Lucy Guo, Miliader Perempuan Termuda yang Masih Naik Honda Civic
Lucy Guo saat menghadiri acara di LA Tech Week di Beverly Hills, California, Amerika Serikat, 16 Oktober 2024.(GETTY IMAGES/GONZALO MARROQUIN via AFP)
16:40
12 Juni 2025

Lucy Guo, Miliader Perempuan Termuda yang Masih Naik Honda Civic

Lucy Guo, pendiri perusahaan teknologi dan miliarder berusia 30 tahun, resmi dinobatkan sebagai perempuan termuda yang membangun kekayaannya sendiri.

Namanya bahkan menggeser posisi Taylor Swift dalam daftar tersebut.

Meski kekayaannya dilaporkan mencapai 1,3 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp21,15 triliun, gaya hidup Guo jauh dari kata mewah.

Guo dikenal sebagai salah satu pendiri Scale AI, perusahaan rintisan berbasis kecerdasan buatan yang kini bernilai 25 miliar dollar AS atau sekitar Rp406,7 triliun.

Meski ia sudah meninggalkan perusahaan itu sejak 2018, Guo masih memiliki 5 persen saham yang kini bernilai sekitar 1,2 miliar dollar AS atau Rp19,5 triliun.

Kepada majalah Fortune, Guo mengaku tetap berhemat.

“Saya tidak suka membuang-buang uang,” kata Guo.

Ia memang sesekali berfoya-foya. Misalnya, saat harus menempuh penerbangan 16 jam, Guo memilih kelas bisnis.

Ia juga memiliki beberapa gaun desainer yang disimpan untuk acara tertentu. Namun untuk aktivitas harian, ia tetap sederhana.

“Dalam kehidupan sehari-hari, asisten saya hanya mengantar saya dengan Honda Civic yang cukup tua. Saya tidak peduli,” ujarnya.

Guo juga mengatakan hampir semua pakaian yang ia kenakan gratis atau dibeli dari Shein, toko daring yang dikenal menjual pakaian murah.

“Beberapa di antaranya tidak berkualitas bagus, tetapi selalu ada dua potong atau lebih yang benar-benar cocok, dan saya memakainya setiap hari,” katanya sambil tertawa.

“Saya masih benar-benar membeli satu, gratis satu di Uber Eats,” sambungnya.

Saat ini, Guo adalah pendiri dan CEO Passes, platform komunitas digital untuk kreator konten.

Dalam wawancara yang sama, Guo menyebut kutipan yang ia baca pagi itu mencerminkan pandangannya: “Ini seperti, berpura-pura bangkrut, tetaplah kaya.”

 

Guo menilai banyak orang kaya merasa perlu menunjukkan status mereka lewat gaya hidup. Tapi menurutnya, hal itu lebih banyak dilakukan oleh jutawan, bukan miliarder.

“Mereka yang Anda lihat biasanya menghabiskan uang untuk pakaian desainer, mobil bagus, dan sebagainya, secara teknis mereka berada di kisaran jutawan,” ujarnya.

Menurut Guo, orang-orang seperti itu merasa perlu tampil mencolok karena lingkungan mereka juga kaya.

“Semua teman mereka adalah multijutawan atau miliarder, dan mereka merasa sedikit tidak aman, jadi mereka merasa perlu tampil mencolok untuk menunjukkan kepada orang lain, ‘Lihat, saya sukses,’” sebut Guo.

“Saya tidak pamer kepada siapa pun, kan?” sambungnya.

 

Saat bertemu dengan Fortune, Guo tampil kasual tanpa riasan dan mengenakan pakaian sederhana. Ia mengaku sempat tergoda mengikuti tren busana mahal saat baru mulai sukses.

“Saya rasa ini adalah sesuatu yang saya alami sendiri, dan saya rasa banyak orang mengalaminya saat Anda berada di tengah-tengah antara Anda sukses, tetapi tidak sesukses yang Anda inginkan.”

Menurut Guo, alasan banyak miliarder memilih mengenakan kaus oblong, jins, dan hoodie, justru karena mereka tidak lagi merasa perlu membuktikan apa pun.

“Mereka tidak perlu mengenakan setelan jas 24/7 karena mereka sudah selesai membuktikan diri kepada seluruh dunia. Seluruh dunia hanya menjilat mereka,” ujarnya.

“Saya pikir itulah yang saya rasakan, saat saya sudah melewati rintangan itu. Saya tidak perlu membuktikan diri kepada siapa pun.”

“Tidak seorang pun akan melihat saya dan menunjuk saya seperti, ‘Ha ha, dia sangat bangkrut’ saat saya datang dengan Honda Civic karena apa pun, itu tidak penting.”

 

Hemat Bukan Sekadar Gaya

Guo bukan satu-satunya orang kaya yang memilih hidup hemat. Sejumlah tokoh dunia seperti Warren Buffett dan Keke Palmer juga mengaku menjalani kehidupan sederhana, meski memiliki kekayaan luar biasa. Buffett bahkan menyebut dirinya “pelit.”

Namun Guo merasa dirinya lebih dari sekadar hemat sebagai pencitraan.

“Saya pikir orang ingin menyesuaikan diri dengan masyarakat. Khususnya di Amerika, saya pikir ada situasi 'Kami membenci miliarder'. Jadi karena itu, orang ingin menunjukkan, 'Lihat, saya bukan miliarder biasa. Saya hemat,’” jelasnya.

Tapi, menurut Guo, niatnya bukan untuk membuat orang merasa dekat dengannya.

“Saya tidak mengatakannya untuk berkata, ‘Biarkan saya menunjukkan kepada dunia bahwa saya tidak seperti miliarder lainnya,” katanya.

“Saya mengakuinya sepenuhnya, saya pernah mengalami pesta belanja saat saya merasa tidak aman, dan saya merasa perlu menunjukkan sesuatu.”

Namun saat ini, ia merasa sudah cukup. “Mengapa saya membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak penting?” ujarnya.

Tag:  #lucy #miliader #perempuan #termuda #yang #masih #naik #honda #civic

KOMENTAR