Perang Dagang AS-China Dimulai, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat akan menandatangani salah satu perintah eksekutif di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, Selasa (11/2/2025).(GETTY IMAGES NORTH AMERICA/ANDREW HARNIK via AFP)
21:56
15 Februari 2025

Perang Dagang AS-China Dimulai, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

- Sikap Indonesia terhadap perang dagang Amerika Serikat dan China akan menentukan jalan perpolitikan hingga perekonomiannya ke depan.

Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama, mengungkapkan penting untuk menganalisis hubungan AS dan Tiongkok, sembari menelaah kembali bagaimana hubungan Indonesia dengan keduanya.

Hal yang juga krusial adalah menelaah bagaimana Indonesia seharusnya menyikapi Perang Dagang AS-China, tanpa menafikan peluang dan risikonya.

Sebagai catatan, AS telah melantik Donald Trump sebagai presiden pada Januari 2025 lalu. Di bulan selanjutnya, Trump menerapkan tarif tambahan 10 persen terhadap seluruh import dari China.

China lantas bereaksi dengan mematok tarif 10 persen terhadap import minyak dan alat-alat pertanian dari AS. Demikian juga terhadap batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS sebesar 15 persen.

Virdika bilang, perang dagang Amerika Serikat dan China jelas akan berdampak bagi Indonesia, bahkan bagi seantero dunia mengingat seluruh negara telah menjadi sesuatu yang integralm saling bergantung satu sama lain.

Terlebih lagi, AS dan China merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar. Maka dari itu, dampak yang diakibatkan dinamika keduanya merupakan keniscayaan yang tidak bisa dielakkan.

Virdika menilai AS sedang dalam fase penurunan hegemonik, sementara China berada di fase ekspansi.

"Menghadapi ini, Indonesia harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam dinamika konflik antara dua kekuatan ini,” kata Virdika dalam sebuah diskusi di Sekretariat Perhimpunan INTI, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Sabtu (15/2/2025).

Virdika berharap Indonesia bertumpu pada ASEAN alih-alih melipir kepada AS atau China. Hanya dengan demikian, Indonesia punya peluang lebih besar untuk memperkuat kemandirian ekonominya.

"Jika kebijakan yang tepat tidak segera diterapkan dalam 5–7 tahun ke depan, Indonesia sekadar bergantung kepada salah satu kekuatan global (AS atau China)," kata dia.

Masih sulit diprediksi

Sementara itu, Diplomat Madya Kementerian Luar Negeri RI Direktorat Asia Timur, Victor S. Hardjono, menyebut skenario yang akan diambil pemerintah ke depan masih kabur.

"Masih belum bisa mengukur Trump karena sulit diprediksi dan kenyataan sekarang tidak reliable, eksplosif. Sementara, China agak tertutup," bebernya.

Meski begitu, Victor menegaskan bahwa Indonesia harus merefleksikan sekaligus merumuskan kembali kepentingannya. Apa pun kepentingannya, kata dia, Indonesia harus melaju ke depan jika ingin mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Indonesia harus terus produktif dan pertumbuhan ekonomi harus jalan," ungkap Victor.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Muhammad Fatahillah, berujar Trump yang merupakan pebisnis memproyeksikan untung-rugi bagi AS.

Fatahillah bilang, Trump begitu ambisius, bersikap materialitis, pragmatis, sekaligus narsis, sehingga tak ayal bila ingin mendominasi dunia.

"Ketika neraca perdagangan AS selalu mengalami kerugian dan kalah dari China, Trump mengenakan tarif kepada Tiongkok dan membentuk sentimen negatif terhadap negara tersebut,” tuturnya.

Sikap Trump ini juga berdasarkan fakta pada perang dagang yang pernah terjadi di pemerintahan Trump periode 2017-2021. Sementara itu, China juga tidak mau kalah dengan membalasnya melalui pengenaan tarif juga.

Dalam menghadapi perang dagang AS-China kali ini, Fatahillah berharap Indonesia bisa belajar dari pengalaman ketika menghadapi perang dagang sebelumnya.

"Saat ini Indonesia mesti mempertimbangkan posisi dan peran di tataran global, proyeksikan dampaknya, harus memikirkan kesiapan kebijakan di dalam negeri, khususnya investasi dan relokasi industri ke Asia Tenggara. Juga, cermati kemampuan diplomasi ekonomi Indomesia karena ini lebih dari sekadar perang tarif,” terangnya.

Tag:  #perang #dagang #china #dimulai #dampaknya #bagi #indonesia

KOMENTAR