Harga Bitcoin Diproyeksi Cetak Rekor Baru, Ini Penopangnya
Mata uang kripto paling mahal di dunia.(UNSPLASH/KANCHANARA)
23:44
1 Mei 2025

Harga Bitcoin Diproyeksi Cetak Rekor Baru, Ini Penopangnya

- Arus modal masuk ke aset bitcoin telah menembus angka kurang lebih sebesar 40 miliar dollar AS atau setara Rp 669 triliun sejak peluncuran Bitcoin Spot ETF pada Januari 2024.

Fenomena ini mencerminkan meningkatnya antusiasme pasar terhadap bitcoin yang kian dipandang sebagai pilihan instrumen investasi.

CoinShares dalam laporannya pada pekan keempat April 2025 mencatat arus masuk sebesar 3,4 miliar dollar AS ke produk investasi aset digital. Ini adalah angka terbesar sejak Desember 2024 dan ketiga terbesar sepanjang sejarah.

Ilustrasi bitcoin.UNSPLASH/KANCHANARA Ilustrasi bitcoin.

Dari jumlah tersebut, bitcoin menjadi penerima utama dengan inflow 3,18 miliar dollar AS, disusul ethereum sebesar 183 juta dollar AS. Sementara itu, altcoin seperti Sui dan XRP turut mencatatkan inflow masing-masing 20,7 juta dan 31,6 juta dollar AS.

Tidak hanya dari sisi dana, aktivitas pembelian juga menunjukkan tren akumulasi besar-besaran.

CEO Indodax Oscar Darmawan menyampaikan, pergerakan besar ini menandakan semakin menariknya pasar kripto secara global.

“Kita sedang menyaksikan bagaimana bitcoin kini semakin menjanjikan, sebagai penyimpan nilai jangka panjang oleh institusi besar. Aksi pembelian MicroStrategy dan dana ETF yang masuk menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap fundamental Bitcoin,” jelasnya dalam siaran pers, Kamis (1/5/2025).

Menurut Oscar, arus dana institusional ini juga bisa menjadi acuan penting bagi investor ritel di Indonesia. Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekosistem kripto kini lebih stabil karena didukung oleh regulasi yang terus berkembang dan adopsi yang kian meluas secara
global.

 

Ilustrasi bitcoin.PIXABAY/MICHAELWUENSCH Ilustrasi bitcoin.

Standard Chartered memperkirakan harga bitcoin berpotensi menembus 150.000 dollar AS pada akhir 2025. Bahkan, ATH (all time high) baru diyakini akan tercapai di kuartal kedua tahun ini, seiring meningkatnya permintaan dari ETF dan efek dari halving bitcoin yang telah terjadi pada April 2024.

Perlu dicatat, menurut analis dari Standard Chartered, mayoritas arus masuk ETF saat ini tidak berasal dari investor ritel, melainkan institusi seperti dana pensiun dan perusahaan manajemen aset besar. Hal ini memberi gambaran bahwa permintaan terhadap bitcoin bersifat jangka panjang dan lebih stabil.

Oscar menilai, bila tren ini terus berlanjut, maka ekspektasi harga bitcoin tembus sekitar 100.000 dollar AS bukan lagi sesuatu yang mustahil.

“Bitcoin semakin diakui sebagai emas digital. Bedanya, ia jauh lebih mudah diakses dan didistribusikan lintas negara. Ini merupakan peluang strategis bagi masyarakat Indonesia untuk mulai berpartisipasi dalam aset digital global,” ujar Oscar.

Ia juga menambahkan bahwa fenomena pembelian bitcoin oleh institusi turut berperan dalam lonjakan arus dana ini. Adopsi institusi seperti MicroStrategy juga menunjukkan bahwa strategi Dollar Cost Averaging (DCA) tetap menjadi metode yang digunakan bahkan oleh perusahaan berskala internasional.

Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan risiko yang disiplin dalam dunia keuangan.

Peran regulasi juga menjadi kunci. Oscar mengapresiasi pendekatan proaktif dari pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya dalam membuka ruang legalitas untuk produk ETF kripto, yang pada akhirnya menarik investor global.

Dalam konteks Indonesia, Oscar berharap tren ini dapat menjadi acuan untuk percepatan edukasi masyarakat dan penguatan pemahaman terhadap aset kripto.

"Indodax optimistis bahwa dengan pendekatan yang benar, literasi keuangan digital, dan dukungan regulasi lokal, Indonesia dapat mengambil peran lebih besar dalam arus investasi global ke aset digital," tuturnya.

 

Tag:  #harga #bitcoin #diproyeksi #cetak #rekor #baru #penopangnya

KOMENTAR