Apakah Bahan Bakar Avtur yang Bikin Harga Tiket Pesawat Jadi Mahal?
- Setiap tahun persoalan mahalnya harga tiket pesawat selalu menjadi buah bibir banyak orang.
Mengapa tidak, di momen-momen hari besar atau peak season harga tiket pesawat bisa naik hingga 2 kali lipat.
Berdasarkan catatan Kompas.com, pada saat moment Nataru 2024/2025 kemarin, harga tiket pesawat ke Kupang NTT lebih mahal dibandingkan dengan harga tiket pesawat ke Hong Kong.
Harga tiket pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke Bandara El Tari Kupang, dibanderol Rp 12.066.800 untuk penerbangan tanggal 20 Desember 2024.
Sementara harga tiket pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke Hong Kong memiliki harga yang bervariasi mulai dari harga Rp 10.563.207 sampai Rp 11.108.871.
Apakah lantaran harga bahan bakar avtur yang mahal membuat harga tiket pesawat menjadi mahal?
Pandangan pemain maskapai
CEO Capital A Berhad, induk usaha maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes, buka-bukaan soal penyebab mahalnya harga tiket pesawat rute domestik di Indonesia.
Tony bilang, harga avtur yang dijual Pertamina jadi salah satu komponen paling dominan yang menyebabkan mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia. Bahkan, harga avtur yang dipasok BUMN ini, kata dia, adalah yang paling tinggi se-Asia Tenggara.
“Harga bahan bakar di Indonesia adalah tertinggi di ASEAN, sekitar 28 persen (lebih mahal),” ujar Tony di Jakarta dikutip dari Antara, Sabtu (7/9/2024).
Menurutnya tarif avtur di Indonesia terbilang lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Ia menilai minimnya kompetisi penyedia avtur menjadi di Indonesia menjadi faktor penyebabnya.
Hal tersebut lantas diakui turut berimbas pada biaya operasional maskapai yang berujung pada tingginya harga tiket pesawat penerbangan domestik di Indonesia dibandingkan dengan negara lainnnya.
Bila dibandingkan dengan Malaysia, terdapat beberapa pemasok avtur dari perusahaan berbeda, sementara Indonesia masih dipasok sepenuhnya oleh Pertamina. Maskapai pun tak punya pilihan lain.
"Di Malaysia, ada dua atau tiga perusahaan. Di sebagian besar negara, ada pilihan (pemasok avtur). Jika hanya ada satu di Indonesia, mereka (Pertamina) dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan," tutur dia.
Faktor lain yang menurut Tony Fernandes sangat dominan sebagai penyebab mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia antara lain pajak PPN dan pajak impor suku cadang pesawat.
Hal ini juga diamini oleh bos Garuda Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan menjelaskan, selama ini indikator paling besar dalam menunjang harga tiket pesawat adalah biaya avtur dan harga sewa pesat.
“Dari harga avtur 35 persen kemudian 30 persennya adalah harga sewa pesawat. Kami sampaikan kalau harga sewa pesawat itu, 1 pesawat 1 bulan berkisar 300.000 dollar AS (Rp 4,87 miliar) jadi memang dua komponen ini yang paling berat kami rasakan dari sisi airlines,” jelas Wamildan.
Selain itu, lanjut Wamildan, adanya biaya parkir bandara, biaya bea masuk sparepart hingga jasa kebandaraudaraan. Wamildan menegaskan, biaya-biaya yang dikeluarkan ini semua ditambah dengan biaya pajak dari pemerintah.
Pemerintah bantah Avtur RI jadi yang termahal se-Asean
Namun Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyangkal jika harga avtur Indonesia menjadi yang termahal di antara negara-negara ASEAN.
Ia mengakui, harga bahan bakar avtur RI yang diproduksi PT Pertamina (Persero) memang mahal, hanya saja tidak berarti menjadi yang termahal se-ASEAN.
"Bahwa (harga avtur RI) mahal, ya. Kalau paling mahal, enggak," kata Budi Karya.
Pun dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Dia membantah bahwa harga bahan bakar pesawat yakni Avtur di Indonesia adalah yang termahal di Asia Tenggara atau ASEAN.
Menurut informasi yang ia dapatkan, Pertamina sudah memberikan klarifikasi soal polemik harga avtur di Indonesia yang dinilai terlalu mahal. Ia sendiri juga akan mengonfirmasi langsung hal tersebut.
"Saya akan cek di Pertamina, tapi setahu saya Pertamina sudah berikan penjelasan kan tidak benar kalau dianggap harga avtur kita termahal di Asia," kata Bahlil setelah Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR.
Pertamina buka suara
Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina akhirnya buka suara soal polemik harga avtur yang terjadi belakangan ini yang disebut menjadi biang mahalnya harga tiket pesawat tanah air.
Corporate Secretary Heppy Wulansari mengatakan, harga avtur Pertamina kompetitif dan mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia.
“Harga publikasi Avtur di Indonesia bisa dikatakan cukup kompetitif. Nilai kompetitif harga publikasi avtur milik Pertamina juga setara dan lebih rendah bila dibandingkan dengan harga publikasi per liter di negara yang memiliki kemiripan lanskap geografis,” ujar Heppy dalam siaran pers, Minggu (8/9/2024).
Heppy menjelaskan, harga avtur yang dijual Pertamina Patra Niaga pada rentang 1-30 September sebesar Rp 13.211 per liter. Angka ini disebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga avtur di Singapura yang mencapai Rp 23.212 per liter pada periode yang sama.
Heppy mengatakan, harga avtur Pertamina sudah mengacu Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Avtur Yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).
Penetapan harga avtur juga berdasarkan Mean of Plats Singapore (MOPS) yang menjadi patokan harga pasar terdekat. Harga avtur juga mempertimbangkan demand volume dari masing-masing bandara sesuai frekuensi pergerakan pesawat.
Heppy juga mengatakan, rantai pasok avtur di Indonesia lebih kompleks dibandingkan negara lain. Pertamina bertanggung jawab menyediakan avtur di 72 DPPU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tag: #apakah #bahan #bakar #avtur #yang #bikin #harga #tiket #pesawat #jadi #mahal