



Menakar Dampak Kebijakan AS Terhadap Kondisi Ekonomi Indonesia
– Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak besar pada ekonomi global, terutama bagi negara mitra dagang utama.
Economist KISI Asset Management Arfian Prasetya Aji menyebut, awal bulan ini Trump menginstruksikan tarif impor 25 persen untuk Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10 persen untuk barang dari China. Kebijakan ini berlaku mulai 4 Februari 2025.
Trump menegaskan, tarif ini tetap berlaku hingga keadaan darurat nasional terkait obat fentanil dan imigrasi ilegal ke AS berakhir.
Merespons kebijakan ini, Kanada dan Meksiko berjanji memperketat penegakan hukum di perbatasan.
Trump kemudian menunda tarif untuk kedua negara tersebut setidaknya selama 30 hari ke depan.
“Kebijakan ini memicu ketidakpastian pasar, terlihat dari penguatan signifikan pada Indeks Dolar AS yang sempat mencapai 109,86,” kata Arfian dalam keterangan resmi, Selasa (18/2/2025).
Akibatnya, rupiah sempat terdepresiasi ke level 16.483 sebelum kembali menguat ke 16.371 seiring meredanya tekanan pada Indeks Dolar AS setelah penundaan tarif diumumkan.
Sementara itu, inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS pada Desember 2024 tercatat 2,6 persen secara tahunan, sesuai perkiraan.
Inflasi inti (Core PCE), yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi, tercatat 2,8 persen secara tahunan.
"Menunjukkan bahwa tekanan inflasi di AS masih cukup tinggi," ujar Arfian.
Di sisi lain, inflasi domestik Indonesia pada Januari 2025 mencapai titik terendah dalam 25 tahun, yaitu 0,76 persen secara tahunan.
"Lalu apakah inflasi yang sesungguhnya memang benar serendah ini? Jika dicermati lebih lanjut, inflasi inti masih tumbuh 2,36 persen secara tahunan," ungkapnya.
Inflasi yang sangat rendah ini terutama disebabkan deflasi pada harga yang diatur pemerintah, sebesar 6,41 persen secara tahunan.
“Program diskon tarif listrik berkontribusi besar pada deflasi ini,” jelasnya.
Arfian juga menyoroti peningkatan Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Indonesia yang naik menjadi 51,9 pada Januari 2025, dari sebelumnya 51,2.
Hal ini menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik yang terus berlanjut selama dua bulan berturut-turut, sekaligus laju tercepat sejak Mei 2024.
Pesanan baru terus bertambah, didorong oleh peningkatan permintaan asing. Biaya output juga melandai, mencapai level terendah dalam tiga bulan terakhir.
“Peningkatan PMI ini bisa menjadi katalis positif bagi ekonomi Indonesia, terutama dalam hal produksi dan pembelian bahan baku,” tambahnya.
Dengan meningkatnya aktivitas produksi, diharapkan perekrutan tenaga kerja juga meningkat, sehingga dapat memperbaiki tingkat lapangan pekerjaan di Indonesia.
Tag: #menakar #dampak #kebijakan #terhadap #kondisi #ekonomi #indonesia