OJK Sebut Pasar Saham Indonesia Menguat di Tengah Perlambatan Ekonomi Global
Ilustrasi OJK. (Antara)
20:09
20 Februari 2024

OJK Sebut Pasar Saham Indonesia Menguat di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

- Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menyebut pasar saham Indonesia masih menguat di tengah perlambatan ekonomi global.   Menurutnya, hal ini ditunjukan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 0,86 persen year to date (ytd) ke level 7.335,55, serta membukukan net buy sebesar Rp 20,05 triliun ytd.   "Pasar saham Indonesia sampai dengan 16 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan di tengah perlambatan ekonomi global," kata Inarno dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Jakarta, Selasa (20/2).   Dia juga menjelaskan, pada 5 Januari 2024, IHSG menyentuh all time high di level 7.403,08. Beberapa sektor di IHSG pada Februari 2024 sampai dengan 16 Februari 2024 masih menguat di antaranya sektor kesehatan dan sektor konsumsi primer.   Dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat Rp 11.603 triliun atau secara ytd turun tipis sebesar 0,61 persen.   "Pada 4 Januari 2024, nilai kapitalisasi pasar menyentuh all time high kapitalisasi pasar sebesar Rp11.810 triliun. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham sampai dengan 16 Februari 2024 tercatat Rp 10,66 triliun ytd," jelasnya.   Selanjutnya, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 16 Februari 2024 menguat 0,60 persen ytd ke level 376,87. Hingga 13 Februari 2024, yield SBN naik rata-rata sebesar 4,73 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp3,30 triliun ytd.   "Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident juga tercatat net sell sebesar Rp 1,59 triliun ytd," lanjutnya.   Sementara itu, di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 15 Februari 2024 tercatat sebesar Rp 800,30 triliun atau turun 2,96 persen ytd, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp 477,28 triliun atau turun 4,82 persen dan tercatat net redemption sebesar Rp5,29 triliun.   Antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat, tercatat nilai Penawaran Umum sebesar Rp12,34 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 11 emiten hingga 16 Februari 2024.   Sedangkan, masih terdapat 86 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp50,02 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 59 perusahaan. Adapun untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM.   "Sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 16 Februari 2024 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 509 Penerbit, 169.851 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,07 triliun," tandasnya.

Editor: Dimas Ryandi

Tag:  #sebut #pasar #saham #indonesia #menguat #tengah #perlambatan #ekonomi #global

KOMENTAR