Surat Kabar Israel: Ben-Gvir Minta Agar Orang Yahudi Diizinkan Beribadah di Masjid Al-Aqsa
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir ke Masjid Al-Aqsa pada hari Selasa (3/1/2023). 
20:50
17 September 2024

Surat Kabar Israel: Ben-Gvir Minta Agar Orang Yahudi Diizinkan Beribadah di Masjid Al-Aqsa

Surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth melaporkan kalau Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir kembali membuat manuver kontroversial yang membuat konflik dan perang yang tengah dijalani Israel akan semakin besar.

Laporan tersebut menyatakan, Ben Gvir akan hadir dalam rapat konsultasi keamanan pada Selasa (17/9/2024) dan meminta agar orang Yahudi diizinkan untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa.

Surat kabar tersebut mengindikasikan bahwa permintaan menteri ekstremis Zionis itu tetap dia lontarkan meskipun dia mengetahui sebelumnya tentang penolakan Netanyahu.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan peringatan terhadap menteri-menterinya soal Al-Aqsa.

Dalam pertemuan dengan Kabinet Keamanan Israel pada Minggu (8/9/2024) lalu, Netanyahu menyinggung soal kunjungan rutin menteri Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Dikutip dari Anadolu Ajansi, Netanyahu menegaskan tidak akan ada perubahan pada status quo di kompleks Al-Aqsa.

Ia juga memperingatkan menteri-menterinya untuk tidak ke Masjid Al-Aqsa tanpa persetujuannya lebih dulu.

Netanyahu mengatakan, menteri Israel harus mengoordinasikan kunjungan apapun ke Masjid Al-Aqsa dengannya.

"Perdana Menteri (Netanyahu) mengulangi arahannya agar para menteri tidak pergi ke Temple Mount (sebutan Yahudi untuk Al-Aqsa) tanpa persetujuannya terlebih dahulu melalui sekretaris militernya," bunyi pernyataan kantor Netanyahu, dilansir The Times of Israel.

Diketahui, pernyataan Netanyahu itu dikeluarkan beberapa jam setelah MK Yitzhak Kroizer dari partai sayap kanan, Otzma Yehudit, mengunjungi Masjid Al-Aqsa.

Sebelumnya, polisi Israel juga telah mengizinkan orang Yahudi berdoa di sana.

Hal itu melanggar kebijakan selama puluhan tahun di bawah status quo yang tidak tertulis, di mana orang Yahudi diizinkan berkunjung di waktu-waktu tertentu dengan berbagai pembatasan, tapi tak boleh berdoa.

Jumlah pengunjung Yahudi telah membengkak selama beberapa tahun terakhir dan pihak berwenang Israel diam-diam mengizinkan orang Yahudi berdoa.

Akhir bulan lalu, seorang reporter Times of Israel mengamati doa terbuka di Masjid Al-Aqsa.

Reporter itu mendengar dari para aktivis di tempat suci itu, kedatangan orang-orang Yahudi untuk berdoa sekarang menjadi masalah rutin dan diizinkan oleh polisi setiap hari.

Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, yang juga Kepala Partai Otzma Yehudit, telah mempublikasikan beberapa kunjungan ke Masjid Al-Aqsa sejak menjabat pada Desember 2022.

Ben-Gvir berulang kali menyatakan dalam beberapa pekan dan bulan terakhir, kebijakannya adalah mengizinkan doa orang Yahudi.

Ia telah menolak desakan berulang Netanyahu, yang menyatakan status quo yang telah berlangsung puluhan tahun tetap berlaku.

Pernyataan Netanyahu pada Minggu itu, juga muncul setelah kepala keamanan dilaporkan memperingatkan para pemimpin politik, kemarahan Palestina atas masalah Masjid Al-Aqsa dapat memicu eskalasi kekerasan besar di Tepi Barat dan Yerusalem.

Masjid Al-Aqsa diketahui merupakan tempat ketiga tersuci dalam agama Islam.

