AS Buka Kemungkinan Tunda Kembali Penerapan Kebijakan Tarif Trump

- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent mengisyaratkan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump terbuka untuk memperpanjang penangguhan kebijakan tarif impor.

Presiden Donald Trump kemungkinan akan kembali melakukan penangguhan kebijakan tarif setelah 9 Juli untuk mitra dagang utama AS, yang menunjukkan iktikad baik dalam negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.

Dalam sidang dengar pendapat di hadapan Komite Anggaran dan Sarana DPR di Washington, Bessent mengungkapkan bahwa AS memiliki 18 mitra dagang penting.

Adapun, pemerintahan Trump dikabarkan sedang berupaya mencapai kesepakatan dengan negara-negara tersebut.

Ia menjelaskan bahwa AS terbuka pada kemungkinan mengundurkan tanggal penerapan kebijakan untuk melanjutkan negosiasi dengan iktikad baik bagi negara-negara dan blok perdagangan seperti Uni Eropa.

“Sangat mungkin. Jika seseorang tidak bernegosiasi, maka kami tidak akan bernegosiasi,” ujar dia, dikutip dari CNBC, Kamis (12/6/2025).

Hingga saat ini, pejabat pemerintahan Trump belum menyatakan bahwa mereka terbuka untuk mencabut kembali penangguhan tarif 90 hari tanpa setidaknya persyaratan perjanjian sebelum penangguhan tersebut berakhir.

canva.com ilustrasi tarif trumpPernyataan Bessent mengindikasikan bahwa pemerintahan Trump mungkin lebih cenderung menggeser batas waktu yang ditetapkan sendiri saat semakin dekat.

Penghentian sementara tarif timbal balik selama 90 hari yang diumumkan Presiden Donald Trump pada tanggal 9 April akan berakhir dalam waktu kurang dari sebulan.

Pejabat Trump telah berulang kali mengatakan bahwa mereka hampir menandatangani kesepakatan perdagangan dengan setengah lusin negara.

Namun sejauh ini, Gedung Putih baru mengumumkan perjanjian perdagangan formal dengan Inggris dan perjanjian kerangka kerja dengan China.

Kesepakatan AS-China diumumkan sebelumnya pada hari Rabu, tetapi rincian lengkap perjanjian tersebut belum jelas.

Tag:  #buka #kemungkinan #tunda #kembali #penerapan #kebijakan #tarif #trump