7 Desa Wisata Jadi Unggulan Dispar Sultra, Akses ke Lokasi Diutamakan
Sebuah pemandangan pedesaan di kawasan Asia Tenggara. Sebagai ilustrasi desa wisata unggulan [Pexels/Quang Nguyen Vinh]
11:33
24 April 2024

7 Desa Wisata Jadi Unggulan Dispar Sultra, Akses ke Lokasi Diutamakan

Desa Gaya Baru di Buton Selatan, Desa Wasuemba Buton, Desa Namu Konawe Selatan, Desa Labengki Konawe Utara, Desa Lakologou Bau-bau, Desa Kulati di Wakatobi dan Desa Liang Kabori Muna adalah tujuh desa wisata yang diangkat Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai desa wisata unggulan.

Dikutip dari kantor berita Antara, Dispar Sultra memprioritaskan tujuh desa wisata unggulan ini agar mampu bersaing di Anugerah Desa Wisata yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf.

Dan tidak kalah penting mampu memancing kunjungan wisata ke Sultra yang bakal memberikan dampak positif terhadap situasi perekonomian di ketujuh desa wisata yang ditunjuk ini.

Belli Harli Tombili, Kepala Dinas Pariwisata Sultra di Kendari, Rabu (24/4/2024) menyatakan bahwa tujuh desa wisata unggulan yang menjadi prioritas ini tersebar di beberapa Kabupaten atau Kota se-Sultra. Seluruhnya telah dikunjungi dan dipastikan kelayakannya sebagai unggulan Sultra.

"Jadi ketujuh desa wisata unggulan ini sudah kami kunjungi langsung dan memang terbentuk secara alami wisatanya bukan buatan," tandas Belli Harli Tombili.

Salah satu hal yang akan diperhatikan dalam hal mengembangkan desa wisata agar mampu bersaing dengan desa–desa wisata di seluruh Indonesia adalah akses menuju lokasi.

"Tidak bisa dipungkiri, akses adalah salah satu indikator pusat dalam penentuan Anugerah Desa Wisata. Jadi sebagus apa pun wisata desa, apabila akses sulit akan susah juga bersaing," tandasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Sultra ini juga menyatakan bahwa peningkatan manajemen dan visi pengelolaan juga tidak luput dari prioritas dalam proses pengembangan desa wisata unggulan.

Salah satu upaya yang dilakukan pihak Dispar Sultra adalah melaksanakan studi tiru kepada pengelola–pengelola desa wisata di Sultra agar punya pengalaman melihat dan merasakan langsung bagaimana pengelolaan yang baik.

Definisi studi tiru sendiri adalah konsep belajar yang dilakukan di sebuah institusi yang dianggap lebih kompeten dalam suatu hal. Tujuannya peningkatan mutu, perluasan usaha, perbaikan sistem, penentuan kebijakan baru, perbaikan, sampai peraturan perundangan.

"Jadi setelah kami laksanakan, ternyata banyak dari mereka akhirnya termotivasi dan berusaha meningkatkan kualitas wisatanya," paparnya.

Editor: RR Ukirsari Manggalani

Tag:  #desa #wisata #jadi #unggulan #dispar #sultra #akses #lokasi #diutamakan

KOMENTAR