Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.612, Dipengaruhi Sanksi AS ke Rusia dan Sentimen Utang Domestik
Ilustrasi petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang. [Suara.com/Alfian Winanto]
09:45
29 Oktober 2025

Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.612, Dipengaruhi Sanksi AS ke Rusia dan Sentimen Utang Domestik

Baca 10 detik
  • Rupiah melemah tipis ke level Rp16.612 per dolar AS pada Rabu (29/10/2025).

  • Pelemahan Rupiah dipicu faktor global, termasuk sanksi baru AS terhadap Rusia dan gejolak pasar minyak.

  • Faktor domestik turut berpengaruh, di antaranya strategi pemerintah mengelola utang negara yang mencapai Rp9.138 triliun

Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada pagi hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar spot pagi Rabu (29/10/2025), dibuka di level Rp 16.612 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Hal ini membuat Rupiah terkoreksi dibanding penutupan pada Selasa (28/10/2025) yang berada di level Rp 16.608 per Dolar AS.

Rupanya, kondisi ini tidak hanya dialami Rupiah tapi juga pada mata uang asia bergerak bervariasi terhadap Dolar.

Di mana, Baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah terkoreksi 0,08 persen.

Selanjutnya, ada Won Korea Selatan yang tertekan 0,06 persen dan Dolar Singapura yang tergelincir 0,04 persen. Disusul, Yuan China yang turun 0,02 persen.

Berikutnya, Pesso Filipina yang terlihat melemah tipis 0,003 persen terhadap the greenback di pagi ini.

Ilustrasi uang ringgit Malaysia. (Pexels.com/Polina Tankilevitch) PerbesarIlustrasi uang ringgit Malaysia. (Pexels.com/Polina Tankilevitch)

Sementara itu, Ringgit Malaysia dan Dolar Taiwan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah menanjak 0,14 persen.

Diikuti, Yen Jepang yang naik 0,12 persen dan Dolar Hongkong menguat tipis 0,003 persen.

Dalam hal ini, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah dipengaruhi faktor global dan internal.

Salah satunya, Trump memberlakukan sanksi terkait Ukraina terhadap Rusia untuk pertama kalinya dalam masa jabatan keduanya, yang menargetkan perusahaan minyak Lukoil dan Rosneft.

Menyusul sanksi tersebut, produsen minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil, mengatakan, pada hari Senin bahwa mereka akan menjual aset internasionalnya.

"Ini adalah tindakan paling berpengaruh sejauh ini yang dilakukan oleh perusahaan Rusia setelah sanksi Barat atas perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022," jelasnya.

Lalu di sektor domestik ada sentimen pemerintah melalui menkeu memaparkan strategi utama pemerintah untuk mengelola rasio utang yang mencapai sekitar Rp 9.000 triliun.

Strategi tersebut berfokus pada efisiensi belanja anggaran dan peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menekan defisit dan menaikkan rasio penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (tax-to-GDP ratio).

Total utang pemerintah pusat per akhir Juni 2025 adalah Rp 9.138,05 triliun, yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 7.980,87 triliun dan pinjaman senilai Rp 1.157,18 triliun.

Angka ini merupakan rasio sebesar 39,86 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Editor: Dythia Novianty

Tag:  #rupiah #melemah #tipis #rp16612 #dipengaruhi #sanksi #rusia #sentimen #utang #domestik

KOMENTAR