Dari Limbah Jadi Energi: JHL Group Olah Kelapa Tanpa Sisa di Halmahera dan Manado
Jerry Hermawan Lo menunjukkan kelapa yang akan diolah di pabriknya. (Dewacoco)
11:54
17 September 2024

Dari Limbah Jadi Energi: JHL Group Olah Kelapa Tanpa Sisa di Halmahera dan Manado

 – JHL Group merambah industri agribisnis di Indonesia. Perusahaan yang didirikan oleh Jerry Hermawan Lo itu, kini mengoperasikan dua pabrik pengolahan kelapa di Desa Goal, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, dan di Manado, Sulawesi Utara.

JHL Group juga berencana mendirikan pabrik tambahan di Kalimantan. Saat ini dalam proses pengembangan, serta menjajaki pembangunan pabrik di Kepulauan Riau.

Pabrik milik Jerry Hermawan Lo itu mengolah kelapa yang dibeli dari petani menjadi produk dengan nilai tambah tinggi. "Kalau dulu kelapa Indonesia diekspor dalam bentuk utuh (kelapa bulat), sekarang dengan pabrik ini, kami bisa olah dulu sebelum diekspor.Ini yang dinamakan hilirisasi kelapa," kata Jerry Hermawan Lo.

Sebelumnya, petani kelapa di Halmahera menjual kelapa dalam bentuk utuh atau kopra. Sabut kelapa seringkali menjadi limbah yang dibakar, yang tidak ramah lingkungan dan bisa mengganggu kesehatan masyarakat. Di pabriknya, limbah sabut kelapa diolah menjadi bahan bakar terbarukan.

"Dewacoco jadi perusahaan satu-satunya di dunia penghasil bahan bakar biomassa dari limbah sabut kelapa," klaim Jerry.

Lebih lanjut dia menjelaskan, petani dapat menjual kelapa mereka ke pabrik pengolahan dengan harga yang mengacu pada pasar dunia. Pabrik ini telah mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan—mayoritas putra-putri daerah—dan bekerja sama dengan sekitar 5.000 petani kelapa. "Di sini berkomitmen untuk menyejahterakan para petani kelapa dan putra-putri daerah," kata Jerry.

Pabrik Dewacoco di Halmahera saat ini mampu mengolah sekitar 100 ribu butir kelapa per hari, dengan target meningkat menjadi 250 ribu butir per hari pada 2025. Sementara itu, pabrik di Manado mengolah 150 ribu butir kelapa per hari dan berupaya mencapai 500 ribu butir per hari tahun depan.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya terus memberikan pendampingan, penyuluhan, dan pelatihan kepada petani dalam menanam dan merawat pohon kelapa secara benar. "Jika biasanya satu pohon kelapa menghasilkan sekitar 40 butir per tahun, dengan penanganan yang benar, satu pohon kelapa bisa menghasilkan 120 butir per tahun. Artinya ada peningkatan 3 kali lipat," tutur Jerry.

Selain memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat, Dewacoco juga bercita-cita mendorong energi berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran lingkungan. Jerry menjelaskan bahwa proses pengolahan kelapa di tempatnya dilakukan secara menyeluruh tanpa menyisakan sampah. Sabut kelapa diolah menjadi briket untuk bahan bakar biomassa, tempurung kelapa dijadikan arang (charcoal), dan kulit kelapa diolah menjadi coconut paring oil.

Daging kelapa dipisahkan dari ari, yang kemudian diproses menjadi Crude Coconut Oil (CCO). Setelah ari kelapa diubah menjadi CCO, dagingnya dikeringkan untuk menjadi desiccated coconut dan tepung kelapa. Desiccated coconut ini didistribusikan sebagai bahan pangan dan juga dapat digunakan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO).

Jerry juga memiliki keinginan kuat untuk menyekolahkan anak-anak petani kelapa di sekitar pabrik hingga jenjang sarjana. "Saya punya cita-cita akan mencetak 1.000 sarjana pertanian dalam waktu 5 tahun. Saya yakin itu akan tercapai," kata pengusaha enerjik berusia 69 tahun itu.

Editor: Dhimas Ginanjar

Tag:  #dari #limbah #jadi #energi #group #olah #kelapa #tanpa #sisa #halmahera #manado

KOMENTAR