Perusahaan Asuransi Jiwa Berlomba-lomba Genjot Penjualan Endowment
ILUSTRASI. Asuransi jiwa. (Bankers Life)
17:36
19 Juni 2025

Perusahaan Asuransi Jiwa Berlomba-lomba Genjot Penjualan Endowment

- Porsi produk asuransi tradisional seperti dwiguna (endowment) terus meningkat dalam portofolio industri. Mengalahkan produk asuransi unit link yang sebelumnya mendominasi.

Pergeseran ini bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan respons industri terhadap perubahan regulasi dan dinamika pasar. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan produk asuransi jiwa tradisional masih mendominasi pasar.

Dengan proporsi 65,2 persen dari total premi sepanjang Januari hingga Maret 2025. Mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,6 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 30,95 triliun.

Premi industri pada triwulan I 2025 mencapai Rp 47,45 triliun. Naik 3,2 persen dibanding tahun lalu dengan jumlah tertanggung individu bertambah 11,6 persen YoY menjadi 21,97 juta orang. Kanal bancassurance masih menjadi kontributor utama, menyumbang 39,2 persen dari total premi regular.

Menjawab momentum tersebut, Great Eastern Life Indonesia menggandeng Bank CTBC Indonesia sebagai kanal penjualan produk asuransi jiwa dwiguna. Menggabungkan perlindungan optimal dan memberikan jaminan pendapatan tahunan. Sehingga membantu keluarga nasabah menjaga kestabilan keuangan ke depan.

Direktur Bancassurance Great Eastern Life Indonesia Sisca Then menuturkan, kolaborasi ini untuk memperluas akses masyarakat terhadap solusi perlindungan keuangan. Di tengah situasi yang serba tidak pasti, banyak keluarga membutuhkan kepastian dan rasa tenang soal keuangan.

"GREAT Income Assurance memiliki perlindungan jiwa sekaligus pendapatan tahunan yang terjamin. Melalui kolaborasi dengan Bank CTBC Indonesia, kami ingin lebih banyak keluarga semakin mudah mendapatkan akses perlindungan keuangan yang relevan dengan kebutuhan mereka," terang Sisca, Kamis (19/6).

Sisca memastikan pendapatan tahunan terjamin. Nasabah akan menerima manfaat tunai sebesar 25 persen dari premi tahunan pada akhir tahun keenam hingga tahun kesembilan polis. Di akhir masa perlindungan atau tahun kesepuluh, nasabah akan menerima pengembalian premi 105 persen dari total premi yang telah dibayarkan.

Dalam kondisi pasar dengan volatilitas tinggi saat ini, Chief of Retail Banking dari PT Bank CTBC Indonesia Bambang Simmon Simarno menyatakan, nasabah memiliki alternatif produk proteksi disertai pendapatan tahunan yang nilainya pasti. "Kami berharap bisa membantu melengkapi berbagai kebutuhan finansial nasabah," ujarnya.

PT Chubb Life Insurance Indonesia (Chubb Life Indonesia) juga menggenjot produk asuransi dwiguna. Selain memberikan perlindungan dari ketidakpastian, juga terdapat manfaat perlindungan terhadap risiko meninggal dunia. Yang diharapkan mampu memberikan ketenangan pikiran bagi nasabah dan orang-orang terdekat.

Presiden Direktur Chubb Life Indonesia Kumaran Chinan menjelaskan, kebutuhan nasabah terus berkembang. Tidak hanya mencari perlindungan jiwa, tetapi juga solusi keuangan jangka panjang.

"Kami memahami kebutuhan nasabah yang selalu berubah dan menyadari keinginan nasabah akan solusi asuransi yang tidak hanya memberikan perlindungan," ungkapnya.

Kumaran menilai, produk tradisional seperti endowment memang tengah diminati. Sehingga berpeluang untuk terus bertumbuh lebih tinggi tahun ini. Nasabah lebih mengutamakan perlindungan, termasuk asuransi penyakit kritis.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyatakan, realisasi tersebut mencerminkan permintaan pasar atau nasabah. Terutama sejak terbitnya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink pada 14 Maret 2022. Perusahaan asuransi jiwa harus bersiap-siap secara infrastruktur teknologi informasi (IT).

"Sambil menunggu itu, proses bisnis harus terus berjalan. Tenaga pemasar harus tetap berjualan. Nah momentum ini membuat mereka untuk jualan produk tradisional," ungkapnya.

Menurut Budi, tenaga pemasar asuransi jiwa saat ini sudah terbiasa dengan produk tradisional. "Kemudian permintaan pasar dalam kondisi ekonomi saat ini mungkin lebih prefer dengan sesuatu yang sifatnya tradisional dan guaranteed," imbuh Direktur Utama PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) tersebut.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #perusahaan #asuransi #jiwa #berlomba #lomba #genjot #penjualan #endowment

KOMENTAR