Optimalkan KPR Subsidi untuk Profit Berkelanjutan dan Dampak Sosial
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo (tengah) dan Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu (dua dari kiri) bersama jajaran direksi BTN lainnya. (BTN untuk Jawapos)
20:54
20 Juni 2025

Optimalkan KPR Subsidi untuk Profit Berkelanjutan dan Dampak Sosial

Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi merupakan solusi yang menciptakan manfaat yang luas. Terutama, bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR) untuk memiliki hunian. Dengan begitu, mampu mendorong pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan, peran strategis KPR subsidi sebagai bagian transisi menuju ekonomi hijau. Karena memiliki dampak sosial yang sangat nyata. Dari total kredit konsumer, sebesar 90 persen merupakan kredit KPR yang diakses oleh MBR.

"Bagi BTN, KPR Subsidi juga menjadi salah satu motor penggerak bisnis. Ini membuktikan bahwa nilai sosial dan profitabilitas dapat berjalan beriringan," kata Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo dalam United Nations Environment Programme-Finance Initiative (UNEP-FI) Regional Roundtable on Sustainable Finance Asia Pacific di Suzhou, Tiongkok, Kamis malam (19/6).

Sejalan dengan misi BTN untuk pemenuhan kebutuhan rumah yang terjangkau sesuai pemerintah. Sekaligus tetap memberikan imbal hasil yang berkelanjutan. Hingga akhir Maret 2025, laba bersih bank pelat merah spesialis perumahan itu mencapai Rp 904 miliar. Meningkat 5,1 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 860 miliar.

Didukung penyaluran kredit yang tumbuh 5,5 persen year-on-year (YoY) mencapai Rp 363,11 triliun. Seiring dengan meningkatnya permintaan kredit di sektor perumahan. Untuk penyaluran KPR subsidi mencapai Rp 179,70 triliun, naik 7,6 persen secara tahunan.

Setiyo menjelaskan, dari total KPR BTN secara keseluruhan, sebanyak 61 persen diakses oleh debitur yang tinggal di pinggiran dan luar perkotaan. Lalu, sekitar 68 persen debitur KPR BTN merupakan kelompok usia produktif 30-60 tahun. Kemudian, sebanyak 31 persen debitur merupakan perempuan.

"Ini menunjukkan upaya perseroan mendorong pembiayaan inklusif di mana ada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kepemilikan rumah," ungkapnya.

Menurut Setiyo, pengelolaan portofolio secara cermat merupakan kunci untuk menjawab tantangan ganda antara profit dan dampak. BTN terus mengembangkan praktik manajemen risiko yang adaptif. Sejalan dengan meningkatnya risiko iklim seperti banjir dan kebakaran.

"Kami terus mengoptimalkan portofolio agar tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memperkuat kontribusi sosial dan meminimalkan risiko iklim. Profit dan impact harus berjalan beriringan," jelasnya.

Transformasi BTN dalam keuangan berkelanjutan telah dimulai sejak 2023. Dimulai dengan mengimplementasikan impact analysis berdasarkan UNEP FI Principles for Responsible Banking (PRB).

Serta membangun kerangka kerja environmental, social, and governance (ESG) yang komprehensif. Agar bisnis beriringan antara laba dan prinsip ramah lingkungan maupun sosial.

Melalui kerangka tersebut, mulai mengembangkan program rumah rendah emisi. Salah satu langkah untuk memperkecil jejak karbon dari sisi infrastruktur.

"Melalui rumah rendah emisi, kami berupaya memberikan jawaban untuk mengurangi krisis iklim, memenuhi mandat sosial, sambil tetap menghasilkan laba positif," tandas Setiyo.

BTN juga baru saja kembali dilibatkan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) untuk 350 ribu rumah dengan KPR fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu berkomitmen untuk mendukung program 3 juta rumah.

"Kami siap bekerja keras. Jajaran kami juga rutin turun ke lapangan untuk memastikan rumah-rumah yang dibangun benar-benar bermanfaat bagi masyarakat," ujar Nixon.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #optimalkan #subsidi #untuk #profit #berkelanjutan #dampak #sosial

KOMENTAR