Konflik Internal Israel Pasca-Pernyataan Ben-Gvir

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir bergabung dengan para nasionalis Yahudi, termasuk aktivis sayap kanan, yang berunjuk rasa di Gerbang Damaskus Yerusalem pada tanggal 5 Juni 2024 selama pawai bendera Hari Yerusalem, yang memperingati perebutan wilayah timur kota tersebut oleh tentara Israel dalam perang Arab-Israel tahun 1967, yang merupakan lokasi kompleks masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam, yang oleh umat Yahudi disebut Temple Mount. Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir bergabung dengan para nasionalis Yahudi, termasuk aktivis sayap kanan, yang berunjuk rasa di Gerbang Damaskus Yerusalem pada tanggal 5 Juni 2024 selama pawai bendera Hari Yerusalem, yang memperingati perebutan wilayah timur kota tersebut oleh tentara Israel dalam perang Arab-Israel tahun 1967, yang merupakan lokasi kompleks masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam, yang oleh umat Yahudi disebut Temple Mount. (Menahem KAHANA / AFP)

Sebelumnya, surat kabar Israel Hayom melaporkan terjadi "badai politik" di kalangan pejabat Israel pasca-pernyataan Itamar Ben-Gvir, pada akhir Agustus 2024.

Diketahui, dalam wawancaranya Senin (26/8/2024) pagi bersama Radio Angkatan Darat Israel, Ben-Gvir mengklaim "akan mendirikan sinagoga di Masjid Al-Aqsa."

Menyusul pernyataan tersebut, pejabat Israel ramai-ramai mengecam keras Ben-Gvir.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan pernyataan Ben-Gvir sebagai "tindakan berbahaya, tidak perlu, dan tidak bertanggung jawab."

"Tindakan Ben-Gvir membahayakan keamanan nasional Israel dan status internasionalnya," kata Gallant di X.

"Tindakan yang dilakukan oleh pasukan Israel kemarin untuk mencegah serangan Hizbullah telah memperkuat negara kita, tapi pernyataan Ben-Gvir justru sebaliknya," imbuh dia.

Sementara itu, Pemimpin Oposisi, Yair Lapid, menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak mampu mengendalikan pemerintahannya, merujuk pada pernyataan Ben-Gvir.

"Seluruh wilayah melihat kelemahan Netanyahu terhadap Ben-Gvir," cuit Lapid di X.

"Dia (Netanyahu) tidak mampu mengendalikan pemerintah, bahkan ketika hal itu merusak keamanan nasional kita."

"Tidak ada kebijakan, tidak ada strategi, tidak ada pemerintah yang sebenarnya," lanjut Lapid.

Kecaman juga datang dari Menteri Dalam Negeri Israel, Moshe Arbel.

Arbel memperingatkan pernyataan Ben-Gvir bisa menyebabkan pertumpahan darah di wilayah itu.

Ia lantas meminta Netanyahu "untuk menempatkan Ben-Gvir pada tempatnya, terutama terkait apa yang dia katakan tentang Temple Mount."

"Kata-kata Ben-Gvir yang tidak bertanggung jawab membahayakan aliansi strategi Israel dengan negara-negara Islam yang menjadi bagian dari koalisi melawan poros perlawanan Iran," jelas Arbel.

"Kurangnya kecerdasan Ben-Gvir bisa menyebabkan pertumpahan darah," tekannya.

Sementara itu, dalam menanggapi pernyataan Ben-Gvir, Kantor Netanyahu menegaskan, "Tidak ada perubahan pada status quo Temple Mount."

Diketahui, dalam wawancaranya bersama Radio Angkatan Darat Israel, Ben-Gvir mengatakan akan membangun sinagoga di Al-Aqsa.

Ia mengklaim orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa.

"Kebijakan tersebut memperbolehkan salat di Temple Mount (Masjid Al-Aqsa). Ada hukum yang sama bagi orang Yahudi dan Muslim."

"Saya akan membangun sinagoga di sana," ujarnya kepada Radio Angkatan Darat Israel.

Sebagai informasi, Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai tempat suci ketiga dalam Islam.

Umat Yahudi menyebut area itu sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, yang merupakan lokasi Al-Aqsa, selama Perang Arab-Israel pada 1967.

Tetapi, sebelum pendudukan Israel tahun 1967, status quo diberlakukan, menunjuk Wakaf Islam di Yerusalem, di bawah Menteri Wakaf dan Urusan Islam Yordania, sebagai pengelola Masjid Al-Aqsa.

Di tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.

Kemudian, pada 2003, polisi Israel secara sepihak mengizinkan pemukim ilegal memasuki Masjid Al-Aqsa pada hari kerja, kecuali Jumat dan Sabtu, tanpa persetujuan Wakaf Islam.

(oln/khbrn/*)


 

Tag:  #surat #kabar #israel #gvir #minta #agar #orang #yahudi #diizinkan #beribadah #masjid #aqsa

KOMENTAR