Jepang Butuh 3 Bulan Turunkan Harga Beras
Ilustrasi beras [freepik.com]
11:56
26 Juni 2025

Jepang Butuh 3 Bulan Turunkan Harga Beras

Jepang akhirnya menurunkan harga berasnya yang sebelumnya melambung tinggi. Adapun, harga beras rata-rata di Jepang turun di bawah 4.000 yen per 5 kilogram untuk pertama kalinya dalam sekitar tiga setengah bulan menjadi 3.920 yen.

Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mencatat penurunan ini dikarenakan dengan peningkatan distribusi stok yang kemungkinan membantu harga mulai stabil Selama tujuh hari hingga 15 Juni.

Harga beras rata-rata yang dijual di supermarket di seluruh negeri turun 256 yen per 5 kg dari minggu sebelumnya, turun ke kisaran 3.000 yen untuk pertama kalinya sejak minggu yang berakhir pada 2 Maret.

Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi mengatakan kepada wartawan bahwa penurunan tersebut sebagian disebabkan oleh pelepasan cadangan beras tambahan, dengan menyatakan bahwa "pesan yang jelas dari pemerintah terbukti efektif," katanya dilansir Japan Today, Rabu (25/6/2025).

Sementara itu, pangsa pasar beras campuran, termasuk beras cadangan, naik 6 poin persentase menjadi 50 persen.

Perdana Menteri Shigeru Ishiba telah berjanji untuk menurunkan harga eceran rata-rata 5 kg beras ke kisaran 3.000 yen pada akhir Juni.

Tahun lalu, sebuah rumah tangga mengonsumsi 60,20 kg beras, menurut data belanja konsumen pemerintah. Bahkan setelah penurunan terakhir, harga beras rata-rata tetap hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Harga konsumen inti Jepang pada bulan Mei naik 3,7 persen dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan terbesar dalam lebih dari dua tahun, dengan harga beras mencetak rekor baru untuk bulan kedelapan berturut-turut dengan lonjakan 101,7 persen karena kekurangan pasokan.

Sementara itu, pada hari Senin, langkah-langkah diberlakukan untuk melarang penjualan kembali beras yang dibeli di toko eceran guna memastikan bahwa konsumen memiliki akses ke beras dengan harga yang stabil.

Berdasarkan larangan tersebut, mereka yang menjual beras dengan harga lebih tinggi dari yang mereka bayarkan menghadapi hukuman satu tahun penjara atau denda hingga 1 juta yen, atau keduanya.

Sebelumnya, Harga beras di Jepang telah mencapai rekor tertinggi selama lima bulan berturut-turut. Biaya rata-rata beras yang dijual kepada pedagang grosir oleh koperasi pertanian dan lainnya naik 69% pada Januari dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kementerian Pertanian Jepang mengatakan harga rata-rata 60 kilogram beras di semua merek mencapai 25.927 yen atau sekitar Rp2,8 juta. Harga tersebut naik sekitar 8 dolar dari Desember, dan merupakan harga tertinggi sejak 2006.

Berdasarkan varietasnya, harga beras premium Nanatsuboshi dari Hokkaido meningkat 88%year-on-year (yoy). Diikuti oleh beras Akitakomachi dari Prefektur Akita, yang naik 80%, dan beras Hitomebore dari Prefektur Iwate yang naik 67%.

Sementara harga beras Koshihikari dari Prefektur Niigata berada di kisaran 48.300 yen (Rp5,2 juta) hingga 48.500 yen (Rp5,3 juta) per 60 kilogram per 26 Februari. Harga ini sedikit berubah dari bulan sebelumnya, menurut firma riset pasar beras Beikoku Databank.

Kementerian mengaitkan lonjakan harga tersebut dengan persaingan di antara pembeli untuk mengamankan pasokan. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk melepaskan beras dari stoknya guna menstabilkan distribusi.

Namun prediksi menyebut harga beras di Jepang tetap tinggi meskipun ada harapan bahwa harga akan kembali normal. Pemerintah sebelumnya mengumumkan rencana dua minggu lalu untuk melepaskan stoknya guna mengekang lonjakan harga.

Pada 14 Februari, pemerintah mengatakan akan melepaskan hingga 210.000 ton beras yang ditimbunnya, untuk diserahkan kepada pedagang grosir pada pertengahan Maret setelah dilelang dan diharapkan akan tersedia di rak-rak toko antara akhir Maret dan awal April. Pemerintah dijadwalkan akan melepas 150.000 ton beras pada tahap pertama, dan dapat melepas tambahan 60.000 ton jika diperlukan.

Kementerian Pertanian memperkirakan pengumuman itu sendiri akan menyebabkan harga lebih rendah sebelum pelepasan stok beras. Namun, tidak ada efek seperti itu, kata seorang eksekutif di pedagang grosir beras besar.

"Begitu hasil (lelang) diumumkan, itu akan berdampak pada penurunan harga," katanya.

Menurut data harga konsumen yang dirilis bulan lalu, harga beras melonjak 27,7% pada tahun 2024 dari tahun sebelumnya, kenaikan terbesar sejak 1975. Pada bulan Desember saja, harga melonjak 64,5% dari tahun sebelumnya.

Lonjakan harga tersebut menyusul panen yang buruk pada musim panas tahun 2023 akibat periode suhu tinggi yang mengurangi jumlah beras yang tersedia untuk didistribusikan pada tahun berikutnya. Peningkatan tajam jumlah wisatawan asing juga telah mendorong peningkatan konsumsi beras di restoran.

Editor: Iwan Supriyatna

Tag:  #jepang #butuh #bulan #turunkan #harga #beras

KOMENTAR