Penelitian Temukan Kecenderung Obesitas Picu Kecemasan
Ilustrasi obesitas. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa obesitas dapat memicu kecemasan melalui perubahan pada otak dan mikrobioma usus.(FREEPIK)
19:06
4 Juni 2025

Penelitian Temukan Kecenderung Obesitas Picu Kecemasan

Kebanyakan orang mungkin sudah mengetahui bahwa obesitas memberikan risiko kesehatan fisik, seperti penyakit jantung dan diabetes.

Namun, mungkin tidak banyak orang yang menyadari bahwa dampak obesitas bisa terkait kesehatan mental.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara obesitas, kecemasan, dan perubahan mikrobioma usus.

Melansir Earth pada Selasa (3/6/2025), penelitian dilakukan oleh para ilmuwan dari Georgia State University yang dipublikasikan pada awal Juni 2025.

Dalam studi ini, para peneliti menggunakan model tikus untuk menelusuri bagaimana dampak obesitas dapat memicu perilaku mirip kecemasan (anxiety).

“Beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan adanya kaitan antara obesitas dan kecemasan, meskipun belum jelas apakah obesitas secara langsung menyebabkan kecemasan atau apakah hubungan itu dipengaruhi oleh tekanan sosial,” kata Dr. Desiree Wanders, profesor dan ketua bidang nutrisi di Georgia State University.

Wanders mengungkapkan bahwa temuan penelitiannya menunjukkan bahwa obesitas dapat menyebabkan perilaku seperti kecemasan, diperkirakan karena adanya perubahan pada fungsi otak dan kesehatan usus.

Pola makan tinggi lemak dan respons kecemasan

Untuk lebih memahami dampak obesitas terhadap kecemasan, para peneliti mengamati 32 tikus jantan sejak masa remaja hingga dewasa muda.

Rentang masa tersebut dianggap sebagai fase yang dinilai setara dengan perkembangan manusia antara usia remaja hingga dewasa muda.

Separuh dari tikus diberi diet rendah lemak, sementara sisanya diberi diet tinggi lemak.

Setelah 15 minggu, kelompok tikus dengan diet tinggi lemak menunjukkan peningkatan berat badan dan lemak tubuh secara signifikan dibanding kelompok lainnya.

Selain itu, perilaku tikus dalam kelompok obesitas memperlihatkan tanda-tanda kecemasan.

Salah satunya adalah respons membeku (freeze) yang lebih sering saat menghadapi potensi ancaman, suatu indikator umum perilaku cemas pada hewan.

Perubahan pada otak dan mikrobioma usus

Hasil penelitian juga mengungkap bahwa tikus obesitas memiliki perubahan pada hipotalamus, yaitu bagian otak yang mengatur metabolisme dan fungsi tubuh lainnya.

Perubahan ini diduga berkontribusi terhadap gangguan kognitif yang ditemukan pada tikus obesitas.

Di sisi lain, perubahan juga terjadi pada mikrobioma usus.

Komposisi bakteri usus tikus obesitas ternyata berbeda dibandingkan tikus yang tidak mengalami kenaikan berat badan.

Temuan ini mendukung studi lain yang menunjukkan bahwa mikrobioma usus dapat memengaruhi perilaku dan kesehatan mental.

“Dengan memahami hubungan antara pola makan, kesehatan otak, dan mikrobiota usus, penelitian ini dapat membantu merancang kebijakan kesehatan masyarakat yang fokus pada pencegahan obesitas dan intervensi dini, terutama pada anak-anak dan remaja,” ujar Wanders.

Obesitas dan kesehatan mental

Meski studi ini dilakukan pada hewan, para peneliti meyakini bahwa temuan penelitian ini bisa menjadi petunjuk penting bagi manusia.

Mereka menekankan pentingnya melihat dampak obesitas tidak hanya terhadap masalah fisik, tetapi juga psikologis.

Wanders menjelaskan bahwa dalam kehidupan nyata, faktor-faktor, seperti lingkungan, genetika, gaya hidup, dan status sosial ekonomi juga ikut berperan.

“Walaupun hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pola makan berperan besar dalam kesehatan fisik dan mental, penting untuk mengingat bahwa pola makan hanyalah salah satu bagian dari gambaran besar,” ujarnya.

Para peneliti berencana ke depan untuk mempelajari lebih jauh bagaimana perubahan mikrobioma usus akibat obesitas dapat memengaruhi otak secara rinci.

Mereka juga ingin memperluas studi ke kelompok tikus betina dan berbagai rentang usia.
Selain itu, penting juga untuk meneliti apakah intervensi penurunan berat badan bisa membalikkan perubahan kognitif dan perilaku yang ditemukan dalam penelitian ini.

“Penelitian ini membuka diskusi baru tentang seberapa kuat keterkaitan antara kesejahteraan fisik dan psikologis kita, dan bagaimana peran usus mungkin jauh lebih besar dari yang pernah dibayangkan,” ujar Wanders.

Tag:  #penelitian #temukan #kecenderung #obesitas #picu #kecemasan

KOMENTAR