



Pasar Kripto Terguncang: Bitcoin Jatuh, Investor Panik karena Ketegangan Iran-Israel dan Respons AS
Pasar aset digital cryptocurrency atau kripto kembali bergejolak akhir pekan ini. Harga Bitcoin anjlok ke titik terendah sejak Mei, setelah memanasnya konflik antara Iran dan Israel ikut melibatkan Amerika Serikat.
Ketegangan geopolitik ini memicu aksi jual besar-besaran di pasar aset digital, yang diperparah oleh kekhawatiran baru soal inflasi global.
Pada Minggu, Bitcoin sempat jatuh di bawah level USD 99.000, level terendah dalam lebih dari sebulan. Ethereum bahkan sempat merosot lebih dari 10 persen.
Aset kripto lain seperti Solana, XRP, dan Dogecoin juga ikut tumbang. Gejolak ini membuat pasar kripto menjadi salah satu yang paling cepat merespons risiko geopolitik yang meningkat.
Walau sempat bangkit menjelang malam, Bitcoin hanya pulih tipis dan diperdagangkan di bawah USD 101.000, turun sekitar satu persen dalam 24 jam. Ethereum juga mulai menipiskan kerugian, meski masih melemah 2,5 persen di kisaran USD 2.200.
Campur Tangan AS dan Ancaman Iran Mengguncang Pasar
Pemicunya adalah meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik Iran-Israel akan meluas, terutama setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur penting yang menyalurkan sekitar 20 persen suplai minyak dunia. Menurut JPMorgan, jika Selat ini benar-benar ditutup, harga minyak bisa melonjak ke USD 130 per barel.
Lonjakan harga energi dikhawatirkan akan mengerek kembali inflasi di banyak pasar, bahkan AS pun akan kena dampaknya misalnya turun ke level lima persen, yang terakhir terjadi pada Maret 2023 saat The Fed masih agresif menaikkan suku bunga.
Ancaman ini membuat pelaku pasar mulai meragukan jalur pemangkasan suku bunga dan buru-buru keluar dari aset-aset berisiko tinggi seperti kripto.
Meskipun selama ini Bitcoin sering dipromosikan sebagai pelindung terhadap inflasi, faktanya sekarang perilakunya lebih mirip saham teknologi berisiko tinggi. Menurut penyedia data kripto Kaiko, korelasi Bitcoin dengan indeks Nasdaq meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, seiring dengan arus dana besar-besaran yang sempat masuk ke ETF Bitcoin spot.
Namun sentimen institusional tampaknya mulai berubah. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa aliran dana ke ETF Bitcoin spot mencapai lebih dari USD 1 miliar dari Senin hingga Rabu lalu.
Tapi menjelang akhir pekan, arus masuk ini anjlok, nihil pada Kamis dan hanya USD 6,4 juta pada Jumat. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan keputusan Presiden Donald Trump untuk meninggalkan KTT G7 lebih awal dan pengumuman pemerintah AS soal peninjauan strategi terhadap Iran selama dua minggu ke depan.
Selain faktor geopolitik dan makroekonomi, faktor teknikal juga memperburuk situasi. Riset CoinGlass mengungkapkan bahwa jatuhnya harga Bitcoin di bawah USD 99.000 memicu aksi jual paksa (forced liquidation) di bursa derivatif besar seperti Binance dan Bybit.
Selama 24 jam pada Minggu (22/6) kemarin, lebih dari USD 1 miliar posisi kripto dilikuidasi. Yang mencengangkan, lebih dari 95% di antaranya adalah posisi long, menandakan banyak trader terlalu percaya diri bahwa harga akan naik menjelang akhir pekan, namun akhirnya terjebak dalam badai pasar. (*)
Tag: #pasar #kripto #terguncang #bitcoin #jatuh #investor #panik #karena #ketegangan #iran #israel #respons