MIND ID Dukung Asta Cita lewat Hilirisasi dan Industrialisasi
Salah satu tambang milik yang tergabung dalam MIND ID(DOC. MIND ID)
16:08
23 Januari 2025

MIND ID Dukung Asta Cita lewat Hilirisasi dan Industrialisasi

- Hilirisasi dan industrialisasi di sektor mineral dan batu bara merupakan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Program ini terbukti mampu mendongkrak kinerja ekonomi nasional secara signifikan dan berpotensi memberikan dampak yang lebih besar dalam lima tahun ke depan.

Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, Holding BUMN Industri Pertambangan Indonesia atau MIND ID menyatakan terus meningkatkan nilai tambah sumber daya alam mineral dan batu bara melalui proyek strategis yang terintegrasi.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), anggota BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, mencatat penjualan aluminium sebesar 263.195 metrik ton (MT) sepanjang 2024. Angka ini menjadi rekor tertinggi sejak 2013, yang saat itu mencatatkan penjualan sebesar 260.651 MT.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), anggota BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, mencatat penjualan aluminium sebesar 263.195 metrik ton (MT) sepanjang 2024. Angka ini menjadi rekor tertinggi sejak 2013, yang saat itu mencatatkan penjualan sebesar 260.651 MT.

Upaya ini mencakup pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) serta kolaborasi erat dengan sektor manufaktur dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertambangan dan penggalian pada 2023 tercatat sebesar 6,12 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Hingga kuartal III 2024, pertumbuhan sektor ini mencapai 5,23 persen secara kuartalan, menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf menyatakan, kekayaan sumber daya mineral Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang progresif, terutama jika dimanfaatkan secara optimal melalui hilirisasi.

Dengan integrasi yang lebih kuat bersama industri manufaktur, maka mineral batu bara Indonesia dapat menjadi produk akhir yang memiliki nilai tambah tinggi seperti baterai  kendaraan listrik.

 

PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Grup MIND ID, memulai pilot project konversi batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet untuk bahan baku baterai, terutama baterai Lithium-ion (Li-ion). DOK. Humas Bukit Asam PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Grup MIND ID, memulai pilot project konversi batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet untuk bahan baku baterai, terutama baterai Lithium-ion (Li-ion).

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam mineral dan batu bara melalui program hilirisasi, serta menjadi penggerak dalam industrialisasi sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi perekonomian Indonesia,” ujar Heri dalam keterangannya, Kamis (23/1/2025).

Dalam periode 100 Hari Prabowo-Gibran, imbuh Heri, MIND ID mempercepat pengerjaan sejumlah proyek strategis yang menjadi pilar penting bagi hilirisasi dan industrialisasi, seperti proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek ini masuk dalam periode masa kerja Presiden Parbowo Subianto karena tahap ramp-up produksi dijalankan pada kuartal pertama 2025, dan nantinya akan menghasilkan satu juta ton alumina per tahun.

Ada juga pembangunan Smelter Aluminium Baru di Kuala Tanjung oleh Inalum dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun.

Proyek ini akan semakin memperkuat rantai pasok aluminium di dalam negeri guna mendukung swasembada aluminium.

Selanjutnya, pengembangan Proyek Nikel di Halmahera Timur yang mencakup pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 88.000 ton per tahun, serta fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk memproduksi 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Di samping itu, pembangunan Smelter Tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Proyek yang direncanakan mulai beroperasi pada akhir kuartal III 2025, menjadi tulang punggung pengolahan tembaga dan logam mulia di Indonesia.

Heri menekankan melalui proyek-proyek strategis ini, maka Indonesia memiliki kemampuan produksi bahan baku mineral yang besar untuk mendukung industri manufaktur.

"Kami membuka kolaborasi seluas-luasnya dengan seluruh pelaku industri manufaktur. Kami berharap bahan baku mineral ini dapat diolah lebih lanjut sehingga mampu memberikan nilai tambah serta multiplier effect ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia," pungkasnya.

Tag:  #mind #dukung #asta #cita #lewat #hilirisasi #industrialisasi

KOMENTAR