambil pada Minggu (2/2/2025) menunjukkan Netanyahu berpidato menyambut kepulangan 3 sandera Israel Ofer, Jordan, Keith di kantornya pada Sabtu (1/2/2025). Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bersitegang dengan Mesir setelah membuat pernyataan bahwa Kairo telah mengurung warga Palestina yang ingin kabur dari Gaza. 
17:40
10 Februari 2025

Pasca Geger dengan Saudi, Kini Netanyahu Bersitegang dengan Mesir, Tuduh Kurung Warga Palestina

Setelah geger dengan Arab Saudi, kini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersitegang dengan Mesir.

Sebelumnya, hubungan Benjamin Netanyahu dengan Arab Saudi memanas setelah sang Perdana Menteri mengusulkan pendirian negara Palestina di tanah negara kerajaan itu.

Karena memiliki banyak tanah, Netanyahu sambil bercanda mengatakan bahwa Arab Saudi bisa mendirikan negara Palestina di wilayahnya.

Kini, Netanyahu membuat pernyataan dengan nada menuduh menyebut Mesir telah mencegah warga Palestina meninggalkan Gaza.

Dalam wawancaranya dengan Fox News, Netanyahu menuduh bahwa warga Palestina yang ingin meninggalkan Gaza telah dicegah oleh Mesir.

Netanyahu mengatakan beberapa warga Palestina telah meminta untuk meninggalkan Gaza bahkan sebelum perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023.

"Ada yang menyuap penjaga gerbang (di penyeberangan Rafah)," kata Netanyahu, dikutip dari Anadolu Agency.

"Namun mereka dikurung karena tetangga mereka, Mesir, tidak mau membuka pintu," lanjutnya.

Netanyahu menambahkan bahwa ia mendukung opsi pengusiran warga Palestina dari Gaza, meskipun untuk sementara, guna melenyapkan Hamas dan membangun kembali Jalur Gaza.

Menanggapi pernyataan Netanyahu, Kementerian Luar Negeri Mesir mengeluarkan pernyataan yang mengkritik sang Perdana Menteri.

Kementerian mengatakan komentar dari Netanyahu bertentangan dengan upaya kemanusiaan Mesir di Gaza sejak awal konflik.

Dikutip dari Daily News Egypt, Mesir menyebutkan fasilitasi bantuan kemanusiaan mendesak bagi warga Palestina, termasuk masuknya lebih dari 5.000 truk sejak gencatan senjata.

Bantuan tersebut meliputi pasokan penting dan memfasilitasi perjalanan orang yang terluka, warga sipil yang terluka, dan mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pernyataan Netanyahu bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari dugaan pelanggaran Israel terhadap warga sipil dan penghancuran infrastruktur vital Palestina.

Kementerian tersebut secara khusus merujuk pada rumah sakit, lembaga pendidikan, serta fasilitas listrik dan air.

Lebih jauh, pernyataan tersebut mengutuk apa yang digambarkannya sebagai penggunaan "pengepungan dan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil" oleh Israel.

Mesir dengan tegas menolak pernyataan apa pun yang menyinggung pemindahan warga Palestina ke Mesir, Yordania, atau Arab Saudi.

Kementerian tersebut menyatakan solidaritas dengan rakyat Gaza dan hak mereka untuk membela apa yang disebutnya sebagai "perjuangan yang adil dan sah".

Pernyataan itu menegaskan kembali komitmen Mesir terhadap prinsip-prinsip Mesir dan Arab yang telah ditetapkan, yang mencakup hak rakyat Palestina atas negara berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Trump Ingin Beli Gaza

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan ia berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza.

Demi melancarkan niatnya itu, Trump membiarkan negara-negara di Timur Tengah ikut membangun Gaza.

"Sejauh kami membangunnya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun beberapa bagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui dukungan kami."

"Namun kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak mundur," kata Trump di atas Air Force One, dikutip dari Reuters.

Setelah berhasil membeli Gaza, lanjut Trump, dirinya akan membongkar seluruh wilayah tersebut.

Kemudian, Trump akan mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke Amerika Serikat, tetapi akan mempertimbangkan permintaan tersebut berdasarkan kasus per kasus.

Niat Trump membeli Gaza ini langsung direspons oleh anggota biro politik Hamas, Ezzat El Rashq.

Ezzat El Rashq mengecam pernyataan Trump tentang pembelian dan kepemilikan Gaza.

"Gaza bukanlah properti yang bisa dijual dan dibeli. Itu adalah bagian integral dari tanah Palestina yang kami duduki," kata Rashq.

Trump mengejutkan warga Palestina dan masyarakat internasional dengan mengusulkan agar Washington bisa mengambil alih Gaza pada Selasa (4/2/2025) lalu.

Presiden AS menggandakan sarannya pada hari berikutnya, setelah sejumlah pejabat dari pemerintahannya berupaya meredam reaksi keras terhadap usulan tersebut.

Trump, seorang pengembang real estat sebelum terjun ke dunia politik, telah memberikan sedikit perincian tentang bagaimana ia akan melaksanakan usulannya.

Setelah awalnya mengatakan bahwa ia terbuka terhadap kemungkinan mengirim militer AS ke Gaza, Trump kemudian mengatakan bahwa tidak ada tentara Amerika yang diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut. (*)

Editor: Siti Nurjannah Wulandari

Tag:  #pasca #geger #dengan #saudi #kini #netanyahu #bersitegang #dengan #mesir #tuduh #kurung #warga #palestina

KOMENTAR